"Mel.."
Melodi menoleh mendapati Revina berdiri disebelah kursinya, "ini kosong?" Tunjuk Revina pada kursi sebelah Melodi.
"Kosong kak."
Revina tersenyum lalu mendaratkan bokongnya disebelah melodi, mengeluarkan binder dan dan buku mata kuliah.
"Kemarin dibonceng Gibran?" Tembak Revina langsung.
Melodi hanya tersenyum tipis, membuat Revina mengeratkan pegangannya pada binder, menahan amarah dan rasa ingin menampar gadis dihadapannya.
"Gak takut Nuri marah?"
"Nuri?"
"Pacar Gibran."
Ada rasa sesak yang menyambar nafas Melodi, juga hatinya yang mendadak tersengat ngilu.
"Pacar Yusuf?"
Revina mengerutkan kening, Melodi memanggil Gibran dengan sebutan Yusuf, setahunya dikampus ini yang berani memanggil Gibran begitu hanya Nina, sejauh apakah hubungan mereka?
"Kalau gak percaya nanti lihat deh di himpunan, mereka pasti lagi pacaran."
Melodi melihat jam yang melingkar ditangannya, "oke kak."
Ini adalah keputusan yang sulit, karena Melodi sadar dirinya bukan siapa-siapa Gibran, meski secara tersirat Gibran seperti menginginkan dirinya, apalah artinya jika lelaki itu telah memiliki kekasih?
2 jam berselang Melodi mengikuti langkah Revina, menuju himpunan teknik mesin dimana menurut Revina Gibran sedang disana bersama Nuri.
Melodi terhenyak saat melihat Gibran duduk sambil memegang kamera dan Nuri memeluknya dari belakang, membuat cairan bening itu dengan sialannya mengalir begitu saja.
"Lepas Nur!" Gibran memegang tangan Nuri dan meminta melepaskan nya.
"Kenapa sih Gib?"
"Plis jangan kayak gini." Kembali Gibran memegang tangan Nuri untuk melepaskannya namun Nuri malah menenggelamkan kepalanya ke helaian rambut Gibran.
"Lepas sebelum gue pakai cara kotor!" Ucap Gibran tegas.
Nuri segera melepas pelukannya dan duduk disampingnya lelaki itu.
"Kenapa sih Lo nolak gue terus."
"..."
"Gib."
"..."
"Gibran!"
Nuri mengambil kamera dari tangan Gibran, Gibran mengambul nafas dalam dan menoleh pada Nuri, dengan kedua tangannya ia menangkup wajah Nuri.
"Lihat mata gue!" Pinta Gibran.
"Lo cakep." Nuri dibuat Salah tingkah dan salah fokus.
"Lihat mata gue Nur!"
Nuri melihat bola mata hitam pekat itu, mencoba membaca apa yang ada didalamnya walau nyatanya sama sekali tak terbaca.
"Kenapa gue nolak Lo ataupun mereka yang deketin gue, karena gue ga suka sama Lo atau sama mereka."
Nuri mengerjap, penolakan telak dihadapan wajahnya membuat wajahnya memerah.
"Ngerti Lo!" Ucap Gibran lalu mengambil kamera kesayangannya dari tangan Nuri.
Air mata Melodi sudah terhenti, ia tak mau terlihat lebih menyedihkan, dalam diam Revina tersenyum culas, memerhatikan apa yang 2 insan itu lakukan.
Mereka tidak dapat mendengar apa yang dibicarakan karena jarak yang cukup jauh, yang mereka lihat hanya Nuri yang memeluk Gibran dari belakang, Nuri yang menenggelamkan wajahnya pada rambut gibran, Nuri yang mengambil kamera Gibran sampai lelaki itu menangkup wajah Nuri dengan kedua tangannya, selebihnya mereka tidak melihat apa-apa lagi karena Melodi sudah mengajak Revina untuk pergi darisana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomantizmMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....