Jisoo sedang mengunjungi Seungri di kedai ramen milik pria tersebut. Seperti biasa dia datang dengan raut wajah ceria dan menyapa beberapa pegawai yang telah dia kenal. Jisoo mengetuk beberapa kali pintu ruangan Seungri sebelum memutar knop pintu dan melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan bergaya minimalis.
“Daddy!!” teriak Jisoo dengan menghambur ke pelukan Seungri yang sedang berdiri didepan sebuah rak berisi beberapa buku.
“I miss you” Jisoo mengucapkannya dengan menatap kearah Seungri yang kini sudah menaruh buku yang sedari tadi dia pegang. Semenjak Seungri melamar Jisoo sikap wanita itu menjadi sangat manja dan selalu melekat kepada Seungri.
Seungri membalas pelukan Jisoo. Mengecup puncak kepala Jisoo dengan lembut. Membelai surai cokelat Jisoo hingga ke ujung. “Daddy juga merindukanmu sugar” Seungri mengecup lembut bibir Jisoo. Kecupan yang awalnya lembut kini berubah menjadi lumatan yang saling menuntut. Seungri membimbing Jisoo untuk duduk di meja kerjanya tanpa melepas tautan bibirnya. Tangannya yang bebas kini menelususri punggung Jisoo hingga membuat wanita itu melengkungkan badannya seakan memberi akses lebih kepada Seungri untuk menjelajah tubuhnya.
“Kau selalu membuat daddy ingin menikmatimu” Seungri telah melepas tautan bibirnya sebelum dia benar-benar kehilangan kontrolnya dan menikmati tubuh Jisoo di dalam kantornya. Seungri dapat melihat kilatan penuh hasrat dari manik mata Jisoo yang justru membuat dirinya semakin turn on.
“Mari kita mencari sesuatu yang dingin dan menyegarkan. Kita juga harus menemui Seung Gi hyung di Gwangju” Seungri mencoba mengalihkan pikiran kotornya dengan mengajak Jisoo untuk membeli sesuatu yang bisa membuat dirinya tenang dan tak menegang. Selain itu dia dan Jisoo harus pergi ke Gwangju untuk menemui Lee Seung Gi, saudara satu-satunya Seungri.
Seungri dan Jisoo lebih memilih menaiki KTX karena akan menghemat waktu dan tenaga mereka. Sebenarnya Seungri hampir saja memesan tiket pesawat untuk perjalanan mereka ke Gwangju namun mengingat Jisoo memiliki trauma yang sangat mendalam dengan pesawat akhirnya dia memutuskan untuk memesan tiket KTX.
“Kau masih ingat kapan terakhir naik kereta sugar?” tanya Seungri sebelum menyodorkan sekaleng jus dingin kepada Jisoo yang dia beli di mini market saat perjalanan ke stasiun.
“Sepertinya baru satu bulan yang lalu. Saat itu Jin mengajakku pergi ke night market di Dongdaemun” Jisoo menerima kaleng jus yang diberikan Seungri. Segera meminum isi jus tanpa menyadari tatapan tajam Seungri yang mengarah kepadanya.
“Terdengar seperti kencan yang romantis. Ternyata pretty boy pintar juga dalam hal berkencan” ada nada kecemburuan di suara Seungri. Jisoo yang menyadari ada aura cemburu yang menghambur keluar dari dalam Seungri segera menaruh jusnya dan menatap Seungri dengan tatapan penuh penjelasan.
“Ini tidak seperti yang daddy pikirkan. Kita.. kita hanya berjalan-jalan bukan berkencan. Aku.. dia.. no”
Seungri yang awalnya merasakan api cemburu kini malah berganti dengan gelitikan aneh di perutnya saat melihat raut wajah Jisoo yang kebingungan memberi penjelasan. Dia dapat melihat kesungguhan dinada Jisoo meskipun wanita itu mengatakannya dengan terbata-bata dan kalimatnya yang tak jelas.“Arraso. Daddy percaya. Tapi ingat jangan pernah memikirkan pretty boy didalam pikiranmu yang cantik itu”
Jisoo memberi hormat layaknya seorang prajurit yang sedang menerima tugas dari komandannya. Tak terasa dengan waktu perjalanan 2 jam 41 menit kini mereka telah sampai di stasiun kota Gwangju. Seungri membangunkan Jisoo yang tengah tertidur.
“Kita sudah sampai?” tanya Jisoo dengan mengusap matanya lembut. Dia mencoba mengumpulkan kesadarannya sebelum berdiri dan berjalan keluar dari KTX. Seungri telah menyewa sebuah mobil melalui aplikasi rent car untuk mereka kendarai selama di Gwangju.
Jisoo terlihat gugup selama perjalanan menuju rumah Seungri. Dia beberapa kali memainkan jari-jarinya dan mengganti posisi duduknya. Seungri sangat memahami apa yang sedang dirasakan Jisoo karena dia juga merasakannya. Namun dia tidak menunjukkan kegugupannya takut membuat Jisoo semakin gugup.
Sebuah bangunan rumah klasik khas Korea dengan halaman yang luas terlihat sangat sepi dan tenang.
Seungri memarkirkan mobil sewaanya di dekat pohon di halaman rumahnya. Memori masa kecilnya kembali berputar saat dia menginjakkan kakinya di halaman rumahnya yang telah lama dia tinggal. Dia hanya beberapa kali mengunjungi rumahnya setelah dia pindah ke Seoul.
“Samchon!!” teriak sebuah suara anak laki-laki dari depan pintu masuk. Anak laki-laki itu menghambur ke pelukan Seungri.
“Uri Lee Tae Joon!” Seungri menggendong Tae Joon, keponakannya, dengan penuh kerinduan.
“Oh Seungri-ah” seorang pria yang jauh lebih dewasa dari Seungri berjalan menghampiri Seungri dan Jisoo. Disamping pria tampan tersebut berdiri seorang wanita cantik dengan perut yang sedikit membuncit.
“Hyung.. noona” Seungri menurunkan Tae Joon dan menghampiri Seung Gi dan Yoona.
“Kenapa tak bilang kalau akan kesini. Aku bisa membuatkan makanan kesukaanmu” ucap Yoona dengan mengerucutkan bibirnya. Namun atensinya kini beralih ke Jisoo yang masih berdiri tak bergeming dari tempatnya.
“Siapa wanita cantik itu?” goda Yoona dengan melirik Seungri.
“Dia adalah Kim Jisoo”
Seung Gi dan Yoona tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya. “Kim Jisoo? Kau terlihat mirip Ara noona” ucap Seung Gi yang tak dapat menyembunyikan senyumannya. Dia terlihat senang melihat Jisoo tumbuh dengan baik dan menjadi gadis cantik.
“Annyeonghaseyo Seung Gi samchon.. Yoona imo” sapa Jisoo dengan kikuk. Dia memang sudah lama tak bertemu dengan Seung Gi dan Yoona. Terkahir dia bertemu saat pemakaman kedua orang tuanya.
“Hyung sebenarnya ada yang ingin aku beritahukan kepada kalian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar for Daddy
FanfictionWhen you truly love ? Someone age doesn't matter Weather it's 2 years, 5 years, 10 years, 20 years ❤ is ❤