DATING?

4.6K 240 4
                                    

Daddy tak perlu menjemputku nanti karena aku akan pulang terlambat. Aku ada janji dengan temanku” ucap Jisoo saat berada di dalam mobil Seungri. Dia kini sedang dalam perjalanan ke tempat kerjanya dengan diantar oleh Seungri seperti biasa.

“Temanmu siapa? Jennie? Rosé? Lisa?” tanya Seungri tanpa melepaskan pandangannya dari jalan didepannya. Jisoo tak langsung menjawab pertanyaan Seungri ada jedah disana.

“Bukan. Aku ada janji dengan Jin. Daddy tak marahkan jika aku pergi bersama Jin?” tak seperti biasanya kini suara Jisoo terdengar pelan dan ragu-ragu. Jisoo menatap Seungri dengan dada yang bergemuruh seakan takut kalau Seungri akan marah dan melarangnya.

The pretty boy?” aura dingin tiba-tiba keluar dari tubuh Seungri ketika mengucapkan kalimat itu. Jisoo dapat melihat rahang Seungri yang mengeras. Seungri menoleh kearah Jisoo saat mobil mereka berhenti karena lampu merah.

“Kau boleh bermain dengan siapa saja sugar. Kau berhak menentukkan pilihanmu” batin Seungri mengumpat ketika mulutnya mengatakan hal itu. seakan perasaannya tak dapat menerima kalau Jisoo akan pergi bersama lelaki lain. “Aku berharap lelaki itu gay” batin Seungri bertepatan dengan lampu hijau yang menyala.

     Jisoo senang karena Seungri mengijinkannya untuk pergi bersama Jin namun disisi lain Jisoo merasa kalau Seungri begitu gampang melepas dirinya untuk bersama dengan lelaki lain seakan menadakan tak ada yang spesial diantara keduanya. “Memang apa yang kau harapkan Kim Jisoo? Kau berharap daddy Ri menganggapmu spesial?” jauh didalam dirinya sebuah suara sedang mengejek dirinya.

    Hari yang cukup lenggang bagi Jisoo karena tak sesibuk hari-hari biasanya. Jarum jam di dinding menunjukkan pukul 6.30 sore dan ini saatnya Jisoo keluar dari kantor tempatnya bekerja. Jisoo sedang menunggu Jin di depan kantornya berharap lelaki itu tidak telat menemuinya.

“Hai cantik” sapa Jin dari jarak beberapa meter dari tempat Jisoo berdiri. Semburat merah muncul di pipi Jisoo ketika mendengar sapaan manis Jin.

    Jisoo dan Jin kini tengah berjalan menuju subway. Jisoo tak mengetahui kemana Jin akan mengajaknya malam ini. “Kau tak apakan naik subway seperti ini?” tanya Jin saat mereka berada didalam kereta menuju Dongdaemun station. Jisoo menganggukkan kepalanya dengan senyum yang mengembang dibibirnya. Dia sangat senang karena sudah lama dia tidak naik kereta karena Seungri selalu mengantarnya kemanapun Jisoo pergi.

   Jisoo dan Jin kini berada di Dongdaemun Night Market, sebuah spot berbelanja yang terkenal di Seoul. Pemandangan akan lampu-lampu neon yang menyala dengan terang dan indah membuat Jisoo merasa bersemangat untuk menjelajah tempat itu.

“Maaf aku hanya bisa mengajakmu jalan-jalan ke sini. Aku bukanlah G-Dragon yang bisa mengajakmu pergi berkencan ke luar negeri” ucap Jin dengan tertawa. Jisoo sangat senang dengan Jin yang selalu memancarkan aura positif.

“Aku lebih menyukai traveling di negeriku sendiri daripada negeri orang lagipula aku membenci pesawat” tersirat kesedihan di mata Jisoo meskipun dirinya kini tengah tertawa.

“Kau mau hetteok disana?” tanya Jin dan seketika mendapat anggukkan dari Jisoo. Mata Jisoo berbinar ketika melihat ahjumma penjual hetteok tengah membalik hetteok dari penggorengan. Aroma manis hetteok membuat perut Jisoo berbunyi keroncongan.

“Kau harus makan yang banyak Jichu-ah” Jin mencubit gemas pipi Jisoo sebelum memberikan sebungkus hetteok berukuran jumbo. Jisoo menerima hetteok itu dengan senang. Dia memakannya dengan lahap. Sesekali Jisoo menyuapi Jin dengan hetteok yang sedang dia bawa.

    Jisoo dan Jin kini tengah melihat sebuah pertunjukkan akustik di sebuah panggung di jalanan Dongdaemun. Seorang wanita sedang menyanyikan lagu Eat milik Zion.T dengan begitu indah. Setelah penampilan wanita tersebut, Jin manarik tangan Jisoo untuk ikut naik keatas panggung.

“Lagu ini aku persembahkan untuk wanita cantik disampingku” Jin melirik kearah Jisoo yang kini menundukkan kepalanya dan tersenyum malu.

    Jin mulai menyanyikkan lagu dari Bruno mars ‘Nothing on You’. Suaranya begitu lembut dan merdu membuat orang-orang yang tak sengaja mendengarnya mendekat kearah panggung. Dengan sekejap panggung dikelilingi oleh banyak orang. Beberapa pengunjung mengabdikan momen tersebut dengan ponsel mereka. Jisoo tak henti-hentinya dibuat tersenyum oleh sikap manis Jin.

    Setelah menikmati beberapa street food yang ada di Dongdaemun, melihat pertunjukkan akustik dan mendapat kejutan yang tak terduga dari Jin kini saatnya bagi Jisoo untuk pulang. Jin mengantar Jisoo sampai di halte dekat rumah Jisoo.

“Apa kau mengetahui apa salah satu tanda kalau orang itu berjodoh?” tanya Jin kepada Jisoo saat mereka tengah berada di dalam bus. Jisoo yang terlihat lelah hanya menggelengkan kepalanya namun menatap Jin dengan rasa penasaran.

“Wajah yang mirip. Jika seorang pria dan wanita memiliki wajah yang mirip bisa jadi mereka berjodoh. Apa kau tak merasa kalau kita memiliki kemiripan itu?” Jin mengeluarkan ponselnya dan mengajak Jisoo untuk berfoto bersama. “Lihat kita begitu mirip!”Jin terlihat antusian saat menunjukkan hasil foto yang berada di ponselnya kepada Jisoo. jawaban Jin membuat Jisoo tertawa dan menggelengkan kepalanya. Jisoo tak habis pikir kalau Jin tipe pria yang percaya mitos.

    Jisoo dan Jin kini telah sampai di halte dekat rumah Jisoo. “Jichu-ah?” Jin terlihat gugup saat memangiil Jisoo yang akan melangkahkan kakinya.

“Maaf kalau ini sedikit mengejutkan atau terlalu cepat..” Jin mengambil jedah sebelum melanjutkan ucapannya. “Aku menyukaimu” ucap Jin cepat. Jisoo mengedipkan matanya beberapa kali dan tersenyum lembut kearah Jin.

“Aku tak bisa melarangmu untuk menyukaiku namun aku ingin kita menjalani hubungan kita yang seperti ini karena aku masih tidak bisa jika harus menjalani hubungan yang lebih dari ini. Kau tahu kan maksudku?” Jisoo berharap Jin dapat mengerti maksudnya dan tak tersinggung dengan ucapannya.

“Ya aku mengerti memang terlalu cepat untuk kita menjalin sebuah hubungan” Jin tersenyum dan menyuruh Jisoo agar segera pulang sebelum hari semakin malam.

Sugar for DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang