{8}: Hujan Bersama Jaka

1.9K 465 36
                                    

"Nggak apa-apa harus hujan-hujanan, yang penting bareng kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak apa-apa harus hujan-hujanan, yang penting bareng kamu."


  

―❁―

  

   

 "PULANG bareng, Sa?" Aku―yang baru saja ingin melangkah keluar gerbang―tiba-tiba menoleh saat melihat Jefri yang sudah berdiri di sampingku. Alis kananku langsung tertaut ke atas, bingung. Jefri menarik salah satu sudut bibirnya, tersenyum miring. "Mau hujan. Nggak takut kehujanan? Kan aku bawa mobil."

ㅤT-tunggu.

ㅤAda... yang tampak berbeda saat aku mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Jefri. Sejak kapan dia jadi ber-aku-kamu kayak gini? Aneh sekali.

ㅤKarena tidak ingin membuat suasana canggung, aku berusaha menolaknya sehalus mungkin. "Nggak usah, Jef," balasku, tersenyum tipis. "Gue... gue udah pulang bareng yang lain!" elakku, kontan membuat Jefri sedikit kaget.

ㅤTidak hanya Jefri.

ㅤAku pun ikut kaget setengah mati, kenapa bisa-bisanya kalimat bodoh itu terlontar begitu saja dari mulutku. Di detik selanjutnya, aku langsung merutuk dalam hati. Khansa bodoh. Ngapain juga sok-sokan bilang udah pulang bareng yang lain, sih?! Emangnya lo mau pulang bareng siapa?! Setan dalam diriku seakan tengah berbisik pelan. Lagi, aku merasa bodoh di hadapan laki-laki untuk kedua kalinya setelah Jaka.

ㅤIya juga. Memangnya, aku mau pulang dengan siapa?

ㅤJefri yang penasaran juga mengernyit. "Pulang bareng siapa? Keenan?" Laki-laki itu menengok sebentar ke belakang, menyapu pandangan ke setiap sudut sekolah. Lantas menatapku lagi. "Keenan udah pulang tadi. Sena sama Rein juga udah duluan karena ada latihan nyanyi di studio, perasaan. Jadi...?"

Skak-mat.

ㅤ"Gue... gue pulang bareng...." Kalimatku lantas menggantung begitu otakku tak mampu menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Jefri. Beberapa detik aku terdiam, mataku langsung berbinar tatkala melihat laki-laki asing yang sedang berjalan mendekat ke arahku. Laki-laki bermasker itu. Sudah jelas itu Jaka. "Nah gue pulang bareng dia!" Spontan, telunjukku menunjuk Jaka. Melambaikan tangan, segera menyuruh makhluk itu untuk mendekat. "Jak! Sini!"

ㅤJaka yang cukup bingung melihatku langsung mengernyit, seakan bertanya-tanya. Namun, ia tetap menghampiriku, meskipun sejak barusan Jefri terus memandang Jaka dengan tatapan yang sedikit sinis. Ey- dia lagi jealous?

ㅤ"Apaan, Sa?"

ㅤ"Hari ini pulang bareng jadi, kan?" Aku mengedipkan mataku ke arah Jaka, namun sebisa mungkin menyembunyikannya dari hadapan Jefri agar tidak terlihat sedang bersandiwara. Mulanya, Jaka terlihat kaget. Namun begitu melihat pandanganku, ia langsung paham, segera mengangguk santai atas pertanyaanku. Sebuah senyuman cerah langsung terukir di ujung bibirku. "Nah, Jef, gue udah ada janji sama Jaka. Jadi, gue duluan, ya! See you!"

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang