Benar kata orang, Roda kehidupan itu berputar, seperti apa yang dirasakan Melodi saat ini. Dimana dari ia kecil hingga setengah tahun lalu, ia bisa merasakan hidup mewah, dikelilingi harta dan kasih sayang yang melimpah apalagi setelah ia memiliki seorang bunda, meski hanya bunda tiri, Namira Tristian..
Melodi bersandar pada ranjang tidurnya, kemudian ia menghela nafas berat, uang ditabungannya hanya cukup untuk 2 Minggu saja, sedang selebihnya ia kekurangan uang.
Betul kata orang, menabung hanya mempertahankan kekayaan, sedang investasi menambah kekayaan, jadi ketika uang tabungan itu digunakan terus menerus akan membuat seseorang kehabisan hartanya.
Sempat berfikir untuk menjual rumah, namun ia urungkan, pasalnya rumah yang skrg ia tempati adalah hasil menjual mobil ungunya, mobil kesayangannya.
Melodi memejamkan mata, merasakan sakit dikepalanya, juga badannya yang terasa menggigil, kejadian malam itu, saat dirinya terpaksa meninggalkan keluarganya terngiang kembali dikepalanya.
🌸
Flashback..
"Ups.. Sorry!" Ucap Melodi saat tubuhnya menubruk seseorang.
"Sheril?"
Melodi menatap wanita itu dengan kening berkerut, wajah orang Indonesia tetapi ia tidak mengenalinya.
"Ya?"
Tiba-tiba wanita itu memeluknya, sampai melodi merasa kehabisan nafas, "ini mami sayang."
Melodi menegang, lalu mendorong wanita itu lemah, ia memandang lekat pada wanita yang mengaku mami nya. Dengan penuh kebencian ia menelusuri lekuk wajah wanita yang memesona itu, sungguh demi apapun Melodi bersumpah ia merasa seperti bercermin saat melihat wanita itu, matanya juga bibirnya persis seperti melodi, namun melodi beruntung karena pahatan hidungnya mengikuti papanya, sehingga ia percaya diri mengaku hidungnya mancung.
"Ini mami Sheril Melodi Dirgantara!"
Sheril yang masih shock dan tak percaya menghapus kasar air matanya yang mengalir begitu saja. ia segera berbalik, meninggalkan wanita itu yang mengaku maminya, bukan itu memang maminya.
🌸
"Terima kasih!" Melodi melambai pada seseorang pria bule yang memandangnya lewat kaca bus, senyumnya cerah setelah menghabiskan waktu dengan minum kopi bersama, dengan karet merah maroon yang ada ditangannya, ia menyatukan semua rambutnya kemudian mengikatmu, tetapi sebelum itu ia tersenyum dahulu pada ikat rambut itu, ikat rambut yang paling ia jaga saat ini, seperti menjaga hati seseorang.
"Pergi dari sini Nadia!"
"Tapi aku berhak bertemu Sheril!"
"Kamu sudah membuangnya Nad, Kalau kamu lupa! kamu lupa perjanjian itu?"
"Kamu bodoh Dirga, perjanjian itu tertulis bahwa kamu harus membawa Sheril tetapi saat aku telah siap menerimanya aku berhak untuk mendapatkannya kembali!"
"Kamu gila Nadia!"
"Kamu yang gila, kamu yang buat aku gila! Kalau kamu dulu setuju menggugurkan dia, aku tidak akan begini, dan sekarang aku siap menerima dia kembali."
"Jangan harap!"
"Aku tidak pernah rela Sheril di urus oleh ibu tiri, apalagi ibu tiri macam dia!"
"Jangan hina istriku!"
"Mengapa seleramu terjun bebas sekarang?"
"Jangan kurang ajar! Pergi kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomanceMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....