Dua Puluh Sembilan : Pengakuan

308 38 6
                                    


























"Eh kalian udah denger belum sih? Krystal katanya jadian sama Bryan."

"Bryan yang mana?"

"Ituloh yang orang tuanya donatur terbesar buat kampus ini."

"Oh iya? Wah setelah Valen yang most wanted, sekarang incerannya yang tajir-tajir."

"Wajar sih dia kan cantik banget, model lagi."

"Enak banget yah dapetannya yang bagus-bagus."

"Bryan juga katanya ganteng."

"Terus terus itu Valen gimana yah?"

"Valen ama Yuju anjir."

"Oh iya? Ko bisa gitu yah?"

"Gue mikir dia bakal sama Tiara, you knows lah."

Brakk

Valen menendang meja, ngasih isyarat tak berkata bahwa dia gak suka dibicarakan. Silahkan kalau mau ngomongin dia, tapi jangan didepan dia juga kayak gini. Masalahnya mereka emang bisik-bisik tapi tetap aja kedengeran sama Valen. Kalau bego tuh jangan dipelihara kenapa, ngapain ngomongin orang yang lagi ada didepan mereka.

Valen sih gak masalah kalau ada yang bahas Krystal toh dia udah biasa aja, tapi ini bahas yang lain, bahas dia, bahas Yuju juga. Apa coba manfaatnya?

Dia duduk di bangku deket studio musik ngeliatin 4 cewek yang lagi ngobrolin dia dengan tatapan lurus, tajam dan menusuk bikin keempat cewek itu langsung gelagapan pergi dari sekret seni. Cowok itu hela nafas, lelah banget. Ini nih yang paling gak enak kalau udah punya popularitas dikampus, apa aja yang dia lakuin pasti bakal jadi omongan. Gak ada privasi buat dia sama sekali.

"Tiaraaaaaaa."

Seorang cewek masuk ke dalam sekret sambil memanggil nama Tiara. Dia langsung bungkam, berdiri canggung ketika malah menemukan Valen duduk didalam sana.

"Kak Valen liat Tiara?" Yasmin cewek itu, dia bertanya takut-takut soalnya udah ngerasa gak enak sama hawa yang Valen keluarin. Angker.

Valen yang ditanya gak jawab apa-apa, dia sibuk mindai seluruh isi ruangan dan menemukan Tiara tidur di atas tikar tempat biasa rapat UKM. Dengan dagunya dia memberi tahu Yasmin.

"Disana."

Yasmin mengangguk, tanpa banyak bicara langsung menghampiri Tiara. Membangunkan cewek itu buat langsung diajakkin ngobrol.

Diam-diam Valen merhatiin mereka mulai dari Yasmin yang bangunin Tiara sampai hal apa yang mereka bicarain.

"Ah tau ah pusing." Tiara nyender, ogah-ogahan balesin Yasmin, antara males dan efek masih ngantuk.

"Tiara."

"Bodo ah, gugus kita kenapa banyak yang cinlok begini sih. Juna sama Rossi, Rena sama Alif, terus lo sama Yoyo."

"Dan Tiara sama Bobby." Balas Yasmin santai

Tiara ngumpat pelan, dia nengok sekeliling mastiin gak ada yang dengar obrolan dia. Tapi kemudian merutuk pas liat keberadaan Valen gak jauh dari mereka.

Mampus ada Valen, kira-kira dia denger gak yah?

"Tiara, buat yang terakhir kali. Bantuin yah." Yasmin udah goyang-goyangin badan Tiara. Minta Tiara buat bantuin dia ketemu Jebi buat terakhir kali.

"Nanti dateng aja kerumah gue, gue bakal nyuruh kak Jebi dateng juga."

Yasmin senyum, setengah nyengir kemudin nyium pipinya Tiara dan berlanjut pergi dari sekret seni.

"Duluan kak." Pamitnya sama Valen pas dia ngelewatin cowok itu.

Sepeninggal Valen sekret jadi sepi, maklum lah cuma ada Tiara sama Valen di dalam sana. Tiara udah beresin barangnya, tinggal nunggu laptopnya mati terus abis itu pulang sedangkan Valen masih mainin hape, gabut mau ngapain.

Dan begitu saja, tiba-tiba Valen bangkit, duduk sejajar bareng tiara di karpet anyaman itu.

"Kak Alen ngapain disini?" Tiara nanya, agak kaku soalnya cuma ada mereka berdua doang.

"Iseng Ra, gue duduk sendirian aja disana."

Tiara juga sendirian duduk dikarpet tapi biasa aja tuh.

Eh

Bentar

Valen kan sendirian, terus dia nyamperin Tiara yang sendirian.

Sendirian tambah sendirian jadinya berduaan.

Lah?

Dia berduaan dong sama Valen?

"Kak Alen."

"Hmmm"

"Minggiran sana gak enak."

Tiara agak dorong Valen, masalahnya Valen ini duduknya agak dempet sama dia. Kan Tiara jadi takut.

Takut gagal move on inimah.

"Kenapa sih biasa aja kali." Bales Valen cuek, ngeluarin hapenya terus bales beberapa chat dari sana.

"Eh Ra."

"Apa."

Mukanya Valen masih tetep mantengin hape, nadanya juga biasa aja, tapi pertanyaannya itu loh bikin Tiara sesak seketika.

"Lo cinlok sama Bobby?"

Tuh kan

Valen denger obrolannya sama Yasmin tadi.

"E-eh Enggak ko. Ngarang banget."

"Tadi Yasmin bilang gitu."

"Yasmin mah becanda doang kak."

"Owh, kirain."

"Iya hehe."

Ini obrolan canggung banget dah, Tiara gak betah nih kalau kayak gini.

"Tapi ada yang kasih tau gue kalo lo sukanya sama gue."

Deg

Tiara harus bilang apa?













"Gue emang suka sama lo kak."

Valen tersentak, gak nyangka Tiara bakal sejujur ini. Dia ngalihin matanya dari hape terus liatin Tiara yang juga liatin dia, dalem banget.

"Tapi gue telat ngasih tau lo nya." Lanjut cewek itu lagi.

Valen diem, rasanya kayak abis dapet shock terapi, dia beneran blank gak tau mau jawab apa.

"Tapi kak Alen tenang aja, gue lagi mundur perlahan ko ini." Dengan intonasi yang lebih lemah dari biasanya Tiara lanjutin kalimatnya,  sambil senyum. "Makasih udah kasih kesempatan buat gue jujur. Rasanya emang gak enak mendem sesuatu."

Layar dekstop Tiara mati, nunjukkin bahwa laptopnya Tiara udah dalam keadaan shut down total. Cewek itu tanpa suara lipat laptopnya terus masukin komputer portable itu dalam tas laptop. Dia berdiri ngasih isyarat pamit lewat gerakan kepalanya yang sedikit membungkuk.

"Ra."

Tiara gak jadi ngelanjutin langkah karena Valen yang nahan tangannya.

"Mungkin setelah ini lo bakal anggep gue cowok bajingan."

Tiara nunggu kata-kata lanjutan dari Valen dalam diam.




























"Gak tau kenapa, tapi gue seneng tau lo suka sama gue."

Bolehkah Tiara berharap?























DRAMA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang