bangun jam empat subuh dengan keadaan kepala pusing, jungkook lihat sekelilingnya malas- langit masih gelap.
kemudian rasain tangan seseorang yang lingkari pinggangnya posesif buat jungkook desah lega.
taehyung masih disini.
"kak, nggak pulang?" katanya, sambil tepuk pipi taehyung pelan dan suara jungkook total serak.
taehyung nggak gerak sedikit pun, justru makin nempel dan dusel ke jungkook. kepalanya tepat di ceruk leher. sial, ini kacau.
napas hangat taehyung buat jungkook sedikit nggak nyaman, karena tentu, sensitif jadi nama tengah jungkook dari dulu.
merasa nggak ada respon, jungkook total diam. enggan sebenarnya buat usir taehyung pergi, tapi jungkook sadar posisi, dan... ah, kemana diirnya yang selalu siaga satu buat nggak terlibat sama mantan?
tahunan buat pergi dan fokus mantapin hati buat nggak kembali nyatanya goyah dalam hitungan jam. itu ironi.
sebenarnya, mantan itu punya kekuatan apa?
pertanyaan bodoh yang buat jungkook ketawa kecil setelah pertanyaan tadi lewat di kepala, karena cuma hening dan deru napas taehyung yang jadi jawaban
ini masalah hati, bukan kekuatan mantan.
jawaban sempurna buat jungkook diam tatap wajah taehyung yang polos di depannya. berani, jungkook sentuh rambut. sedikit kaget soal seberapa halus helai gondrong yang dulu selalu kusut.
ya, tau jelas perawatan karena, gila, taehyung itu sebelas dua belas sama publik figur yang tampil di tivi. nggak mungkin pentolan internet punya rambut ketombean dan nggak keurus.
"rambutmu sehalus ini, bahkan jaman sekolah dulu kamu keramas sebulan sekali."
jungkook ketawa lirih dan dapat hadiah reflek taehyung yang keganggu- makin eratin pelukan di pinggang jungkook.
"shit..."
hidung mereka bersinggungan, jantung siapa yang masih berfungsi di situasi macam ini?
beberapa menit berlalu dan dihabisin cuma buat jungkook yang sibuk perhatiin wajah taehyung. beralih hela napas pelan dan usap rahang lelaki itu dengan mata menutup dijarak sedekat ini. "jangan buat aku goyah dong, kak nata."
di hening dan dinginnya subuh empat pagi, jungkook monolog lirih pelan sekali.
"aku juga kangen kita."
siaga satu omong kosong.
๑
"kak, buruan bangun."
taehyung masih ngantuk, serius. beralih erang nggak suka dan kucek matanya persis manja kaya bayi. "kamu beresin baju mau kemana?"
"liburan."
"sori, gimana?"
"sama kamu."
"gila ya?!"
jungkook putar mata malas dan beralih tata hoodie di koper. "kolab kan?"
"di ranjang?"
"enggak, brengsek. maksudnya, kita kolab dalam konteks kerja. bukan kebutuhan biologis, oke?"
taehyung baru bangun tidur, demi tuhan. dan jungkook yang begini bikin kaget itu lumayan bikin otak semi malfungsinya kerja keras.
"saya gimana?"
"uangmu banyak, jadi ada masalah apa?"
taehyung ketawa kecil, "mulutmu. kita keluar dari rumah gimana cara?"
jungkook selesai dan resleting kopernya. berdiri kemudian tatap taehyung nantang. "aku bukan jungkook yang cuma bisa kayuh sepeda, taehyung."
taehyung jelas angkat satu alisnya penasaran. sukses buat jungkook putar mata jengah sekali lagi dan dengan malas tunjuk jendela terbuka yang tampilin langit subuh.
"kabur. ayo seneng seneng?"
• notes.
halo, para kesayangan, updatenya lama gini ya? maaf euy, hape w hilang nih :(
w ga edit lagi, kejar ketik soalnya w paham nunggu itu ga enak ;)
btw, DEMI APA MINGGU DEPAN W USBN TAPI OGAH BAT BELI KISI KISINYA WQWQ.
last but not least guys, bagi saran hadepin usbn, un dan... mantan dong? :)
ᝰ. direvisi
KAMU SEDANG MEMBACA
ex › tk.
Short Storymantan; manis diingatan, tempatnya di hati. bahkan sampai sekarang. ©taelkom, 2018. › sudah direvisi.