Sudah siap menuju ending?
Sudah siap berpisah dengan Gibran dan Melodi?
🌸
Gibran turun dari motornya tepat dihalaman rumah Melodi, ia menarik nafas merasa bodoh atas tindakannya, kenapa ia langsung bergegas kemari?
"Aa rindu Cherry." Gumamnya.
Perlahan Gibran memasuki rumah tanpa permisi, melangkah perlahan menuju kamar Melodi.
"Aku masih nunggu kamu Sher."
"Sorry Matt."
"Sher.. Lo masih nunggu Yusuf? Dia gak cinta sama Lo!"
Gibran mendadak kaku, ia berjalan menuju sumber suara, menuju pembatas antara ruang keluarga dan kolam renang, mereka berdua disana, Matt dan Cherrynya. Dimana Melodi duduk di kursi dan Matt berjongkok dengan lutut kiri menyentuh lantai.
"Sher.. kalau Yusuf cinta sama elo, dia bakalan peduli, Lo lihat kan bahkan dia sama sekali engga tahu kabar Lo, dia ga khawatir!"
Lo salah brengsek, gue khawatir banget!
"Matt dia bukan ga peduli, dia cuma..."
"Cuma apa Sher? Bukankah dalam suatu hubungan harus saling percaya?"
"Stop Matt, Yusuf cuma lagi salah paham, gue ga bisa kembali lagi sama Lo, sejak Lo selingkuhin gue, semua rasa buat Lo udah gak ada."
Melodi menangis, ia menyeka air matanya.
"Kenapa Lo mudah banget maafin Yusuf tapi susah buat Nerima gue lagi?"
"Karena gue cinta sama dia."
Gibran berjalan mundur, ia memegang dadanya sendiri, merasa bodoh karena tidak percaya dengan perasaan gadis itu, gadis itu mencintainya, lalu mengapa ia merasa kepala sedangkan dirinya juga mencintai gadis itu?
"Aa bener-bener ga pantes buat kamu, Cher!"
🌸
Pranggg!!!!
Melodi dan Matt menoleh pada sumber suara, secepat kilat mereka berdua berjalan menuju sumber suara.
Melodi menutup mulutnya saat melihat Gibran sudah tersungkur dengan mata Josh yang sudah mengkilat marah.
"Pergi! Mau apa lagi hah?" Maki Josh.
"..."
Gibran hanya diam ia menyeka sudut bibirnya yang pecah.
"Pergi Lo!" Usir Josh, Josh belum menyadari kehadiran Melodi, "ngapain Lo disini hah? Mau buat Melodi makin terluka? Iya?"
Josh menarik kerah baju Gibran dan siap meninju rahang Gibran.
"Josh!" Interupsi Melodi, gadis itu berjalan menuju Josh, melepaskan cekalan Josh pada lelaki yang ia cintai sepenuh hati.
"Gue benci sama lo!" Melodi meninju bahu Josh dan berlari menuju kamar dilantai dua, ia tidak mungkin menuju kamarnya karena ada Nina, Bintang, Farel dan Tomi disana.
Gibran bangkit hendak keluar dari rumah Melodi, namun Josh mencekalnya, "jadi pengecut kalau Lo keluar dari rumah ini."
Mata Gibran mengkilat marah, bukankah tadi Josh yang mengusirnya.
"Bangke!" Maki Gibran dan melepas cekalan Josh, "mau Lo apa anjing!"
"Lo laki-laki paling bego yang pernah gue temui Yusuf." Potong Matthew sambil berlalu menuju dapur.
Gibran masih menahan amarahnya, kenapa mantan gadis itu bisa ada disini?
"Josh! Melodi udah milih Lo dan sekarang ada Matthew jadi gue gak ad kepentingan lagi disini, gue cukup mastiin kalau dia baik-baik aja."
"Tapi dia cinta sama Lo!"
"Tapi dia milih Lo!"
"Dia milih gue karena gue gay yucup!" Jujur Josh nafasnya memburu, ucapan Josh membuat Gibran kaku.
"Lo?"
"Iya! Gue gak normal, gue suka laki-laki, makanya Melodi gak izinin gue untuk jauh dari dia, dia cuma pengen gue sembuh!"
"Lo sembuh dan sama Melodi gitu?"
"Bangsat emang! Dia cintanya sama elo yucup!"
"Dia cuma mau nolongin gue."
🌸
Melodi duduk di ranjang kamar tamu, ia membekap mulutnya agar Isak tangisnya tak terdengar sampai keluar, kenapa yusufnya bisa berada disini? Mengapa lelaki itu tidak menemuinya? Mengapa jantungnya berdebar kencang saat melihat lelaki itu jatuh tersungkur? Ada perasaan sakit melihat ia terluka.
Cklek....
Melodi mengangkat kepala saat mendengar pintu dibuka, sial! Ia lupa mengunci pintu.
"Cherry.." panggil Gibran lembut saat lelaki itu masuk kedalam kamar dan menutup pintu.
Melodi menundukkan kepala, semakin menangis entah karena apa, apa yang ia rasakan sekarang begitu berwarna.
Langkah kaki terdengar semakin dekat, membuat melodi semakin kencang mengeluarkan air matanya tapi mati-matian ia tahan suaranya agar tak terdengar isakan.
"Maaf." Ucap Gibran, lelaki itu bersimpuh dihadapan Melodi, meraih tangan gadis itu dan memegangnya erat.
Gadis itu masih menunduk, air matanya terus terjatuh pada celana piyama yang ia gunakan.
"Cher... Maafin aa."
Melodi menggelengkan kepalanya, masih merasa bahwa ini semua adalah halusinasinya semata.
"Sayang." Gibran merangkum pipi Melodi dengan tangan kanannya.
Barulah gadis itu menatap Gibran tepat dimanik mata, "maaf." Ucap Gibran lagi.
Saat itu pertahanan Melodi jebol juga, ia langsung memeluk Gibran dan memeluknya erat, karena posisinya melodi yang membungkuk, Gibran merasa khawatir gadis itu kesakitan nantinya, maka ia memutuskan untuk bangkit dan duduk disebelah Melodi seraya memeluknya.
"Maafin aa Cherry."
-selesai-
Note :
Akhirnya selesai juga,
Apakah ada yang masih penasaran?
Apa yang membuat kalian penasaran?Juga apa yang ingin kalian ketahui?
Mungkin aku bakalan jawab pertanyaan kalian di extra chapter, ingat! Aku jawab sesuai dengan apa yang kalian komentari ya. 😊
Terima kasih sudah mau membaca cerita yang masih jauh dari kata sempurna, salam sayang. 🖤🖤🖤🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomanceMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....