Jatuh Dari Motor

1.3K 87 4
                                    

Gibran menatap Bintang malas, ia menaikan satu kakinya ke atas meja sesuai dengan arahan Josh, Bintang meminum soda disebelah Gibran dan Tomi sedang duduk santai sambil menatap Bintang.

1

2

3

"Senyum!" Pinta Josh.

Josh menatap foto hasil bidikannya, "Yucup kamu harus senyum! Kaku sekali!" Omel Josh pasalnya ini sudah jepretan ke sekian belas karena Gibran selalu saja pasang ekspresi aneh yang tidak natural.

Gibran menyerah ia mencoba memasang wajah senatural mungkin.

"Oke bagus!"

Josh menyerahkan ponsel Gibran, "Melodi cantik ya di foto itu sayang dia gak mau tampil seseksi itu didepan gue."

"Lo buka-buka ponsel gue?"

"Orang jadi wallpaper gimana gue gak lihat." Jawab Josh enteng yang langsung tiduran di kasur miliknya, membiarkan ketiga sahabat itu menguasai ruang tamu kamar hotelnya.

"Lo serius kesini cuma gara-gara tuh bule minta kerjaan sama Nina?"

Bintang berdecak, "Lo udah lima kali nanya itu Gib!"

"Gue juga gak percaya, dia bisa nyewa hotel bintang lima cuma buat ketemuan minta kerjaan, mau kerja apa? Jadi gigolo?"

Bintang bergidik ngeri mengingat kejujuran Josh hari ini. Bahwa dia seorang penyuka sesama jenis.

"Asli gue kirim ini foto di ig gue? Pakai kata-kata alay gitu?"

"Yoi, gue yakin mereka pasti nyari Lo buat mastiin info ini."

Dengan berat hati Gibran yang selama ini jarang posting kegiatannya tiba-tiba memposting suatu foto dengan caption : DERITA MAHASISWA NUNGGU PENGUSAHA SUKSES, SEMOGA USAHA KITA BERHASIL KAWAN!

Dalam waktu satu menit ponsel Gibran terus bergetar karena like dan komen yang memenuhi postingannya.

"Yas! Akun gosip kampus udah pajang foto Lo barusan Gib, dari komennya menggiring mereka berfikir kalau Bintang dan Nina ga berduaan di hotel ini."

"Bener ya, Yucup artisnya kampus." Josh tiba-tiba datang dan duduk disebelah Bintang membuat Bintang melompat kesebelah Gibran yang sialnya malah terduduk dipangkuan Gibran. Membuat tawa membahana dari Josh dan Tomi.

"Setan Lo!" Gibran mendorong Bintang sehingga cowok berambut gondrong itu tersungkur.

🌸

Brakkkk

Wajah tegang menghiasi wajah para anggota jurnalistik saat melihat Gibran memasuki ruangan mereka tanpa pamit, membuka pintupun dengan cara ditendang, mereka yakin bahwa sebentar lagi akan ada ceramah panjang yang dilontarkan oleh lelaki ini.

"Mana ketua kalian?" Tanya Tomi mewakili, memang mereka sepakat membawa Gibran hanya untuk menakut-nakuti mereka, selebihnya itu urusan Tomi dan Bintang.

Semua menggeleng memang ketua tim jurnalistik tidak berada ditempat, "ketua divisi penerbitan deh." Pinta Bintang.

"Saya kak!" Bintang menoleh pada laki-laki kemayu, yang duduk diantara para mahasiswi.

"Ikut yuk." Ajak Gibran dan segera keluar dari ruang jurnalistik, lelaki itu cemberut lalu berjalan sambil menghentakkan kakinya disusul Tomi dan Bintang yang bersiul dibelakangnya.

Seluruh anggota yang lain menatap tak percaya pada kejadian diluar sana, mereka yang mengintip lewat jendela melihat kalau Burhan ketua divisi penerbitan sedang tertawa puas dengan ketiga cowok badboy tersebut, sesekali Tomi dan Gibran menggeplak kepala Bintang, yang sedang mememang ponsel dan dilihat oleh mereka semua.

