LOST CONTROL

8.5K 291 17
                                    

     Jisoo masih saja mendiamkan Seungri karena kejadian 2 hari yang lalu di toko perabotan. Dia merasa kesal karena Seungri tak membelikannya replika istana Disney.

    Seungri sudah tak tahan dengan sikap diam Jisoo terhadap dirinya. Dia masuk ke dalam kamar Jisoo dan melihat Jisoo yang sedang memainkan ponselnya.

Sugar.. kau masih marah?” tanya Seungri dengan duduk di pinggiran kasur Jisoo. Jisoo tak merespon pertanyaan Seungri. Jisoo mengubah posisi tidurnya dengan menghadap ke arah yang berlainan dengan Seungri.

  Seungri merebahkan tubuhnya disamping Jisoo dan memeluk tubuh ramping Jisoo dari belakang. Tubuh Jisoo menegang ketika merasakan pelukan Seungri yang terasa sangat intim baginya. Deruan nafas Seungri di tengkuknya kembali membuat sesuatu di dalam dirinya bereaksi aneh.

“Jangan diamkan daddy seperti ini. Kau bisa minta apapun asal kau berjanji tidak akan mendiamkan daddy seperti ini” ucap Seungri tepat ditelinga Jisoo dan itu membuat keduanya merasakan gelitikan aneh di perut mereka.

  Jisoo membalikkan tubuhnya hingga menghadap tepat ke arah Seungri. Nafas Seungri membelai lembut permukaan wajah Jisoo. Mata mereka bertemu saling menatap dengan dalam. Seungri membelai lembut rambut cokelat Jisoo dan melanjutkannya dengan menelusuri garis wajah jisoo. Jisoo memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan Seungri.

*chu*

  Jisoo merasakan sebuah kecupan mendarat di bibirnya menghantarkan sengatan listrik yang nikmat. Ini adalah ciuman pertama Jisoo. Naluri alaminya merespon ciuman Seungri. Mengikuti permainan bibir Seungri.

“Hmm daddyyy..” sebuah desahan keluar dari bibir Jisoo dan itu membuat kesadaran Seungri kembali menguasai dirinya. Seungri menghentikkan ciumannya. Mata karamel Jisoo terlihat sayu seolah menahan sebuah hasrat didalam sana. Seungri juga merasakan apa yang kini dirasakan oleh Jisoo namun saat ini akal sehatnya masih bekerja dengan baik.

Sugar ini sudah malam waktunya kau istirahat. Daddy ada acara malam ini” Seungri mengusap bibir Jisoo yang kini sedikit membengkak akibat ciumannya. Jisoo mengangguk patuh. Hatinya kini berdebar sangat keras.

  Seungri beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar. Kini dia sedang berada di perjalanan ke salah satu club malam di Hongdae. Dia memutuskan untuk mengalihkan pikirannya dari fantasi liar yang mulai menjalar dipikirannya.

    Pertahanannya selama ini kini telah runtuh. Dia sudah tak dapat lagi menahan hasratnya kepada Jisoo. Dia selama ini mencoba menahan perasaan dan hasratnya terhadap Jisoo karena takut akan menyakitinya dan membuat Jisoo takut.

What’s up bro!” sapa sebuah suara berat dari belakang tubuhnya. Seungri menoleh dan melihat Choi Seunghyun, salah satu sahabatnya, tengah menyapa dirinya. Disampingnya berdiri seorang wanita cantik dan seksi bernama Park Bom, tunangan dari Seunghyun.

“Hai hyung. Hai noona” balas Seungri tak bersemangat. Seunghyun yang melihatnya merasakan sesuatu yang tak beres dengan pria tampan bermata panda di depannya.

“Ada apa dengan muka pandamu itu huh?” tanya Seunghyun yang kini tengah duduk di kursi bar di samping Seungri.

“Memang kenapa dengan mukaku? Apa aku bertambah tampan?” Seungri berubah menjadi Seungri yang menyebalkan seperti yang dikenal Seunghyun selama ini dan itu membuat Seunghyun merasa senang. Seunghyun dan Bom menemani Seungri untuk minum sebelum beranjak ke lantai dansa.

  Seorang wanita mendekati Seungri yang sedang menikmati tequilanya. Wanita berpakaian seksi itu mencoba merayu Seungri. Seungri menanggapi rayuan wanita itu berharap hasratnya kepada Jisoo segera hilang. Wanita itu kini duduk di pangkuan Seungri dan memainkan kerah kemeja Seungri. Bayangan Jisoo memenuhi otaknya saat ini. Sosok yang dia lihat dipangkuannya kini adalah sosok Jisoo.

  Seungri mencium wanita itu dengan kasar. Membayangkan jika wanita dipangkuannya adalah Jisoo. Aroma mawar yang menyengat menusuk indra penciuman Seungri dan seketika Seungri melepas ciumannya. Seungri memberi beberapa lembar won kepada wanita itu dan mengusirnya dengan kasar.

“Sial! Jisoo tak memiliki aroma murahan seperti itu! Bibir Jisoo tak memiliki rasa pahit karena lipstick yang tebal” Seungri mengacak rambutnya dengan kasar dan menenggak minumannya dengan sekali teguk.

  Keesokan harinya Jisoo bangun sedikit terlambat dari biasanya. Dengan cepat dia mempersiapkan dirinya untuk berangkat kerja. Jisoo berjalan kearah dapur namun tak menemui Seungri disana. Dia memeriksa kedalam kamar Seungri namun pria itu juga tak ada disana.

“Apa daddy tak pulang dari semalam?” gumam Jisoo. Dia mengambil ponselnya dan meghubungi nomor Seungri. Sudah 6 kali Jisoo mencoba menghubungi Seungri namun tak ada jawaban juga. Perasaan takut menghinggapi dirinya.
“Bagaimana jika daddy benar-benar meninggalkannya?” mata karamelnya terkaburkan oleh genangan air mata yang siap untuk tumpah. Ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Dilihatnya ID pemanggil dilayar ponsel.

Daddy!!” teriak Jisoo saat mengangkat telepon dari Seungri. Perasaan legah sedikit menyelimutinya.

“Kau sudah bangun sugar? Daddy menginap di rumah Seunghyun hyung semalam, mian” ucap Seungri dari seberang sana.

“Kau membuatku takut daddy. Kenapa kau harus menginap dirumah Seunghyun ahjussi?” Jisoo tak dapat menahan air matanya. Isakan lembut keluar dari mulutnya.

“Sst.. maafkan daddy. Jangan menangis lagi kau bisa kelihatan jelek saat bekerja. Bersiap-siaplah daddy akan mengantarmu ke tempat kerja.

  Jisoo memutuskan sambungan teleponnya dan melangkahkan kakinya ke dalam kamar untuk membenahi riasan dan tampilannya yang terlihat sedikit berantakan. Hidungnya memerah akibat menangis. Jisoo tak mengambil pusing akan penampilannya yang terlihat sembab. Dia hanya berharap wajahnya akan kembali normal.

Sugar for DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang