{27}: Salah Paham

1.5K 341 24
                                    

"Gue pikir, sayang sama seseorang itu sesuatu yang menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pikir, sayang sama seseorang itu sesuatu yang menyenangkan. Tapi nyatanya, justru lebih banyak sakit hati yang gue rasain sekarang."




― ❁ ―



HARI ini hari Sabtu. Dan sesuai janjiku kemarin, hari ini aku akan mengajak Khansa berjalan-jalan―menghabiskan waktu untuk bermalam mingguan bersama. Sejujurnya, aku belum tahu destinasi yang akan kutuju bersama Khansa. Tapi, karena kebetulan aku akan membelikan sesuatu untuknya, jadi aku memutuskan untuk mengajaknya ke mall saja. Meskipun aku tahu, sebenarnya itu cukup membosankan.

ㅤEntah atas dasar apa, tapi aku ingin sekali membelikan suatu barang untuk Khansa. Sudah lama sekali aku berniat memberikannya hadiah seperti ini. Tapi sayang, aku baru bisa mewujudkannya sekarang. Tidak apalah. Setidaknya, jika kami berpisah saat kelulusan nanti, Khansa tetap mengingatku karena pemberian hadiah itu.

ㅤAku melangkah masuk ke suatu toko yang boneka, dan pernak-pernik berbau perempuan. Cukup memalukan―terlebih saat para pelayan toko menatapiku sejak memasuki toko tersebut. Ah, tidak apalah. Demi Khansa ini, rela gue nahan malu begini. Lagian, niatku ini baik, kan?

ㅤ"Halo, selamat sore. Ada yang bisa dibantu?" Seorang pelayan toko datang menghampiri tatkala aku sedang kebingungan mencari barang yang kucari. Aku mendongak, menarik ujung bibirku sekilas. "Cari apa, Mas?"

ㅤ"Hm―music box ada nggak, Mbak?" tanyaku, akhirnya.

ㅤPelayan itu tersenyum, mengangguk. "Di sebelah sini, Mas." Aku segera mengekori langkahnya dari belakang, lantas terhenti di sebuah lemari-lemari yang memajang berbagai macam music box. Akhirnya, aku tidak sia-sia juga datang ke toko ini. "Mau beli buat siapa, Mas? Buat pacarnya, ya?"

ㅤAku sedikit salah tingkah, "Menurut Mbak? Hehehe."

ㅤ"Pasti buat TTM-nya, kan?" Pelayan itu bergurau, membuatku lantas terkekeh kecil. "Ini, ada macam-macam bentuknya, Mas. Mau yang bentuk piano, ballerina, dan masih banyak lagi. Terserah Mas mau beli yang mana. Tapi kalau buat seseorang sih, mungkin yang ballerina bagus. Soalnya perempuan suka yang lucu-lucu gitu."

ㅤAku tampak menimbang-nimbang sebentar, sebelum akhirnya mengangguk, kemudian mengambil satu kotak musik berwarna pink, kemudian membukanya. Tepat saat kotak tersebut terbuka, kotak musik itu berbunyi, memunculkan sebuah miniatur kecil bergambar ballerina yang tampak menari mengikuti alunan musik. Dalam hati, aku berharap, semoga saja Khansa menyukai hadiah tersebut.

ㅤ"Ya udah, saya ambil ini." Aku menyerahkan kotak musik itu pada sang pelayan, tersenyum sekilas. "Jangan lupa dibungkus kado gitu ya, Mbak. Soalnya itu hadiah buat temen saya."

ㅤ"Siap, Mas!"

ㅤTanpa berbicara apa-apa lagi, sang pelayan lantas pergi meninggalkanku yang masih terdiam di antara rak-rak tersebut. Sesekali, mataku mengedar lagi ke arah rak lain. Barangkali ada barang yang cocok lagi untuk Khansa.

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang