sepoi angin pagi satu jam sebelum matahari naik ke langit lumayan gelitik kulit polos tanpa pelindung. cekatan, taehyung tarik selimut makin tinggi—tutupi satu eksistensi yang buat lengannya mati rasa karena jadi bantal mendadak.
jungkook calvian, pacar dua tahun genap hari ini. rasanya mimpi punya kesempatan lain buat saling jadi cerita, luar biasa beruntung dirinya dapat pacar segini sempurna. ya, cuma minus kebiasaan tidur persis mayat aja.
usapan lembut di punggung halusnya gak juga buat jungkook bangun, taehyung sedikit ketawa karena raut tidur pacarnya luar biasa lucu; bibir terbuka dengan dua gigi kelinci menyembul malu.
"padahal tanganku kasar, masih aja tidur."
kebiasaan setiap subuh seorang taehyung adinata, monolog ringan sambil tatap pacar yang masih lelap; capek yang panas, hadiah jadi pacar dua tahun katanya.
kecupan-kecupan ringan jatuh di sepanjang pelipis sampai rahang, sedikit usil hisap sampai ruam merah sedikit muncul di sana.
"kak, udah,"
kekeh tipis meluncur dan jungkook kembali tidur. tangan taehyung beralih merambat ke pinggang, tarik makin dekat seolah ejek jarak pagi ini.
elusan sepanjang punggung dan beberapa kecupan di pucuk kepala buat jungkook makin merangsek masuk; suhu di luar masih dingin dan pacarnya luar biasa hangat, susah buat jauh.
"dek,"
"masih pagi, tidur dulu."
"kamu tidur, aku mau dongeng."
ya sudah, kebiasaan pacarnya yang susah tidur setelah aktifitas malam bukan salahnya. matanya juga luar biasa berat, agak sembab karena beberapa jam ke belakang dirinya sibuk menangis, ditambah sisa sensasi remuk pinggul dan bagian bawahnya, jungkook butuh istirahat sekali.
"aku belum banyak cerita soal keluarga ku, ya?" kecupan di dahi jungkook jadi jeda dua detik. "banyak hal yang aku gak ngerti selama kamu gak ada, dan dijawab secara gak langsung sama kamu. keren lho."
pandangan taehyung mengawang, ingat banyak hal abu-abu yang lewat di hidupnya setelah pindah dan lepas dari jungkook; mulai dari bunda yang pergi sampai ayah kemudian, lalu jungkook dan banyak hal yang datang dan pergi tanpa pamit setelahnya.
"bunda pernah bilang ini sebelum beliau tinggal di surga, katanya, ayah selalu jadi magnet apapun keadannya."
"dulu, aku gak ngerti. tapi setelah bunda pergi dan kamu dateng, sedikit-sedikit rasanya jadi jelas."
"terus, ayah pergi, gak pamit." taehyung jilat bibirnya, "aku kosong, sendirian. setelah selesai pemakaman, aku pulang. duduk di kamar, mikir tentang banyak hal buruk dan sampai diomongan bunda beberapa tahun lalu."
"aku bisa sakitin diri ku waktu itu, sesuai skenario buruk yang ada di kepalamu. tapi aku sadar, raut sedih bunda dan pelukan terakhirnya buat aku ngerti." pelukannya di badan jungkook sedikit makin erat, "bunda bilang, ayah magnet. ya, mereka magnet, jungkookie. saling tarik. bunda pergi, ayah ikut."
"aku pikir, dulu aku ini apa sebenernya. hidup seolah berputar di mereka yang jadi magnet satu sama lain." elusan tangan lebar taehyung di kepala jungkook buat lelaki itu makin mengusal, "tapi di hari itu juga kamu ada di depan rumah ku, ikut aku, pulang."
"makasih banyak, yeah? udah jadi magnet ku, sama kaya ayah yang jadi magnet bunda, jungkookie."
jungkook diam, tapi pelukan makin erat. taehyung tau pacarnya belum tidur, dan isakan tipis buat dadanya hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ex › tk.
Short Storymantan; manis diingatan, tempatnya di hati. bahkan sampai sekarang. ©taelkom, 2018. › sudah direvisi.