"Terkadang, susah menahan diri untuk tidak penasaran dengan seseorang."
― ❁ ―
ㅤ"UDAH berapa lama jadi driver ojek online?" Kali ini, aku memutuskan untuk membuka topik obrolan lebih dulu. Aku juga enggan berlama-lama larut dalam suasana hening dan canggung dengan Jaka.
ㅤ"Baru seminggu," Jaka membalas singkat.
ㅤKepalaku manggut-manggut paham. "Tumben ada anak SMA mau jadi driver kayak lo," celetukku pelan, kemudian menarik napas.
ㅤKulihat, kedua mata Jaka menyipit, seperti sedang tersenyum simpul dibalik masker yang ia kenakan. "Mengisi waktu luang aja," balasnya, seraya melajukan motor perlahan begitu lampu hijau menyala. "Ngomong-ngomong, lo ke sekolah barusan mau ngapain?"
ㅤ"Oh, itu, buat tugas short film." Aku menghela napas panjang sejenak. "Cuman sedikit keteteran. Apalagi deadline-nya akhir bulan ini. Pusing juga, sih. Tapi mau gimana lagi." Ujung-ujungnya, aku justru mencurahkan tentang isi hatiku yang pusing karena tugas sekolah.
ㅤ"Nggak usah dibawa stress. Bawa santai aja." Kalimat itu secara tidak langsung membangkitkan semangatku yang sempat terlihat pasrah barusan. Nada bicara Jaka memang terlihat biasa. Tapi... rasanya itu... sedikit aneh. Ah, entahlah. Mungkin ini hanya perasaanku saja.
ㅤAku hanya tersenyum masam, "Iya. Makasih support-nya, anyway."
ㅤJaka mengangguk, "Ngomong-ngomong soal tugas, gue mau minta bantuan dari lo, boleh?"
ㅤ"Apa?"
ㅤ"Gue ada tugas buat lukisan dan lukisan itu disuruh di-post di instagram. Lo keberatan nggak buat nge-like post-an lukisan gue itu?" Jaka bertanya, melirikku sebentar di kaca spion. Dengan mudahnya, aku menggeleng. Bahkan secara spontan, aku segera mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi instagram di ponselku. "Kalau nggak demi nilai tambahan, gue juga nggak akan nyuruh lo, sih. Tapi―"
ㅤDengan cepat, aku menyela perkataannya. "Nggak, kok. Uname lo namanya apa, btw?" Tanganku sudah bersiap mengetik username instagram milik Jaka. Lalu, laki-laki itu pun menyebutkannya, membuatku langsung mencari aku tersebut di pencarian. Finally, ketemu!
ㅤ"Ketemu nggak? j.algifari ya. Pake titik sebelum algifari," Jaka berujar lagi mengingatkan, membuatku langsung menjentikkan jari tatkala melihat sebuah profil akun milik Jaka. Aku membukanya dan―uh, ternyata... ternyata Jaka cukup terkenal juga. Aku tidak menyangka dia cukup populer di luar sana.
ㅤ"Foto lukisannya di post-an terakhir. Ada, kan?" Jaka bertanya lagi. Aku segera mengangguk, lalu membuka foto terakhir yang Jaka posting di akunnya. Tidak lupa juga aku menyukai kiriman tersebut dan mengisi kolom komentar dengan memberi sebuah pujian singkat. Beres!
ㅤ"Udah, ya. Udah gue kasih komentar juga," ujarku pelan pada Jaka.
ㅤ"Thanks. Sorry kalau ngerepotin."
ㅤJaka sedikit tak enak hati. Namun, aku buru-buru menggeleng lagi, tersenyum miring. "Santai aja lagian," balasku, seraya berniat memasukkan ponselku kembali ke dalam tas.
ㅤ"Nggak sekalian follow akunnya?"
ㅤHah? Apa katanya?
ㅤ"Hah?" Aku cengo. Bingung harus bereaksi apa.
ㅤKulihat, Jaka tertawa garing. "Nggak sekalian follow akun gue juga?" candanya, membuat otakku langsung berhenti berpikir sesaat. Tunggu! Apa... Jaka baru saja menyuruhku untuk mem-follow akunnya? Astaga.
ㅤTanganku mendadak kaku lagi. Niatnya, aku ingin memasukkan ponsel itu ke dalam tas. Namun, interupsi dari Jaka membuat gerakan tanganku langsung terhenti seketika. Lantas, apa yang harus aku lakukan sekarang?
ㅤDengan nyali yang sedikit ciut, akhirnya aku memutuskan untuk menekan tombol ikuti yang muncul di layar ponselku. Sial, kenapa mendadak aku gugup begini?
ㅤ"U-udah, ya. Tapi, jangan lupa lo follback. Oke?" candaku, seraya berusaha menghilangkan rasa gugup. Dalam-dalam aku menarik napas, kemudian menghembuskannya pelan. Tiba-tiba, Jaka memperlambat laju motor, lantas berhenti di pinggir jalan, seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Kedua alisku menyatu. "Kok berhenti?"
ㅤ"Tunggu sebentar." Lalu setelahnya, Jaka tampak sibuk memainkan ponsel. Sementara di belakang, aku hanya bisa mendengus pelan, melihat Jaka yang tiba-tiba asik dengan ponselnya sendiri. Hei, apa dia tidak sadar kalau masih ada penumpang yang harus ia antarkan sekarang?
ㅤTiba-tiba, ponselku bergetar. Aku yang saat itu nyaris saja larut dalam lamunan, lantas tersentak pelan, segera mengecek satu notifikasi yang masuk. Dahiku mengerut perlahan.
*j.algifari mulai mengikuti Anda.*
ㅤSpontan, mataku membelalak.
ㅤ"Udah, Sa."
ㅤTepat saat aku mendongakkan kepala, mata Jaka menyipit kembali di pantulan kaca spion. Tanpa melihat secara langsung, aku pun tahu kalau laki-laki itu sedang tersenyum tipis di balik masker. Aku jadi penasaran, bagaimana sosok Jaka yang sebenarnya jika dilihat secara langsung. Udah pakai masker, foto profil instagram sama grab nggak begitu jelas, terus kiriman di instagram juga isinya cuman ada foto lukisan sama gambar pemandangan aesthetic doang.
ㅤYa ampun. Salahkah kalau aku jadi penasaran seperti ini?
🌼 🍃 🌼
a.n
Akhirnya aku pakai Jaka x Khansa aja! Hehehe maaf ya kalau ada yang kurang suka. Well, udah lama juga sih mau pakai nama karakter ini. Kenapa ya? Lucu aja gitu. Sekali lagi terima kasih sudah di voting:) dan maaf aku up terlalu banyaj hari ini hehe. 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Destination
FanficㅤApa bagian tersulit dalam kehidupan? Bagi Jaka dan Khansa ada satu. ㅤMenentukan tujuan hidup dan hati.