Lima belas menit berselang, lelaki kemayu itu segera pamit dari hadapan Gibran Dkk sambil tersenyum senang.

"Guys kita punya gosip baru!" Ujarnya dengan semangat empat lima.


🌸

Dua jam yang lalu, Gibran, Bintang dan Tomi pergi entah kemana, sementara Melodi, Nina dan Farel menunggu di kontrakan, kini mereka telah kembali dan postingan mengenai mereka berdua telah berganti gosip yang lebih panas, bergantian video Sarah yang sedang merayu Bintang sedangkan Bintang hanya memasang wajah datar tanpa minat, setelah itu Bintang meninggalkannya dan kamera pun segera menjauh.

Gibran dan yang lainnya memasuki kontrakan, merasa konyol atas apa yang dilakukan hari ini.

"Gila Lo Bin! Bisa sama Sarah dengan keadaan kayak gitu."

Bintang berdecak pada Farel karena sudah melihat wajah bete Nina, tadinya Nina sudah bersiap mengamuk tapi ia sadar dirinya kini bukan siapa-siapa.

"Gue mandi dulu deh." Gibran menaiki tangga tanpa sekalipun menoleh pada Melodi yang duduk disamping Nina.

"Tom gue pinjem kamar Lo!" Pinta Nina.

"Eh gue mau...."

"Elo pelit sekarang sama gue?"

"Kamar Bintang aja sih?"

"Ishhhhh!" Nina menyambar tasnya bersiap akan pergi meninggalkan kontrakan.

"Pakai kamar gue aja Nin." Bintang menawarkan.

"Gak Sudi!" Ketus Nina.

"Ya udah gue anterin Lo deh Nin." Melodi ikut menyambar tasnya, "lagian gue juga udah gak ada kepentingan lagi disini."

"Masih hujan nanti aja." Pinta Farel.

"Ayo Sher." Ajak Nina yang langsung pergi duluan keluar rumah.

"CK.. elo sih!" Bintang mengjitak kepala Tomi.

"Nina.." Bintang berlari keluar menyusul Nina, disusul Melodi dibelakangnya.

Nina sudah mengeratkan jaketnya dalam diam sementara Melodi membuka bagasi untuk mengambil jas hujan.

"Nina gue cuma bawa satu jam hujan."

"Ya udah gue gak usah pakai."

"Nanti lah pulangnya kalau udah reda." Bintang mencekal tangan Nina.

"Ih! Apaan sih!" Tegur Nina, ia menghentakkan tangan Bintang dan naik keboncengan Melodi.

"Pergi kak!" Pamit Melodi.

Melodi menggunakan jas hujan sedangkan Nina hanya memakai jaket parasut saja, hujan semakin deras tapi kedua gadis itu memaksakan diri untuk pergi. Sementara Bintang tidak bisa lebih jauh memaksa.

🌸

Melodi merasakan tubuh dibelakangnya bergetar, awalnya ia mengira Nina kedinginan namun saat terdengar lolosan suara tangis, Melodi tahu bahwa sahabatnya sedang menangis, siapa yang tidak sedih melihat lelaki yang dicintainya nyaris melakukan hal yang tidak-tidak dengan wanita lain?

"Nina? Mau berteduh dulu?"

"Lang..sung a..ja." suara Nina terbata, membuat Melodi menoleh kearahnya.

"Jangan Nangis Nin, gue..."

Brukkkkkk


"Ada cewek jatoh!"

Melodi menatap membuka mata merasakan pening dikepalanya juga sakit di sekujur tubuhnya, suara orang-orang membuatnya semakin ingin membuka mata, namun ia akhirnya kalah karena tiba-tiba saja gelap menguasai dirinya.


🌸


My Hidden BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang