xxv : memang rumah

10.3K 1.7K 84
                                    

"aduh, bangsat."

paha keram, leher kaku, badan remuk. taehyung jadi paket lengkap bencana buat badannya kali ini. bangun jam tiga pagi kurang beberapa menit dan dapati jungkook duduk di pangkuan, peluk taehyung dengan kepala nyaman istirahat di ceruk leher.

sekali lagi. jungkook tidur di pangkuannya.

ini surga harusnya, tapi ingat proporsi badan jungkook yang agak banyak lemak buat taehyung hela napas. yah, ya udah, mungkin bahunya memang senyaman itu.

dengan posisi sedekat ini, taehyung bisa liat sebulat apa pipi jungkook,lehernya yang bersih, dan bulu mata panjang yang sentuh pipi.

tangan taehyung terlalu gak bisa diam, karena satu menit setelah tatap jungkook, tangannya langsung puk-puk kepala bocah di pangkuannya.

"gak harus kesini, adek kecil. nangis tadi pasti bakal kamu buat becanda kalau bangun."

rambut jungkook gak pernah gondrong. lelaki itu selalu rapih dan jauh dari pewarna rambut. bahkan shampoo wangi buah, helainya halus sekali; buat ketagihan usap.

"tragis. kenapa semua yang disini sama, kecuali status kita sekarang."

elusan diulang, jungkook gerak sedikit dan makin masuk ke pelukan taehyung. nyaman sekali. "dipikir bodo juga." taehyung ketawa, "buat apa aku lari pergi, kalo pulangnya selalu ke kamu lagi."

hening beberapa menit, dan taehyung cium kepala jungkook satu kali. "bukan soal alesan kenapa aku pergi," taehyung tatap kelopak mata jungkook yang tutup rapi.

"tapi soal naluri ku yang gak bisa munafik tentang kemana aku harus pulang selama ini." taehyung sandar dagu di pucuk kepala jungkook. "ya, selalu kamu."




















"aku di rumah kak taehyung."

"enggak, kak. jangan parno. nanti aku pulang bisa kok."

"IH, CALON ISTRI AP—"

"jungkook?"

ponsel di tangan kanan, spatula di tangan kiri, hampir jatuh semua kalau refleknya kurang bagus. taehyung dengan bokser hitam selutut tanpa balutan bagian atas buat pipi Jungkook berubah warna beberapa detik. "KAMU APA-APAAN SIH, PAKE BAJU!"

mana peduli. taehyung jalan dekati jungkook buat lelaki kelincinya pejam mata; gak berani lihat, takut gak bisa berhenti tatap nanti. "siapa itu?"

"aku?"

"kamu krucil punyaku, tau. aku tanya siapa yang telfon kamu?"

jungkook buru-buru tutup sambungan telepon dan taruh ponsel di kantung celananya. "kak yoongi, bawel setiap hari."

"gak aneh."

"apa aneh?"

"bawelnya. kamu persis dia, toh." kata taehyung sambil comot udang tepung yang baru jungkook angkat.

"kak, masih panas!"

jungkook hampir mau pukul taehyung pakai spatula; ini lupa. karena setelah comot udang, taehyung tepuk keras pantatnya dan jalan santai ke kamar mandi dekat dapur.

"kakaaaaaaaak."

"adeeeeeeeeek."

dapur berantakan, tapi enggak buat hatinya pagi ini.





















bohong.

jungkook bilang yoongi mau dia pulang cepat. tapi jam tujuh malam kurang seperempat, jungkook masih duduk di sofa ruang tengah rumah taehyung dengan susu pisang dan satu toples camilan kering.

"jung."

"mm?"

"jungkookie."

kali ini, kaki taehyung sundul pantat jungkook. jelas, jungkook berubah anarkis. "APA DEH."

"kolab lagi yuk?"

jungkook sedot susu pisangnya satu kali kemudian ditaruh di meja dan ganti saluran televisi. "kontnennmu sama aku melenceng. selain konten utama, aku cuma buat vlog. nah, kakak gaming semua."

"penggemarku gak bakal komplen konten ku melenceng atau gak, yang penting mereka liat aku ada di video, udah jerit-jerit."

jungkook ketawa sarkas. "ooo gitu bang."

"hahahaha. tapi serius soal jenis konten atau apa itu nggak ada masalah. kesulitan yang lain itu, kalo ada kamu di video ku mereka masih jerit atau patah hati?"

"kenapa patah hati?"

"taehyung mereka udah punya rumah lagi, agak paten, susah buat diganjenin."

"rumah apasih?"

"kamu rumah ku, bodo.*























notes.

—soft hour : open.
masih belum tidur? nunggu
apa sih ☹☹☹.
























ᝰ. direvisi

ex › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang