{36}: Insiden Yang Terulang

997 280 8
                                    

"Diem-diem jago futsal juga lo ternyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diem-diem jago futsal juga lo ternyata."


―❁―



"JAK, lo main ya," begitu kata Kevin saat tiba-tiba saja ia menghampiriku yang tengah terduduk di tepi lapang, memperhatikan pertandingan futsal antara kelasku dengan kelas lain. Kontan, aku tersentak, ingin protes. Tapi, teman sebangkuku itu segera menggeleng, memberikan baju futsal milik salah satu temanku yang lain. "Si Hadi udah nggak kuat katanya, kakinya cedera gitu. Lo gantiin dia aja sekarang. Nggak ada anak kelas kita lagi yang dateng, soalnya."

ㅤ"Gue nggak begitu jago, Vin," akuku. Bukan. Bukan aku tidak bisa. Hanya saja, aku memang tidak terlalu pandai jika bermain futsal. Karena olahraga favoritku adalah basket. Alasan lain dibalik itu, saat itni kondisiku sedang kurang baik. Itu sebabnya aku hanya datang ke porak sekolahku ini untuk menonton pertandingan saja. "Lagian tadi gue lihat si Angga. Kenapa nggak dia aja coba?"

ㅤ"Angga kan lagi OSIS. Dia sibuk ngurus porak juga, Jak," Kevin tetap berusaha meluluhkanku agar mau ikut pertandingan. "Ayo cepetan, Jak. Mau menang kalah urusan belakangan. Yang penting lo ikut sekarang. Lo ganti baju, habis itu pergantian pemain dimulai. Oke?"

ㅤAku pikir, Kevin hanya main-main. Tapi rupanya tidak. Dengan cepat kilat, aku segera mengganti bajuku di toilet, lantas keluar sudah dengan menggunakan satu pasang baju futsal milik temanku, Angga. Tadinya, Angga akan diikutkan dalam pertandingan ini. Hanya saja, karena dia begitu sibuk dengan kepengurusan OSIS, akhirnya Angga pun memutuskan untuk tidak ikut, kemudian diganti dengan pemain yang lain.

ㅤAku berjalan dengan sedikit gugup. Lebih-lebih saat aku melintas di depan para penonton, yang didominasi oleh perempuan. Mereka bersorak-sorai saat aku melangkah, terutama teman-teman kelasku. Aku menggaruk tengku kikuk. Aku tidak bermaksud untuk tebar pesona atau semacamnya. Tapi menurutku, mereka bersorak-sorai begitu bermaksud untuk memberiku semangat.

"JAKA SEMANGAAAT!"

ㅤ"WAH, JAKA MAIN! SEMANGAT, JAKA!"

ㅤ"KUYAKIN JAKA BISAAAAAAAA!"

ㅤItulah beberapa kalimat yang kudengar saat aku melintas begitu saja. Aku hanya menoleh, mengangguk, lantas membalasnya dengan senyuman tipis. Kemudian, dalam hati aku berdoa sungguh-sungguh. Semoga dengan masuknya gue, semuanya lancar. Aamiin.

ㅤBegitu pertandingan berhenti sebentar, aku pun segera masuk ke lapangan, segera menghampiri Kevin. "Gue jaga sayap kiri ya, Vin," ujarku, diikuti anggukan pelan darinya. Aku segera menuju posisiku, bersiap untuk memulai kembali pertandingan.

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang