Suara pintu masih diketuk dari luar, hujan juga mengguyur dengan lebatnya, menyamarkan tangis Nina yang semakin. Kencang. Ia memejamkan mata berusaha melupakan kata-kata Bintang yang berputar dikepalanya.
"Ibu jodohin aku Nin." Bintang masih memegang erat tangan Nina.
"Jodohin?"
"Ya.. dengan wanita bernama Miliana."
"Lalu?"
"Dia akan kesini besok."
"Oh.. terus? Kita putus?" Nina masih terlihat tenang, walau air mata sudah menetes di pipinya.
"Denger, aku bakalan nolak perjodohan itu."
"Dan bertingkah menjadi anak durhaka?"
"Nina, aku gak suka sama mba Mili."
"Mba Mili?"
"Dia lebih tua dari kita Nin, usianya mungkin 26 tahun sekarang."
"Usia bukan masalah kan Bintang?"
"Tapi aku gak suka sama dia Nin, aku cintanya sama kamu."
"..."
"Tolong berjuanglah denganku."
Nina menyeka air matanya, ia memukul dadanya, berharap akan mengurasi sesak yang ia rasakan, Bintang akan dijodohkan, apakah itu artinya ia dan Bintang harus berpisah, bolehkan ia mengakui sesuatu? Apakah ia terlambat bila mengatakan bahwa ia mencintai lelaki itu?
"Nina.. tolong bantu aku berjuang." Ucapan Bintang dibalik pintu membuat Nina akhirnya memutuskan untuk membuka pintu, lalu menarik Bintang masuk ke kamarnya. Rasanya ia tak ingin Bintang semakin malu karena teman-teman kosannya pasti mengetahuinya.
"Bintang.." suara Nina bergetar saat memanggil nama itu, gadis itu langsung memeluk Bintang menaruh kepalanya di dada bidang lelaki itu. Segera Bintang membalas pelukan Nina tak kalah erat.
"Ayo berjuang bersama."
Bintang melepaskan pelukannya, apa itu tadi? Nina mengajaknya berjuang?
"Nin?" Bintang mencoba melihat wajah Nina, mencari kebenaran diwajahnya cantik kekasihnya, Nina memegang tangan Bintang, menatap wajah Bintang lalu tersenyum, meyakinkan lelaki itu bahwa ia akan berjuang.
"Ayo berjuang bersama, sayang."
Mata Bintang membulat, nyaris tak percaya atas apa yang baru saja Nina ucapkan.
"Ka.. kamu... Kamu panggil aku apa?"
"Sayang." Ucap Nina pasti.
"Nin?"
"Aku kan sayang sama kamu Bin, salah aku panggil kamu sayang?"
Bintang terkekeh lalu memeluk Nina erat, "apakah ini artinya aku benar-benar udah menggeser Gibran dihati kamu?"
Giliran Nina yang terkekeh, ia memukul pundak Bintang, "udah lama kali, kamu aja yang gak sadar." Nina melepaskan pelukan Bintang lalu melangkah menuju kamar mandi.
"Nina... I love you!" Teriak Bintang karena Nina sudah menutup pintu kamar mandi.
🌸
Walaupun Nina mengatakan akan berjuang, namun masih saja ia merasakan kecemasan, karena ia sedang berada di bandara bersama Bintang, Nina juga tahu Bintang sama gugupnya, terlihat keringat disekitaran kening Bintang, Nina tak kalah cemasnya ia terus-menerus meremas tangannya.
"Remas tangan aku aja Nin, nanti tangan kamu sakit." Bintang mengambil tangan Nina lalu mengaitkan tangan mereka yang langsung diremas oleh Nina, "gugup?"
Nina mengangguk, ia membuang nafas kasar berkali-kali, "sama.. ibu termasuk orang yang paling susah ditentang, hidupku dari zaman kecil diatur oleh ibu, aku sekolah dimana, les dimana, eskul apa semua ditentuin sama ibu."
Nina masih diam membiarkan Bintang menceritakan semuanya. "Mas Virgo pergi dari rumah waktu SMA karena gak kuat dengan sikap ibu yang sangat otoriter, Venus juga pernah kabur waktu SMP karena dipaksa ikut eskul tari tradisional padahal Venus sukanya taekwondo."
"Tapi itu semua ibu lakuin karena sayang sama anak-anaknya." Bela Nina.
"Makanya aku selalu nurut, kecuali hari ini, aku gak akan membiarkan ibu mengatur hidup aku lagi."
Nina kehabisan kata disatu sisi ia ingin berjuang, disisi lain pasti setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
"Mas Bintang." Suara lembut itu membuat Bintang dan Nina menoleh, Nina langsung melepaskan tangan mereka yang masih bertaut.
"Ibu." Bintang langsung menyalami, disusul Nina, "mba Mili." Minta menyalami Mili begitu juga Nina.
Astaga, cewek secantik ini?
Rasanya Nina ingin sekali mengubur dirinya hidup-hidup, wanita bernama Miliana ini sungguh cantik, terlihat dewasa dengan pakaian yang mahal, menggunakan dress selutut bercorak bunga dengan blezer dibagikan luarnya, tak lupa tas yang sama mahalnya warnanya senada dengan blezer yang ia kenakan.
"Ini siapa?"
"Ini Nina Bu, dia.."
"Teman kamu?" Potong Ibu Ratna Ibunda Bintang dengan menekan kata teman dan sedikit melotot pada Bintang.
"Bukan Bu dia..." Bela Bintang kemudian.
"Sudahlah kamu capek, cepat antar kami ke hotel. Kamu bawain tas Mili." Titah ibu Ratna pada Nina.
"Engga Bu biar Mili aja, Mili gak biasa dibawain orang." Mili tersenyum pada Nina sambil mengangguk.
Apakah benar Bintang akan menolak perjodohan ini bila wanita yang akan dijodohkan berkelas seperti ini?
Bintang mengambil koper ibunya, lalu menyeretnya, ia tersenyum pada Nina yang sedari tadi melamun, lalu merangkul Nina karena ibunya dan Mili sudah jauh melangkah duluan. Segera Nina melepaskan rangkulan itu membuat Bintang terkekeh dan mengusap kepala Nina, "aku cinta kamu."
Perkataan Bintang membuat Nina memerah, seakan memberikan kepastian bahwa hanya dirinya yang ada didalam hati lelaki itu.
"Mili duduk didepan sana sama Bintang." Pinta Bu Ratna.
Lagi Mili tersenyum dan menoleh pada Nina, "Nina saja yang didepan Bu, Mili kangen sama ibu pengen cerita-cerita."
"Ya sudah." Bu Ratna dan Mili masuk ke kursi belakang, sedangkan Nina dan Bintang duduk di kursi depan.
"Mobil siapa mas?" Tanya Bu Ratna.
"Gibran Bu."
"Baru?"
"Iya."
Tidak ada lagi obrolan yang tercipta selain obrolan Mili dan Bu Ratna keduanya terlihat sangat dekat, Nina menjadi galau sendiri, ia menunduk lalu mengusap air matanya yang jatuh tiba-tiba, akhir-akhir ini ia jadi sering menangis.
Bintang menoleh pada Nina, lalu tangannya terulur untuk mengusap pipi Nina, dibelainya rambut wangi Nina, Nina menoleh mereka berdua tersenyum hangat, lagi Nina merasa bahwa Bintang sedang menyampaikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Ehem, mas ada ibu dan Mili disini."
Bintang melepaskan tangannya, Bintang dan Nina mengulum senyum, sementara Mili menatap Nina dengan senyum liciknya.
🌸
Ahhhh... Siapa pasangan favorit kalian?
Melodi Gibran?
Nina Bintang?
Otot dan suami?
Kenapa aku jadi semangat nulis cerita Bintang dan Nina 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomanceMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....