selesai mandi, kaos lengan panjang motif garis dan celana sebatas lutut jadi kostum jungkook siang ini. niatnya cuma buat santai, sekalian tunggu taehyung pulang ke hotel karena mulai dari jungkook buka mata sampai detik ini lelaki itu belum kelihatan.
jungkook duduk di balkon kamar, tatap jalanan, tapi fokusnya justru jatuh ke clover daun empat di tangan kanan.
otaknya total mengawang, halusinasi dari kejadian paling picisan sampai ke adegan dewasa. sial, harusnya dewasa nggak cocok sama tema halusinasinya, lagi, jungkook buat taehyung jadi tokoh utama.
"ah, gila."
pipi merah, cekikikan kecil dan rambut ditiup angin perlahan. cantik sumpah mati, sayangnya taehyung nggak lihat itu.
jungkook cek jam di layar ponsel dan helaan napas berat jadi respon. "gila, dua jam kemana aja ya dia."
beralih buka aplikasi ngobrol dan niatan buat telepon taehyung. tapi ketukan di pintu kamar hotelnya buat jungkook urung.
itu pasti taehyung.
sedikit lari dan cepat buka pintu, senyumnya luar biasa lebar waktu tarik kenop.
"kaget nggak?"
itu bukan taehyung.
kemudian jungkook ttatap dua lelaki di depannya pakai raut dingin, "masih inget aku?"
"maaf dong?"
"kenapa nggak pulang?"
"nggak usah negatif, jungkook. gue sama kakak lo—"
"kamu mendadak jadi bawel gini kenapa lho kenapa?"
dengus geli, "itu oke kalo sama kak hoseok."
"oke? kenapa jadi rasis gini?"
"aku tau sembab mata kakak ku setiap pagi, dan penyebabnya justru dateng lagi dengan cuma-cuma begini."
yoongi hela napas, "jungkook, ini masalah kakak—"
"aku nggak suka." jungkook tatap yoongi, "aku nggak mau kakak nangis lagi."
hening sebentar dan jungkook hembus napas kasar. "kakak bilang, mantan itu manusia paling jahat. dan kakak justru—"
"jungkook," jimin ketawa sarkas, dibalas tatapan nggak suka dari adik yoongi. "lo pikir, taehyung itu siapa? dia bukan orang baru yang sekedar mampir."
"taehyung pernah menetap dan brengsek di waktu yang salah. sekarang balik lagi, dan lo jatoh lagi buat mantan lo." jimin jilat bibirnya yang mendadak kering. "bedanya apa? lo, yoongi, taehyung bahkan gue."
jungkook tatap jimin tajam pertama kali.
"—kita semua sama rumitnya. dan kesempatan kedua bukan sesuatu yang salah."
๑
jungkook luar biasa marah.
taehyung nggak ada dan kakaknya juga jimin yang entah kenapa sekongkol dalam usaha buat sudutin dia di kubu yang salah total. "omong kosong permintaan apanya, ada di sebelah aku aja nggak bisa."
jungkook mendadak egois soal taehyung.
kamar hotelnya kosong dan suara nada sambung panggilan gratis jadi pembunuh hening ruangan. susah sekali hubungi taehyung, dan jungkook makin asumsi kalau taehyung bercanda soal serius.
"sialan."
ponsel di lempar ke kasur, dan tatap jam di dinding kamar. tepat sepuluh jam setelah taehyung pergi, jungkook bingung mampus. kemana sebenarnya.
pemikiran negatif bergantian mampir. sampai di satu titik dimana dirinya menganggap kalau ini buat kesekian kalinya taehyung tinggal jungkook tanpa alasan jelas.
matanya panas, kabur karena air. dadanya seolah dihimpit. bersamaan dengan itu yoongi masuk ke kamarnya pakai raut khawatir yang makin buat dadanya sakit.
๑
jimin keluar, dan kamar hotel sekarang ditempati sama jungkook dan kakaknya.
"kakak bohong."
jungkook tatap kakaknya nggak percaya. dinilai dari helaan napas yoongi juga raut datar yang serius bertransformasi jadi sesuatu yang jungkook takuti malam itu.
"taehyung di indonesia, ada urusan."
"urusan apa?"
"kamu nggak perlu tau."
"aku nggak suka ditinggal tanpa alesan. kak taehyung sama kak yoongi juga tau itu. aku mau cengeng tapi rasanya nggak mampu."
yoongi gasak kepala adiknya, "besok pagi pulang, kok. nanti kamu bisa cari taehyung."
jungkook angguk dua kali dan peluk kakaknya, dua detik kemudian pintu kamar hotelnya dibuka dengan cara amat nggak santai. "sial, yoon, kenapa lo ngga bilang kalo bokap taehyung meninggal? ayo pulang, gue udah pesen tiket."
mulut sial.
"kok? bokap ... bokap siapa?"
hela napas dan ringis pelan, yoongi tatap adiknya yang tatap dia bingung. "packing, ayo pulang sekarang."
•
notes.
bentar lagi kelar lho huhuhu :'
ᝰ. direvisi
KAMU SEDANG MEMBACA
ex › tk.
Short Storymantan; manis diingatan, tempatnya di hati. bahkan sampai sekarang. ©taelkom, 2018. › sudah direvisi.