Kisah Ke Delapan Puluh Lima: Selalu Karena Dia.

175 11 1
                                    

"Ada sendu di pelupuk matamu.
Ada kilatan amarah dalam tatap sinismu.
Kutanya kenapa.
Kamu hanya menggeleng saja.

Lalu kuikuti arah pandangmu, aku tersenyum miris. Sesak langsung menghantam dada. Pisau tak kasat mata menggores luka.

Lagi, lagi, dan lagi,
Semua karena dia.
Harus sampai kapan,
kamu terfokus pada dia?

Sementara aku, ada di sini, tak kau sadari?"

- Rahmadani. // 19:59

Sejuta Aksara 2. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang