xviii : yoongi dan jarak

10.9K 1.9K 71
                                    

trigger warn : sope, minyoon, sedikitnya scene vkook















"jauh ternyata."

"taksi aja nih?"

taehyung tatap jalanan seoul yang lumyan padat, jam sepuluh pagi dan mereka siap jemput yoongi. mungkin cuma taehyung dan jungkook yang siap.

"mahal argonya, gila. sempit juga kan bertiga."

taehyung benci angka tiga demi tuhan. jimin sialan, justru sekarang dengan santai haha-hehe di kamera yang biasa dia pakai buat vlogging.

"pake bus aja yuk? biar kaya drama-drama gitu?"

mata bulat yang terlalu semangat ditambah cengiran kelinci lucu buat taehyung nggak bisa tolak ajakan jungkook. "drama korea? beauty and the beast yang ada."

"kenapa gitu?"

"saya pangeran, kamu belle, si bangsat tukang eksis itu gaston. sama-sama brengsek soalnya."

"gue denger, anjing."

jungkook ketawa kecil tapi berakhir tarik tangan taehyung dan jalan ke arah halte dekat sana. "jangan gitu, sahabat kamu lho."

taehyung dengus, diam dan pasrah di tarik jungkook sedang di belakang sana jimin sibuk vlogging sambil ekori mereka.

"jangan cemberut mulu deh."

"saya nggak suka jimin disini. saya takut kamu jadi suka dia."

jungkook dengus dan tarik taehyung. "rongsokan."

"sakit nih hatinya."

tawa lucu jungkook iringi datangnya bus pagi itu, dan hampir jimin ditinggal kalau aja jungkook nggak pukul bahu taehyung yang suruh supir buruan jalan.

"bangsat." kata jimin sambil pegang kameranya.

taehyung ketawa sarkas dan acungi jari tengah, "ngomong sama ini."

beralih noleh samping dan dapati jungkook yang amati pemandangan jalan kota lewat kaca jendela bus.

sebetulnya, pemandangan bagus itu jalanan kota atau si mantan itu sendiri?

















ayah marah.

bertepatan dengan beliau yang berangkat kerja ke luar kota buat waktu yang lama tapi justru dapati fakta kalau anak bungsunya kabur ke negara orang buat ayah suruh yoongi jemput.

sebetulnya banyak-banyak terimakasih buat itu, karena kalau enggak mungkin keseharian yoongi cuma tatap monitor dan main piano.

di bandara negara orang, yoongi sendirian. dirinya nggak takut buat tersesat karena semasa kuliahnya dihabisin total di negara gingseng.

hirup udara seoul dan seret koper ke tempat biasanya orang-orang jemput keluarga atau teman di bandara, mirisnya nggak ada yang jemput dirinya disini.

ya, mau harap apa. sekali pun dia upload foto pesawat dengan caption yang mengandung kode untuk disambut waktu di bandara, siapa yang akan peduli.

yoongi bukan jungkook.

pianis yang belum terlalu terkenal karena meskipun dirinya punya akun di platform video terbesar, itu juga khusus musik.

dan kalaupun yoongi terkenal, mungkin itu jarinya. karena dari sepuluh video di akunnya, semua menyorot ke jari panjang yang menari di atas tuts hitam putih.

yoongi tatap satu taksi yang laju pelan ke arahnya dan siap-siap buat lambai tangan, tapi satu suara buat yoongi noleh.

"yoongi!"

di sana, hoseok dengan karton putih bertuliskan 'cari yoongi samudera' dengan hiasan love banyak sekali buat yoongi diam.

senang, bibirnya buat kurva manis.

"temen kuliah gue makin pucet aja perasaan." kata hoseok setelah berjarak dua langkah dari eksistensi mungil di depannya.


"kulit gue emang begini dari lahir."

hoseok ketawa, "gue pamrih."

satu alis yoongi naik, hoseok yang lihat langsung decak sebal dan tunjuk karton putih di tangan kirinya. "lo pikir bikin prakarya bocah paud begini nggak pake duit?"

yoongi putar mata malas, beralih lepas pegangan dari koper dan ambil dompet siap keluarin uang. "berapa won?"

hoseok senyum simpul, ambil dompet yoongi dan gandeng tangan pucat kecil itu sambil jalan. tangan kanan gandeng yoongi, sementara tangan kirinya seret koper.

"maksudnya gimana nih?"


"bayarnya lo harus mampir ke rumah gue. gue bikinin makanan yang bakal bikin lo nggak pucet lagi."

ketawa kecil dan angguk pelan beberapa kali, "bagus kalo gitu. gue laper."

hoseok bawa yoongi ke mobilnya, koper ditaruh rapi di bagasi dan yoongi duduk di sebelah hoseok yang pegang kendali.

tatap ke arah jendela dan lihat jalanan, seoul banyak berubah. tiga tahun yang lalu nggak kaya gini, dan celotehan hoseok di sebelah nggak bantu yoongi buat nggak terlempar ke masa lalu.

"yoon, jarak bukan sesuatu yang gue suka."

"lo bercanda, jimin."

"gue nggak bersahabat sama apa yang lo pilih. have a good life, semoga seoul menyenangkan."

kadang yoongi lupa kalau posisinya yang disakiti disini. tapi dirinya seratus persen bodoh, karena bahkan tiga tahun nggak cukup buat bikin perasaannya luntur.


karena harfiahnya orang jatuh cinta, bodoh dan terlalu sayang itu beda tipis.

yoongi jatuh dalam konotasi, dan jimin jadi jawaban atas air matanya yang jatuh setiap malam di beberapa bulan pertamanya kuliah di negara orang.






















• notes.

triple update spesial tanggokan hari raya.
UwU. (ノ^o^)ノ


















ᝰ. direvisi

ex › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang