Sebagai customer service seperti biasa Jisoo melayani para nasabah yang ingin memiliki rekening tabungan baru atau nasabah yang melaporkan keluhan-keluhan mereka. Jisoo harus sabar mengahdapi para nasabah yang terkadang keras kepala saat mengutarakan keluhan mereka.
“Selamat pagi tuan. ada yang bisa saya bantu?” sapa Jisoo dengan ramah. Senyum manisnya terukir di bibir indahnya.
“Selamat pagi. Saya ingin membuat rekening baru” suara lelaki itu terdengar sangat lembut hingga membuat Jisoo terhanyut. Wajahnya yang tampan seperti seorang idol. Matanya memancarkan kehangatan dan suaranya yang lembut namun maskulin. Perpaduan yang pas menurut Jisoo.
“Bisa saya lihat form yang telah anda isi tuan?” tanya Jisoo dengan sopan. Pria itu memberikan kertas yang dia bawa kepada Jisoo.
“Tuan Kim Seok Jin” ucap Jisoo saat membaca identitas pria di depannya.
“Jin. Akan lebih baik jika kau hanya memanggil namaku” sela Jin.
Jin tak melepas pandangannya dari wajah serius Jisoo yang sedang berkutat dengan komputer dan kertas di depannya. Jin tersenyum saat melihat Jisoo mengerucutkan bibirnya atau tersenyum saat telah berhasil melengkapi semua form di komputernya.
“Ini rekening baru anda. Tolong tanda tangan disini” Jisoo menunjuk sebuah kolom dipojok buku tabungan pria itu.
Jin tersenyum sebelum pergi meninggalkan tempatnya. Jisoo memperhatikan punggung Jin yang terus menjauh menuju kearah pintu keluar. Sebuah suara lelaki paruh baya menyadarkan lamunan Jisoo. Jisoo sedikit tergagap dan meminta maaf atas tindakannya kepada nasabah lelaki berusia 50-an di depannya.
Jisoo sedang berjalan sendirian menuju ke kedai langganannya di depan gedung kantornya. Hari ini dia tak ditemani oleh Jennie karena wanita dingin itu sedang tidak masuk karena sakit. Sebuah langkah berjalan menyamai langkahnya.
“Waa aku harus menunggu hampir satu jam dan kau tak menoleh sedikitpun kearahaku? Unbelievable!” suara itu sepertinya tak asing bagi Jisoo. Jisoo menoleh ke sumber suara dan benar saja wajah tampan dari Jin menyambutnya. Jisoo tertawa saat melihat Jin membuat ekspresi kesal yang lucu.
“Hei aku tak menyuruhmu untuk menungguku tuan” Jisoo membuat nadanya terdengar tegas namun humoris.
“Jin. Namaku Jin. Kau siapa?” tanya Jin kepada Jisoo.
“Kim Jisoo. Kau bisa memanggilku Jisoo” jawab Jisoo dengan ramah. Jin dan Jisoo terus mengobrol dan bercanda selama perjalanan meuju ke kedai.
Jin benar-benar dibuat terkagum oleh cara makan Jisoo yang begitu luar biasa. Jisoo melahap makananya dengan semangat dan memesan porsi jumbo. Jisoo tak seperti wanita pada umunya yang akan menjaga penampilannya saat makan didepan pria, Jisoo sangat apa adanya dan itu membuat Jin menyukai Jisoo.
Jin mengambil ponsel Jisoo yang berada diatas meja dan menelepon nomornya sendiri. Jisoo akan melayangkan protesnya namun Jin sudah terlanjur memiliki nomornya. Jin tertawa puas melihat ekspresi Jisoo yang membulatkan matanya dengan pipi yang menggembung penuh makanan.
Setelah makan Jin dan Jisoo berjalan-jalan sebentar melewati taman tak jauh dari gedung kantor Jisoo. Sebuah posrche putih berhenti tepat di samping tubuh Jisoo dan Jin yang sedang berjalan di trotoar menuju kantor Jisoo.
“Masuk” ucap Seungri dingin dengan membuka jendela mobilnya. Seungri tak menoleh ke arah Jisoo. Pandangannya tetap mengarah ke depan. Jisoo yang mendengar nada dingin dari suara Seungri dengan segera pamit ke Jin dan masuk kedalam porsche milik Seungri. Seungri melajukkan mobilnya begitu Jisoo telah duduk di kursi sebelahnya.
“Siapa pria cantik itu?” suara Seungri masih tetap dingin dan itu sangat mengganggu Jisoo. Seungri hanya mengelurkan nada seperti itu saat dia marah. Jisoo tak mengerti kesalahan apa yang telah dia perbuat hingga membuat Seungri marah.
“Maksud daddy Jin? Dia adalah nasabah di tempatku bekerja” jawab Jisoo dengan tak nyaman. Aura dingin yang dipancarkan Seungri seolah membuat dadanya sesak. Seungri menepikan mobilnya dan berhenti ditepi jalan saat sampai di depan kantor Jisoo.
“Sepertinya dia menyukaimu” tanya Seungri yang kini mengahadap ke arah Jisoo. Jisoo mengeglengkan kepalanya cepat.
“Tidak mungkin kita baru mengenal hari ini. Apa daddy marah karena aku memiliki teman baru?” mata karamel Jisoo menatap Seungri dengan rasa takut. Seungri menghela nafas dengan kasar. Dia menagkup wajah tirus Jisoo.
“Daddy tak marah kau memiliki teman baru sugar. Hanya saja kau harus berhati-hati saat memilih teman apalagi pria” sebuah senyuman terukir di bibir Jisoo ketika merasakan tatapan Seungri yang meneduhkan.
“Bekerjalah dengan baik dan jangan termakan godaan dari nasabah priamu. Arra?” Seungri memperingatkan Jisoo dan ditanggapi anggukan oleh Jisoo. Jisoo mengecup singkat bibir Seungri sebelum keluar dari porsche putih milik Seungri.
“Kim Jisoo” desis Seungri selepas kepergian Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar for Daddy
Fiksi PenggemarWhen you truly love ? Someone age doesn't matter Weather it's 2 years, 5 years, 10 years, 20 years ❤ is ❤