iii. clover : jauh

5.9K 945 81
                                    

seminggu setelah jadi pacar, selama itu juga kehadiran taehyung gak pernah absen di rumah jungkook. bahkan yoongi mulai bosen lihat cengiran konyol taehyung di depan pintu dengan tangan kanan-kiri sibuk tenteng kantong plastik isi makanan.

jungkook rasa, semua terlalu benar dan sesuai porsi; kakaknya sembuh dan jadi seperti biasa, rutinitas taehyung dengan alasan pacar baik yang main setiap hari, atau omelan yoongi yang justru taehyung buat lelucon.

tapi raut panik taehyung setelah terima telfon disela mereka makan malam buat jungkook bingung. ada sesuatu yang salah, ada apa pikirnya.

taehyung bilang ini urusan kecil, jungkook gak mau percaya. sepanjang jalan pulang dari restoran jepang tengah kota ke rumah pacar, taehyung gak berhenti gigit bibir, jari-jarinya juga agak kacau entah ngetuk setir terlalu sering atau gemetar tipis tanpa sebab. jungkook tau itu, jungkook tau pacarnya.

"kak, ada apa?"

"oke kok."

"kamu kenapa gak fokus?"

usapan jempol jungkook di punggung tangan taehyung yang agak kacau di persneling buat lelaki itu noleh dan senyum. "gapapa, jungkook."

jungkook tau pacarnya jago sembunyi-sembunyi masalah, pikir juga mungkin belum waktunya dia tau. jungkook percaya taehyung bisa buat paniknya selesai dan lari ke jungkook setelah itu, tapi susah buat biasa aja.

"udah sampe."

bahkan gak sadar pajero hitam taehyung udah berhenti rapi di depan gerbang rumahnya.

jungkook jadi linglung sendiri, tatap taehyung seolah minta bocoran sedikit apa yang ada di kepala lelaki itu, tapi taehyung cuma gasak pucuk kepala dan senyum tipis. "masuk, tidur. aku ada urusan, gak mampir dulu."

suara kunci pintu mobil jadi penengah hening tapi jungkook justru pegang tangan taehyung, matanya khawatir. "janji kasih tau kalo udah selesai?"

taehyung ketawa tipis, tapi gak sampai ke matanya. tangan yang dipegang jungkook diangkat, dikecup punggungnya dan kasih usapan jempol disana. "apa yang selesai?"

"apapun yang ganggu kepala kakak."

"tau darimana kepala ku berantakan?"

jungkook hela napas. "kak, i knew u since i can't remember. kamu transparan. aku harus tampar kamu dulu biar sadar?"

taehyung bahkan ketawa di depan tatapan panik pacarnya. "ada yang lebih pantes kamu tampar nanti. sekarang cium aku, turun, dan tidur." taehyung usap perut jungkook lembut, "udah kenyang, kan? sukses bikin dompet pacar kering."

jungkook marah. luar biasa marah. karena kenapa taehyung harus ketawa ditengah situasi yang pasti gak bagus buat lelaki itu sendiri. daripada makian, jungkook lebih pilih nangis dan hampir.

tangan taehyung yang sekarang ada di balik kaosnya gak buat jungkook risih, justru biarin usap semaunya disana. "oke. oke. aku mau kamu cerita kalo nanti menurutmu semuanya bisa kamu bagi."

"ada hadiah gak?"

"gak ada."

"pelitnya."

"aku pake permintaan terakhir ku, kak taehyung." jungkook tatap taehyung tepat di mata. "jangan buat aku panik lari ke rumah kamu kaya orang tolol lagi, oke?"

taehyung justru diam, tatap dua bola mata bulat kesayangannya yang sedikit berair. hampir nangis, ia tau. "oke." usap jempolnya di pipi putih jungkook dan taehyung senyum tipis. "sesuai perintah."

"sekarang masih mau cium?"

ya, siapa juga mau tolak.






















ex › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang