Lima Belas : Satu Meja

367 49 7
                                    





























Ruang 304 gedung K adalah kelas pertama Krystal hari ini. Cewek itu berjalan lesu, masih memikirkan Valen yang belum bisa dia hubungi sampai saat ini. Dia udah beberapa kali telepon Valen dari semalem tapi ponsel cowok itu gak aktif sama sekali. Saking frustasinya dia sampai spam Kaisar buat nyuruh Valen aktifin hapenya tapi percuma, Valen belum kasih kabar apapun padanya.

"Alen." Rengek cewek itu. Ia mengerucutkan bibir kemudian menjatuhkan kepalanya diantara lipatan tangan.

"Kamu dimana sih?"

"Didepan kamu."

"Eh?"

Krystal buru-buru mengankat kepala, memastikan pendengarannya tidak salah mengenali suara. Ada rasa lega saat melihat Valen duduk dibangku depan mejanya, tersenyum canggung sampai salah satu lesung pipinya muncul.

Krystal bengong beberapa saat, dia masih gak percaya Valen yang dia cari-cari kemarin nyatanya malah muncul segampang ini, di depan dia lagi.

"Hape aku eror gara-gara ada yang nelponin aku kayak orang gila kemarin."

Krystal merengut lagi, faham bahwa Valen sedang menyindir dirinya yang kemarin telepon Valen gila-gilaan. Cewek itu lantas menegakan badan, memasang pose andalan dengan melipat tangan didepan dada.

"Abis kamu tiba-tiba nyuruh kaisar kayak gitu. Yah aku kaget lah, gak mau kamu salah faham."

Usapan lembut dikepala Krystal membuat gadis itu diam, hatinya melambung hanya dengan sentuhan ringan dari tangan seorang Valen.

"Kamu juga sih kenapa selingkuh."

"Aku gak selingkuh yah."

"Yaudah, mau jelasin cowok itu siapa?"

Krystal mengangguk tanpa ragu. Ia tersenyum, bahagia karena Valen tak menaruh kecurigaan apapun, tak menuduhnya sembarangan seperti cowok-cowok lain yang dia kenal.

 Ia tersenyum, bahagia karena Valen tak menaruh kecurigaan apapun, tak menuduhnya sembarangan seperti cowok-cowok lain yang dia kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu meja, enam bangku, dan empat penghuni. Meski terisi tetap saja tempat itu sepi, setidaknya itu yang difikirkan Valen. Matanya diam-diam melirik Kaisar, cowok itu lagi sibuk makan tanpa keluarin suara apapun. Ini aneh, yang Valen tau Kaisar itu cuma kalem bukan pendiem kayak gini.

"Yang?"

Valen menengok kesamping, memberikan atensi pada Krystal yang terlihat menyimpan banyak sekali pertanyaan.

Ternyata bukan cuma dirinya, Krystal juga merasakan keanehan antara Kaisar dan Kiandra yang hari ini kelihatan lebih diam dari biasanya.

"Gapapa. Mereka gapapa."

Krystal mengangguk patuh, kembali menghabiskan chicken teriyakinya dan tak bertanya apa-apa lagi.

Kantin itu mendadak ramai ketika segerombolan manusia tiba. Ada lima orang disana dan dua diantaranya Valen kenali.

"Duduk disini aja sih gak usah ketengah." Gadis berkulit putih itu merengek. Ia menarik lengan kaus yang dipakai Bobby secara brutal.

"Ditengah aja lah Ra, biar gue leluasa cari cewek cantik."

Tiara, cewek yang udah tiga hari gak masuk kuliah gara-gara kakinya kseleo itu memberengut kesal. Ia pasrah saja saat Bobby menarik menjauh, mencari meja dan kursi yang kosong mengingat kantin saat jam segini biasanya penuh.

"Loh kalian mau kemana?"

Tanpa diduga tiga teman kelas yang bersama mereka memisahkan diri. Pamit karena ingin bergabung dengan temannya dari jurusan lain. Tiara makin kesal, dalam hati sudah memaki ketiga temannya yang memilih pergi, padahal kan mereka sudah janjian makan bareng sejak dikelas tadi.

Dasar pengkhianat

Gak mau makin kesal cewek itu lebih memilih bungkam, menurut saja saat Bobby sudah menariknya kesana kemari hanya demi dua buah bangku kosong untuk mereka duduki.

"Eh kalian, sini."

Kedua orang itu menoleh, melihat Kaisar mengangkat tangan memberi isyarat ajakan untuk bergabung bersama mereka. Bobby dengan senang hati menyanggupi tapi tidak dengan gadis pincang disampingnya yang merengek tak ingin pergi.

"Ayo Ra, kursi kosong tuh sama para kakak tingkat populer."

Tiara menggeleng lagi. Makin merengek membuat Bobby mau tak mau menarik gadis itu paksa membuatnya memekik dan menabok lengan Bobby berkali-kali.

"Berdua aja?" Kiandra yang mulai bertanya sama kedua orang ini. Bobby langsung antusias jawab, menjelaskan bahwa mereka yang awalnya berlima tapi tiga lainnya pergi.

Tiara disampingnya yang mendengar ocehan Bobby mendengus, memaki Bobby yang semangat menjawab ketika ditanyai cewek cantik.

"Dasar alligator darat."

Mendengar itu Bobby langsung memicing, melempar pandangan sinis pada Tiara.

"Ratu ular diem aja gak usah komen." Balas cowok itu gak mau kalah.

Kemudian Tiara mendecih lagi. Bibir tipis itu bergerak, mengeluarkan jawaban khas seorang Tiara Danila.

"Sorry gue malaikat."

Bobby memutar mata jengah, Kaisar dan Kiandra terkekeh ringan menahan tawa. Dua orang ini, Tiara dan Bobby memang mudah sekali mengubah suasana.

"Malaikat maut lo mah."

Meja itu mendadak sepi lagi, mengalihkan atensi pada Valen secara kompak.

"Apa?" Tanya Valen merasa tak nyaman ditatap satu meja begini. "Apasih pada liatin gue?" Kini nadanya agak berubah.

"Lo ngatain gue?"

Valen mengangguk saja menanggapi pertanyaan Tiara. "Muka lo serem, cocok jadi malaikat maut." Jawabnya santai, tak peduli pada Tiara yang sudah misuh-misuh ingin melempar sendoknya.

"Kenapa kalian jadi berantem sih?" Kiandra yang udah lelah liat keributan mereka tiap ketemu akhirnya melerai. Ia juga melirik Krystal, ingin tau bagaimana reaksinya saat melihat pacarnya beradu argumen begini dengan cewek lain. Diam-diam cewek itu merutuk, menyadari wajah Krystal yang menyendu dan tetap fokus pada makanannya tak mau ikut bergabung ucapan.

Merasa dilerai dengan tidak langsung, Tiara memanyunkan bibir kesal tak bisa membalas omongan seniornya sedangkan Valen, cowok itu melanjutkan makan meski sebenarnya sudah tak bernafsu.

"Sabtu nanti kalian harus dateng. First gathering UKM seni." Kaisar sudah selesai dengan makanannya.

Tiara sama Bobby saling berpandangan sesaat memberi kode lewat mata.

"Yuhuuuu. Akhirnya latihan juga."

Dan sekarang berubah rame lagi. Heran, padahal tadi baru aja meja ini sepi tapi dalam sedetik bisa berubah rusuh gak karuan. Mereka saling melolong tak jelas setelah melempar high five.

"First gathering Bob."

Kiandra, Valen sama Kaisar tersenyum melihat bagaimana bahagianya kedua adik tingkatnya itu. Beda dengan Krystal yang diam-diam merasa menyesal kenapa dulu memilih UKM yang berbeda dengan kekasihnya.

Gak, dia gak boleh curiga.

DRAMA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang