"Semakin sering kamu berusaha menghindar dari seseorang, maka akan semakin sering pula kamu dipertemukan dengan seseorang itu."
― ❁ ―
ㅤSUDAH nyaris seminggu aku tidak berkontakan dengan Jaka. Dan selama seminggu itu pula, aku menghabiskan waktuku untuk melakukan hal-hal penting yang berhubungan dengan sekolah. Semenjak kejadian itu, aku menyadari bahwa hidupku harus dipergunakan sebaik mungkin untuk hal-hal yang baik. I mean, tidak selamanya kita harus memikirkan tentang cowok, right?
ㅤSungguh. Aku benar-benar sudah melupakan kejadian beberapa hari yang lalu. Dan sekarang, aku tak berniat mengingatnya lagi. Terlebih lagi jika itu menyangkut Jaka. Well, untuk sekarang, aku hanya ingin menikmati hidupku, bersama teman-teman, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Yup! Today is the day! Liburan sudah tiba!
ㅤIni nih, yang ditunggu-tunggu di kelas 11. Study tour-nya. Ehe!
ㅤ"Nan! Dapet kursi nomor berapa?" Aku menyikut Keenan yang sedang sibuk memainkan ponsel di sebelahku. Kontan, ia menoleh, segera menunjukkan boarding pass-nya ke arahku. Sebuah ekspresi kecewa terukir di wajahku. "Yah, Keenan, kok lo duduknya jauhan sama gue, sih?"
ㅤ"Ya udah, lah. Masih satu pesawat ini, kan," Keenan cengengesan, lantas tersenyum miring. "Lagian emang diacak gitu, Sa, duduknya. Gue aja kedapetan duduk bareng Johnny. Tau, kan? Anak MIPA-5. Nggak tahu deh lo kedapetan bareng siapa."
ㅤDahiku mendadak mengerut, seakan-akan tengah mengingat sesuatu. Oh―sial. Aku baru ingat kalau jadwal pesawatku sama seperti Jaka. Ya, karena total angkatan kami terdiri dari 9 kelas, otomatis jadwal keberangkatan kami berbeda-beda. Dan yah―kelasku berangkat di sesi ke-2, bersamaan dengan kelas MIPA-5 dan 6. Oh, damn. Kelas Jaka.
ㅤArgh. Jaka lagi, Jaka lagi.
ㅤ"Ayo, Sa, udah dipanggil." Keenan tiba-tiba menepuk pundakku, segera bangkit dari kursinya. Dengan gesit, tanganku segera menggendong tas kecil kesayanganku, seraya memutar musik favorit di iPod menggunakan earphone. Benar-benar gaya anak muda sekali, kan?
ㅤMataku sempat mengedar ke berbagai sudut untuk menyari sosok laki-laki bermasker itu. Namun, nihil. Aku tak melihatnya sama sekali hari ini. Tanpa sadar, helaan napas kecewa keluar begitu saja dari mulutku. Keenan melirik, bingung melihat ekspresiku yang mendadak berubah.
ㅤ"Kenapa? Nyari si Jefri?" tanya Keenan, membuat mataku langsung membelalak.
ㅤSebuah pukulan kecil langsung mendarat di lengan Keenan. "Apaan, sih! Siapa juga yang nyariin Jefri," balasku malas, memutar bola mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destination
FanficㅤApa bagian tersulit dalam kehidupan? Bagi Jaka dan Khansa ada satu. ㅤMenentukan tujuan hidup dan hati.