Dua Belas : Awal Skandal

362 45 1
                                    




























Yoyo : Udah liat pengumuman hasil oprec?

Tiara memanyunkan bibir. Gak berniat membalas karena dia tahu. Dia tak bisa berharap dan sudah dipastikan positif gagal.

Cewek itu dalam diam menyusuri lorong fakultas bahasa. Mencara kelasnya diantara kerumunan orang yang ramai-ramai mojok didepan kelas karena belum ada dosen yang masuk.

"Tiaraaaa."

Tiara yang baru memasuki kelas terkejut. Dia menatap Bobby yang tadi memanggilnya dengan heboh. Temennya yang satu ini gak bisa sehari aja kalem, Tiara kan jadi heran.

"Kita lolos UKM seni bareng Ra. Anjaay gue gak sabar mau liatin kemampuan gitar gue."

Tiara gak sepenuhnya fokus sama cerita Bobby dan obsesinya yang pengen masuk divisi musik. Dia terpaku sama kalimat pertama yang cowok itu katakan.

Lolos UKM seni?

Masa iya?

Yang oprec kemarin kan Valen

Masa iya dia lolos?

Kalo ternyata Bobby bohong gimana?

Padahal Tiara udah mulai mengikhlaskan loh. Butuh 3 hari buat lupain kejadian itu.

Ini dia beneran gak dikerjain kan?

"Nah terus yah Ra gue udah bayangin kalo.. Eh Ra lo mau kemana woyy jangan cabut dulu gue belum kelar cerita."






Gedung serbaguna yang biasa dipake buat markas berbagai jenis UKM itu letaknya diantara areal fakultas teknik sama fisip. Lumayan jauh dari kelasnya Tiara. Tapi Tiara gak boleh ngeluh. Dia masih penasaran sama omongan yang sampein Bobby tadi dikelas. Dia lulus? gak nyangka Valen yang nyebelinnya udah kayak primata itu lulusin dia, padahal Tiara udah gak terlalu berharap.

Sampai didepan ruang UKM seni Tiara berhenti. Matanya serius menatap selembaran yang ditempel di mading depan ruang itu. Pengumuman seleksi UKM-nya. Senyumnya mengembang begitu saja melihat namanya berada di deret 72 dengan keterangan lulus. Cowok tengil itu bener-bener ngelulusin dia woyy. Ingetin Tiara buat bilang maaf karena udah nuduh dia jahat selama ini.

"Yes!" Tiara memekik selanjutnya melompat-lompat dengan tangan meninju udara. Gak peduli sama situasi gedung yang lagi rame-ramenya.

"Ngapain lo?"

Gedebukk

"Awww."

Tiara mengaduh. Ia memegang tumitnya yang terasa sakit gara-gara terjatuh. Tiara sudah mengangkat kepala bersiap mau memarahi siapa aja yang udah bikin dia kaget sampe jatoh begini. Enak aja dikira ubin gedung ini dibuat pake kapas kali.

"Lo ngapain?"

Dan Tiara bungkam melihat Valen sudah berjongkok mensejajarkan diri dengannya. Yaudah deh gak jadi ngomelin. Tiara sih pengen sebenernya marah cuma karena dia ngerasa masih berhutang makasih dan maaf soal oprec kemarin dia mau coba berdamai. Siapa tau kan ternyata Valen gak senyebelin yang dia fikirin.

"Hei gue nanya. Lo ngapain?"

"Hah? Apa? Kenapa?"

"Ck"

Valen mendecih, merasa percuma ngomong sama manusia yang daya serapnya masih berkisar dipentium itu.

"Lo ngapain loncat-loncat tadi? Terus kenapa sekarang malah duduk-duduk kayak gembel gini?"

Tiara menunduk, mengembungkan pipi melihat kedua kakinya yang sulit digerakan.

Gembel katanya? Tolong diinget siapa yang udah bikin dia jatoh sampe gak bisa gerakin kakinya.

"Oy desember. Lo denger gue gak sih?"

"Hiks hiks sakit."

Akhirnya pertahanan gadis itu runtuh. Masa bodo sama respon Valen yang jelas kakinya sakit sekarang. Dia bingung gimana mau kekelas nanti. Gak usah muluk-muluk deh minimal gimana caranya supaya dia gak disini duduk kayak fakir lagi minta makanan, masa iya harus ngesot?

"Ck."

Tiara berjengit saat tangan Valen meyusup diantara lipatan lutut dan punggungnya. Tanpa aba-aba mengangkat Tiara membuat gadis itu refleks melingkarkan tangannya ke leher Valen agar tak terjatuh (lagi).

Valen gendong dia woyy, gendong didepan loh yah kayak pasangan abis married. Gila!! Apa kabar hatinya kalo kayak gini.

"Eung... kak Alen?"

"Apa?"

"Kok kakak gendong aku?"

"Oh lo mau gue jatohin ditempat tadi?" Valen berujar santai gak peduli sama Tiara yang semakin mengeratkan pelukan takut bener-bener dijatohin lagi.

"Jangan kak. Sakit."

Valen menipiskan bibir, agak kasihan melihat Tiara udah mengkerut kecil ketakutan.

"Yaudah nih bantuin gue ngebuka kunci pintunya."

Tiara mengangguk, menurut saja saat tangan Valen yang berada dibawah lipatan lututnya itu memanjang. Memperlihatkan kunci dengan bandul CJ7 yang kemudian disambut oleh Tiara. Walau agak repot akhirnya pintu ruang UKM terbuka juga.














Tak jauh dari sana ada Krystal yang datang dengan dua paper bag berisi makanan yang niatnya akan dia berikan pada Valen. Langkahnya tertahan, ia menyaksikan semuanya. Mulai dari Valen yang berjongkok sampai menggendong gadis yang sama yang Valen wawancarai tempo hari. Gadis dengan tittle bidadari itu menyendu kemudian berbalik pergi setelah membuang paper bag-nya ke tempat sampah terdekat.

Alennya memang telah berubah.










DRAMA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang