Dua Puluh Dua : Lainnya

292 35 4
                                    
















Tiara liatin titik hujan dikaca jendela, setengah melamum dan setengah gila. Menurut Jebi sih Tiara udah gila. Tuh cewek kadang liatin hujannya serius banget tapi kadang dia juga merengek kecil tanpa sebab. Gak salah kan kalau Jebi nganggep Tiara lagi gak sehat?

Gak sehat Jiwanya

"Kak ."

Jebi menoleh, cuekkin TV yang lagi nayangin mike wazowski sama sullivan lagi adu argumen. Sekarang cowok itu fokus ke Tiara sepenuhnya, padahal Tiaranya masih menghayati liatin hujan.

"Lo pernah kejebak friendzone gak?"

Jebi terdiam, merapatkan bibir gak bicara apapun sama sekali.

"Kalau tiba-tiba temen yang selalu ada buat lo bilang gak bisa jauh dari lo itu artinya apa?"

"Lo gak pura-pura gak peka kan?"

Tiara tetap diam, tangannya iseng mulai gambar-gambar absrtrak dijendela yang udah ketutupan embun hujan.

"Friendzone itu gimana?" Dengan suara lemas terkesan ragu Tiara bertanya. Pandangannya masih kearah hujan diluar sana, tapi kupingnya udah siaga dengerin jawaban dari Jebi.

"Lo sayang, pengen ngelakuin apapun buat dia bahagia tapi lo sadar lo gak bisa dampingin dia, bahkan buat kasih tau lo suka dia pun rasanya sulit."

Tiara tertegun, dia memindahkan atensi, merubah fokus sepenuhnya sama Jebi.

"Kenapa sulit?"

"Sahabat yang terjebak cinta. Kedengarannya indah, tapi resikonya Ra. Kalau kalian putus lo gak cuma kehilangan pacar, tapi juga sahabat."

"Terus harus gimana?"

"Lo kejebak friendzone ama siapa?"

"Hah?"

"Bukan ama gue kan? Tipe gue bukan lo soalnya."

"Dih, amit-amit." Tiara mutar matanya, jengah sama jawaban Jebi yang sok kegantengan.

"Halah." Jebi bangun dari sofa, ngedeketin Tiara duduk deket jendela tanpa matiin TV terlebih dahulu. "Eh Ra, menurut lo dua orang yang punya tuhan berbeda bakal bisa bersatu engga?"

Tiara geleng kepala, gak jelas antara mau jawab gak bisa atau emang gak tahu. Dia mandangin Jebi, curiga jangan-jangan temennya ini ngalamin cinta beda agama kayak di TV- TV.

"Lo gak ke gereja? Katanya jadi panitia buat paskah."

Cowok bernama lengkap Immanuel Justin Bramantyo itu berkata 'oh' pelan kayak baru inget sesuatu kemudian meraih kunci motornya diatas meja.

"Jangan acak-acakkin rumah gue selama gue pergi."

Setelah itu Jebi pergi ninggalin Tiara yang balik lagi perhatiin hujan dari jendela.

Punya temen yang rumahnya berhadapan gini ternyata enak juga. Lumayan dia bisa numpang galau sementara.






 Lumayan dia bisa numpang galau sementara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DRAMA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang