Sembilan : Cinta dan Rahasia

276 33 0
                                    

































































"Dek, bukain pintu."

Suasana kediaman Tiara yang awalnya tenang berubah ketika si sulung berteriak, memanggil Tiara di lantai atas buat bukain pintu. Padahal Suho kamarnya dilantai bawah, tapi malah nyuruh penghuni atas cuma buat bukain pintu.

Dari sini kita bisa tebak seberapa pemalasnya si sulung ini.

Tiara mendecak, melepas earphone ditelinga yang lagi muterin lagu cinta dan rahasia. Lagu yang sering Tiara sebut lagu munafik.

Cewek itu jalan kebawah, masih dengan bye-bye fever di keningnya.

Iya guys, alasan Tiara absen dari acara gugus karena dia lagi meriang efek makan samyang basi bareng Jebi semalem. Anehnya, cuma dia yang sakit. Jebinya mah bugar-bugar aja bikin Tiara curiga kalau dia diracuni karena yang bertugas masak samyang semalam emang sianak pastor itu.

Pintu kayu itu dia buka, kepalanya melongo begitu saja.

"Tiara."

Tiara terpental, terkejut sampai refleks mundur. Cewek itu memegangi dadanya, beristigfar sebisanya.

"Loh, kamu gak apa-apa dek?"

Sosok itu mendekat, memegang lengan Tiara yang kelihatan hampir limbung.

"Kak Leon kok ada disini?"

Leon menyunggingkan senyum biasa tapi Tiara bisa liat lesung pipi cowok itu bikin jantung Tiara dag dig dug gak biasa.

Aduh ganteng.

Padahal semalem dia masih deg-degan efek dianterin pulang. Ini malah diserang lagi. Dia kira jantungnya Tiara samsak tinju apa yang tiap di gebuk ada bunyi 'buk'nya.

"Anak-anak bilang kamu sakit dek. Jadi kakak jenguk aja."

Baper dah gue ini mah baper

"Tapi kan kak Leon lagi nonton."

"Abis nonton kok ini."

Tiara mengangguk canggung, ia mundur mempersilahkan Leon buat masuk. Cewek itu menggiring Leon ke ruang tamu sementara dia kedapur siapin minum.

"Ngapain dek."

Sikulit putih itu menoleh, melihat sikakak masuk kedapur mengambil gelas dan mengisinya di dispenser.

"Bikin minum kak."

"Kamu bukannya demam? Ko minun es sih?"

Shalsa mendekat, mulai berpose seperti seorang mama yang lagi memarahi anaknya.

Tiara cengengesan saja

"Bukan buat aku kak. Buat kak Leon."

"Leon?"

Tiara menaruh gelas dalam nampan kemudian mulai dia angkat buat dibawa kedepan.

"Oh iya belum Ara kenalin yah? Kak Leon pembimbing gugus Ara kak. Sini deh Ara kenalin."

Shalsa diam saja tapi tetap mengikuti Tiara keruang tamu. Tepat di sofa panjang dia melihat cowok tinggi dengan lesung pipi manis sedang memainkan hape.

"Kak Leon, diminum kak."

Cowok itu menjauhkan hape, mengangkat kepala kemudian mengangguk singkat kearah Tiara.

"Sok keren."

Itu bukan Tiara, meskipun dia suka mengumpat tapi jelas bukan Tiara yang mengeluarkan umpatan itu. Dia menoleh kebelakang, kearah kakaknya yang lagi natap Leon jengkel

DRAMA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang