Dua Minggu berselang dari kasus Melodi dan Adit, Adit dan Gibran mendapatkan teguran serius dari pihak kampus, Adit mendapatkan teguran berupa penundaan wisuda selama satu semester.
Sementara itu, Gibran diminta untuk mengamankan acara kampus yang dua bulan lagi akan diadakan, acara antar kampus yang diselenggarakan di kampus UK, Gibran harus memastikan acara tersebut lancar. Pihak kampus sebenernya pusing memikirkan hukuman apa yang akan diberikan untuk Gibran, mereka kebingungan karena kalau memberikan hukuman kepada lelaki itu sama saja mereka mencari masalah dengan seantero mahasiswa kampus.
Siapa yang tak kenal Gibran?
Ketua himpunan yang ogah naik jadi presiden BEM, ia memilih untuk mendukung siapapun si presiden BEM yang terpilih, tapi tetap saja, ia memiliki power untuk menggerakkan mahasiswa dikampus UK, ditambah slogan jurusan itu yang mengusung persaudaraan.
Konon katanya nama Gibran juga sudah tersohor dikampus lain, Gibran pernah datang seorang diri ke kampus lain untuk meminta maaf karena anggotanya yang kurang ajar menghina kampus lain, atau Gibran yang pernah ikut menjadi penengah saat ada bentrokan antar kampus, juga masih banyak lagi.
Gibran juga menjadi juara dalam lomba bela diri antar kampus, mengalahkan juara sebelumnya, ia juga pernah menang debat antar kampus.
Jadi sepertinya jika hukuman seperti yang Adit terima diberikan juga pada Gibran, banyak yang akan menentangnya, apalagi dibalik Gibran menghajar seseorang adalah karena dia membela seseorang yang terlebih dahulu dihajar, walau tetap saja tindakannya tidak terpuji karena ia menghajar orang diranah pendidikan dan diliput media.
Melodi merasa risih karena Gibran semakin protektif, kalau ia tidak bisa mengantarkan Melodi pasti farel, Tomi dan Bintang yang membantunya. Malah Melodi sempat tak enak pada Nina karena Bintang memboncengnya.
"Gue ngerasa Gibran berlebihan deh Mel." Protes Sandra saat mereka duduk berdua di kantin, baru kali ini ia merasa bebas tidak ada bodyguard abal-abal yang ngikutin mereka.
"Sama gue juga."
"Lo gak protes?"
"Ga berani gue."
"Masa sih lo gak berani?" Sandra bicara sambil terus mengunyah kuaci.
"Elo berani emang?"
"Kagak sih, cuma gue rasa dia bakalan nurut deh apa yang Lo bilang."
"Jadi menurut Lo kita lebih enak begini?"
"Gimana ya Mel, gue ngerasa kak Nina gak suka sama gue deh, soalnya tiap lihat gue kayak yang mau nerkam aja gitu."
Melodi terkekeh, ia membasahi bibirnya sendiri, membayangkan wajah Nina yang katanya ingin menerkam, betul sih akhir-akhir ini Nina memang sensian.
"Nina baik sebenernya."
"Lo gak tau gimana cara dia natap gue, gue sempet mikir apa gue punya salah ya sama dia?"
"Perasaan Lo aja kali San."
Sandra mengangkat bahu, mungkin benar semua itu hanya perasaannya saja.
🌸
Nafas Egro naik turun, tangannya terkepal disisi tubuhnya, perkataan Gibran membuatnya kehabisan Nafas.
"Gib.. plis gu.. gue gak bisa!"
"Gue yakin elo bisa gro."
"Engga Gib!"
Mereka berdua kini ada didalam himpunan, setelah bubar dari rapat mingguan tadi siang dan mendengarkan pengumuman yang Gibran berikan, Egro meminta kesempatan pada rekan-rekannya untuk dapat berdua saja mengobrol bersama Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomanceMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....