Gibran menatap mata Dirga, sudah beberapa menit berselang mereka hanya diam saja, saling menguarkan aura intimidasinya.
"Diem-diem Bae! Ngobrol ngapa ngobrol." Rama memecah keheningan sesaat setelah ia masuk ke ruang kerja Dirga, ia berdiri disebelah Dirga, menaruh kedua tangan dimeja lalu sedikit menunduk menatap Gibran.
Dirga mengeram kesal, sahabatnya ini selalu saja merocoki urusannya, "Ngapain sih Lo kesini? Acara udah mau dimulai, Lo mau pertunangan Lo kacau?"
BRAKKKK!
"Enggak om! Cherry gak boleh tunangan sama Om Rama!"bentak Gibran bahkan lelaki itu sudah berdiri dari duduknya sekarang.
"Uh?" Dirga menyernyit, saat Rama menendang kakinya Dirga memandang Rama yang tersenyum culas, lalu dia ikut tersenyum.
"Apa hak kamu?" Tanya Dirga, dia bersandar pada kursi kebesarannya, menatap lurus pada pemuda yang sudah penuh peluh dikeningnya.
"Karena saya Cinta sama Cherry om." Jawab Gibran pasti, membuat Dirga mencibir.
"Cinta? Hahaha." Tawa Rama mengejek.
"Saya cinta sama Cherry om, saya tau saya masih kuliah, tapi saya sudah punya usaha sablon om, meski masih kecil tapi sudah menghasilkan, rumah kontrakan yang saya tempati juga adalah rumah saya yang saya sewakan pada teman-teman saya, kendaraan saya..."
"Semua itu kamu dapat dari jadi algojo kan?" Tanya Dirga telak.
"Kamu pamer?" Sela Rama.
"Bukan om, maksud saya setidaknya saya tidak akan membuat anak om sudah bila bersama saya."
"Apakah bahagia itu karena harta? Ingat saya bisa memberikan anak saya lebih dari yang kamu punya." Dirga ikut berdiri melipat tangannya didepan dada.
Gibran meneguk ludah sebab itu benar, "tolong om, percaya sama saya, saya akan bahagiakan putri om."
Terdengar suara sound dibunyikan, membuat Rama dan Dirga saling lirik, mereka berdiri dan meninggalkan Gibran begitu saja.
"Om! Tolong! Jangan tunangan putri om dengan om Rama."
Permohonan Gibran dengan suara rendahnya membuat Dirga menghentikan langkah. Ia juga sedikit kesal karena tidak bisa berlama lama berbicara dengan Gibran.
"Maaf anak muda, pertunangan Rama tidak bisa dibatalkan."
❤️
Melodi bersandar pada pundak Gibran, mereka sedang duduk di ayunan balkon lantai dua, menepi dari pesta ulang tahun Dirga dan pertunangan Rama. Tangan mereka saling bertaut.
Gibran terkekeh lalu membolak-balik tangan mereka diudara.
"Kenapa sih a?"
Kini gantian Gibran yang bergeser dan bersandar pada pundak Melodi, lelaki itu mengendus rambut tergerai yang selalu indah dan wangi itu.
"Aa malu ketemu Papa sama Om Rama."
Melodi terkekeh, membelai dagu Gibran. Dengan tangannya yang bebas, "habis Dateng langsung bikin kacau."
"Kamu juga kenapa tiba-tiba ilang?"
"Hp aku disita papa, kata papa biar kamu gak gangguin quality time kita."
Gibran mencebik, "jadi aku pengganggu ya?"
"Bukan gitu a, soalnya besok kan papa sama Bubun udah kembali lagi ke Jerman."
Gibran menegang, ia membenarkan letak duduknya, "Plus Cher jangan pergi lagi."
Tlukk....
"Aduhhhh!" Keluh Gibran karena keningnya disentil Melodi.
"Ini isinya negatif Mulu."
"Serius deh sakit Cher!" Gibran mengasuh sambil mengusap keningnya.
"Habis negatif Mulu dikiranya, aku tuh tetep disini a, lanjutin kuliah, tapi papa dan Bubun yang pulang kesana."
Hembusan nafas lega keluar dari mulut Gibran, ia langsung menarik Melodi kedalam dekapannya. "Aa cuma takut kamu pergi lagi."
"Ehem..."
Suara deheman membuat kedua pasangan muda itu menoleh, Dirga berdiri disana, Namira istrinya berdiri disebelahnya sambil tersenyum berbeda dengan Dirga yang sudah memasang wajah garang.
Dibelakang mereka ada pasangan yang baru saja bertunangan, Tania dan Rama.
"Sudah mesra-mesraannya?" Sindir Dirga yang langsung dicubit gemas oleh Namira.
"Om." Gibran nyengir, merasa malu karena sudah berprasangka bahwa Melodi lah yang bertunangan, dengan gentle ia mendekati Rama, mengulurkan tangan kepada Rama, "Maaf sudah berprasangka buruk om."
Dirga tersenyum tipis melihat tingkah Gibran, perlakuan kecilnya ini membuat hatinya sedikit bergetar.
"Lain kali lihat dulu, dengarkan baru ambil kesimpulan." Petuah Rama yang balas menjabat tangannya, walau sebenernya ia masih belum bisa menerima lelaki ini untuk bersama Melodi yang sudah ia anggap adiknya sendiri.
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Badboy
RomanceMengandung unsur 17+ harap bijak dalam membaca. Dia yang begitu sempurna, nyatanya....