{20}: 'Unexpected'

1.5K 381 67
                                    

"Karena gue tahu, gue bukan orang yang ada di pilihan hati lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena gue tahu, gue bukan orang yang ada di pilihan hati lo. Iya, kan?"


― ❁ ―


"NAN, kira-kira ini tempat makannya balikin sekarang nggak, ya?" Aku menyeletuk, seraya menatap kotak makanan berwarna ungu milik Jaka itu di tanganku. Lagi, aku menghela napas untuk kesekian kalinya karena gugup sekaligus takut. Bagaimana bisa aku mengembalikan tempat makan ini sementara hubunganku dengan Jaka saja belum membaik akibat insiden kemarin?

ㅤ"Balikin sekarang aja." Keenan menyetujui ideku. "Sekalian minta maaf, lah. Kali aja sekarang dia udah agak baikan. Maksud gue, mood-nya nggak hancur kayak kemarin. Nggak ada salahnya lo minta maaf lagi. Masalah dimaafin apa nggaknya ya terserah dia. Kan intinya lo udah minta maaf. Iya, kan?"

ㅤ"Tapi, Nan―"

ㅤUcapanku terpotong begitu saja saat Keenan tiba-tiba ia mendorong bahuku hingga terhenti tepat di depan kelas Jaka. Mataku melebar, menatap Keenan yang tengah menampakkan cengiran tak berdosanya di belakangku. Ia tersenyum miring, mengangguk seakan tengah meyakinkanku. "Nggak usah takut," sahutnya setengah berbisik. "Udah ya, gue balik duluan!"

ㅤLalu, Keenan melesat pergi begitu saja saat aku baru saja ingin mencegatnya pergi. Maksudnya, aku ingin Keenan menemaniku untuk meminta maaf pada Jaka. Tapi... ya sudahlah. Mungkin memang Keenan ingin melihatku berjuang sendirian, tanpa ditemani. Baiklah, ini saatnya untuk menyiapkan mental menghadapi sosok Jaka. Semoga dia nggak segalak kemarin.

ㅤDan, tepat saat aku hendak menengok ke dalam kelasnya, tiba-tiba Kevin keluar dari dalam.

ㅤ"Khansa? Lo ngapain?" Kevin heran melihatku yang tiba-tiba saja berdiri di dekat pintu kelas.

ㅤAku tersentak pelan, lantas tersenyum kikuk. "Ngg... itu, Vin―"

ㅤ"Oh, Jaka?" Kevin tersenyum seakan mengerti apa tujuanku datang ke kelasnya sekarang. Aku mengusap tengkukku. "Barusan Jaka keluar, nggak tahu ke mana. Kayaknya sih ke perpustakaan. Coba aja ke sana. Biasanya jam istirahat gini dia sering ke perpus buat―nah, itu Jaka!" Kevin tiba-tiba menunjuk seseorang yang berada di seberan koridor kelasnya. Itu koridor kelas 12, fyi.

ㅤBenar, itu Jaka. Tapi... tapi kenapa dia bareng cewek? Itu siapa lagi?

ㅤ"Itu... bareng siapa, Vin?"

ㅤ"Oh itu...," mata Kevin menyipit sebentar, kemudian beralih menatapku. "Itu Kak Jihan. Tutor Kimianya Jaka. Dia kan lemah banget tuh pelajaran Kimia. Makanya suka minta bantuan ke Kak Jihan. Wajar sih, Kak Jihan kan emang pinter."

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang