{17}: Malam Bersama Jaka (2)

1.6K 407 64
                                    

"Kapan lagi kita bisa kayak gini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan lagi kita bisa kayak gini?"


― ❁ ―


 

"KUTA?" Aku mengedarkan mataku kesana kemari tatkala Jaka menghentikan langkahnya tepat di pinggir pantai. Kepalanya menoleh, menatapku dengan senyuman tipis. Sementara di sini, aku masih menautkan alis sebelah. "Ya ampun, Jak. Gue kira lo mau ngajak gue ke mana."

ㅤJaka terkekeh pelan, kemudian mensejajarkan langkahnya dengan langkahku. "Gue nggak mau ngajak lo ke tempat yang jauh, ntar nyasar kan repot." Laki-laki itu menarik napasnya panjang sebentar. "Lagian, gue cuman mampu ngajak lo ke sini. Bukan ke restoran mahal, atau mungkin mall mewah."

ㅤSeulas senyuman miring terukir di sudut bibirku. "Nggak apa-apa, Jak. Gue juga nggak begitu tertarik datang ke tempat-tempat begitu," balasku santai. Jaka hanya tersenyum menatapku, kemudian membuang pandangannya lagi ke arah lain. "Tapi, seriusan, lo nggak takut kita kena hukuman karena ke-gap?"

ㅤKulihat, dahi Jaka mengerut. "Emang ada yang berani ngintai kita malem-malem begini?"

ㅤAku menggaruk tengkukku. "Ya... nggak juga, sih." Ada jeda yang cukup lama setelah aku berbicara. "Tapi, siapa tahu aja kita ketemu seseorang yang kita kenal, gitu?"

ㅤJaka lagi-lagi hanya tersenyum, lantas mengacak rambutku dengan asal. Kebiasaan sekali. "Ya udah, nggak usah dipikirin. Di sini kan mau menikmati liburan terakhir kita, Sa. Ngapain kita harus mikirin sesuatu hal yang belum tentu terjadi?"

ㅤKali ini, ucapan Jaka sukses membuat hatiku yang cemas berubah menjadi sedikit tenang. Terlebih lagi saat laki-laki itu memandangku yakin jika semuanya akan baik-baik saja. Aku menghembuskan napas panjang, membalas senyuman itu sekilas.

ㅤMeskipun mungkin Jaka berhasil meyakinkan semuanya, namun nyatanya masih ada satu hal lain yang sejak tadi terus mengganjal hatiku. Mendadak, lengkungan di bibirku menurun. Bagaimana soal Hana―pacar Jaka? Apa... Jaka benar-benar melupakan sosok Hana semenjak liburan ini?

ㅤ"Jaka...," panggilku, memecah keheningan yang sempat menyelimuti kami sesaat.

ㅤYang dipanggil menoleh. "Ya?"

ㅤ"Ngg... itu... Jak, gue―"

ㅤ"Eh, tunggu sebentar, Sa." Tiba-tiba, Jaka memotong perkataanku. Alisku menyatu, bingung melihat Jaka yang tiba-tiba hendak pergi meninggalkanku. "Tunggu sebentar, ya. Gue mau ke sana dulu. Lo tunggu di sini. Ntar gue balik lagi, kok."

ㅤTanpa menunggu balasanku, Jaka sudah melesat duluan meninggalkanku sendiri di tepi pantai. Sementara di sini, mataku terus mengekori langkah Jaka dari belakang. Hatiku terus bertanya-tanya. Kemana Jaka akan pergi?

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang