"sialan lo."
"kak taehyung, jangan gitu ..."
jungkook tatap tajam taehyung dan berakhir tatap jimin yang duduk di tepi ranjang. betul, jimin.
alibi dompet dicopet dan berakhir telpon taehyung buat bayarin taksi dan minta dapat kasur malam ini.
taehyung jelas marah, jimini itu sedikit terlalu nggak tau diri. tentu taehyung emosi, tapi otaknya kerja dua kali lebih cepat; tahan buat sekarang.
taehyung dengus malas dan beralih keluar kamar, tutup pintu sedikit kencang- disini bahkan jungkook kaget.
tatap jimin di sebelahnya pakai tatapan minta maaf, "kakak oke kan? selain dompet apalagi yang nggak ada?"
raut jimin melunak, bahkan senyum tipis waktu tatap jungkook. "oke, kok. udah liat lo soalnya."
jungkook gampang merah, dan jimin luar biasa gemas berakhir kasih hadiah gasakan tangan di pucuk kepala. "sori ganggu lo sama taehyung?"
jungkook geleng santai. "nggak kok. lagian mana ada yang berharap dicopet di negara orang, kan? musibah nggak ada yang tau."
jimin senyum miris, dan waktu lihat mata jungkook yang serius khawatir ulu hatinya merasa dicubit.
jimin edarin pandangan ke sekeliling, berujung tatap sepatu timberland cokelat di dekat pintu masuk sebelahan sama converse hitam lusuh punya taehyung.
"tidur berdua di king size, nggak salah?"
entah apa yang salah, tapi diam-diam jungkook tersinggung karena paham betul kemana arah pembicaraan ini berujung. kejadian beberapa hari lalu sama jimin seolah diputar ulang sama otaknya.
"balikan sama mantan ituhal bodoh."
"ayolah, koleksi id mantan itu buat apa?"
jimin tau jungkook tersinggung, maka dari itu buru buru pegang tangan jungkook dan usap punggung tangan pakai jempol, tatapannya lembut. "maaf," katanya.
jungkook nggak berusaha lepas atau jauhin tangan jimin yang sekarang genggam tangannya seolah nggak mau lepas. jungkook bukan cowok bodoh, jungkook tau jelas apa maksud lelaki itu.
tatapan jimin, gesturnya, intonasinya, sama persis kaya taehyung yang suka dia.
jungkook paham apa yang buat taehyung aneh beberapa jam lalu, jungkook paham alasan dibalik murkanya taehyung waktu lihat jimin pertama kali di lobi hotel.
jungkook paham; taehyung tau jimin suka dia, tapi berusaha seolah nggak tau dan itu makin buat jimin kelihatan jahat, tapi taehyung juga ngga bisa dibilang baik. justru bodoh.
jungkook hela napas dan tatap jimin sambil senyum kecil, "aku mau ke kamar mandi dulu."
dan bertepatan dengan jungkook yang tutup pintu kamar mandinya, jimin diam-diam raba saku celana dan temuin beberapa lembar uang juga kartu.
jimin nggak bohong, dompetnya memang hilang. tapi uangnya jimin simpan di saku celana.
tepat waktu jimin mau lepas sepatu dan taruh koper di pojok dekat lemari, taehyung datang dengan beberapa staff hotel di belakangnya.
"lo tidur di kasur tambahan."
bendera perang.
"oke."
taehyung menepi, persilahkan staff hotel masuk buat taruh satu kasur ekstra yang taehyung usahakan. matanya sapu keliling, merasa nggak temuin jungkook dan cukup malas buat tanya jimin, taehyung beralih pergi ke kamar mandi.
ketuk dua kali dan berusaha dengar eksistensi di dalam. "jung?"
"yaudah, kakak jaga diri. nantu besok aku sama kak taehyung jemput. disini ada kak jimin juga."
taehyung kerutin dahi.
"serius aku, hehe."
ketuk satu kali lagi lagi.
"jungkook?"
"kak taehyung udah panggil, aku tutup nih."
siapa, pikirnya.
selang beberapa detik pintu kamar mandi kebuka, kemudian ada jungkook yang pegang ponsel dan senyum lebar sekali.
"telpon sama siapa?"
"besok anter aku jemput kak yoongi di rumah kak hoseok, kakak ku ada disini juga."
oh, tentu. penghalang jimin itu cuma satu; mantannya. dan beruntung, kakak angkat jungkook itu mantan seorang jimin affandy.
taehyung senyum tipis begitu paham semesta dukung dirinya.
ini bakal seru.
•notes.
suka suka gue dong
mau apdet jam berapa😗.ᝰ. direvisi
KAMU SEDANG MEMBACA
ex › tk.
Short Storymantan; manis diingatan, tempatnya di hati. bahkan sampai sekarang. ©taelkom, 2018. › sudah direvisi.