Galang POV
Setelah aku menonton acara televisi milik Kusuma jaya, aku bisa menyimpulkan semua acara yang disiarkan di stasiun televisinya, sama sekali tidak ada Islam, bahkan sinetron yang di tayangkan pun sama sekali tidak mendidik, jauh dari agama.
Tidak ada adzan, bahkan acara ceramah seperti di tv lain pun tidak ada sama sekali, walau itu ditayangkan dini hari, ketika semua pemuda masih tidur.
Apakah dia bukan Islam? Padahal jelas, aku lihat data KTP nya dia beragama Islam atau hanya sebatas Islam KTP? Mungkin saja, bisa saja dia hanya mengaku-ngaku Islam, tapi sebenarnya seorang penyembah setan. Yah .. mungkin saja.
Bukan maksud berburuk sangka, tapi ini begitu mencurigakan, televisi itu jendela dunia, televisi mampu mempengaruhi orang-orang dan mengubah pola pikir orang, kalau diisi dengan hal-hal seperti ini, maka lama-kelamaan akan banyak orang yang menjadi phobia dengan Islam.
Lalu bagaimana dengan sekolah Kusuma jaya, apakah dia membuat para siswa jauh dari agama? Aku harus menyelidiki ini.
Aku terbangun tepat jam tiga dini hari, ku lihat Qonita masih tidur, padahal dia tidak pernah meninggalkan sholat malamnya. Aku ingin membangunkannya, tapi dia sedang sakit, aku tidak tega untuk membangunkannya. Aku bangun lebih dulu dan melaksanakan sholat malam, lalu sambil menunggu adzan subuh aku memasakan bubur untuk Qonita. Aku memang tidak pintar memasak, tapi aku harap bubur yang aku masak dengan bumbu cinta ini, bisa membuat Qonita tersenyum.
Keahlianku memang bukan dalam bidang memasak, ternyata memasak sulit juga, walau hanya memasak bubur.
Selesai aku memasak bubur ayam ala abang Galang. Mungkin semua bubur rasanya sama saja, aku rasakan masakanku ini cukup enak untuk pemula. Aku meyajikan buburnya di atas meja makan, lalu aku beranjak untuk mandi dan ke mesjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Selesai aku berpakaian, ku lihat Qonita masih juga tidur, suara adzan sedang berkumandang, sebaiknya aku membangunkan Qonita, khawatir dia terlambat sholat.
Aku duduk di samping ranjang sambil melihat Qonita, dia tidur begitu pulas, aku membelai kepalanya lembut, "Qonita... udah adzan, ayo bangun," ucapku, tapi sepertinya Qonita masih dalam alam mimpi, "sayang," panggilku lagi. Qonita mulai membuka matanya perlahan-lahan, dia nampak kaget melihatku di depannya, dengan segera dia langsung mengambil posisi duduk.
"Galang ini adzan apa?" Tanya Qonita panik.
Sangking pulasnya tidur, aku rasa Qonita merasa, bahwa dirinya sudah tidur sangat lama.
"Adzan maghrib," jawabku bohong. Qonita langsung membelalakan matanya.
"Maghrib? Apa aku nggak sholat lima waktu?" tanyanya dengan wajah yang begitu panik, sampai aku tak dapat menahan tawa.
"Nggak, aku bercanda, sekarang baru subuh," jawabku, Qonita mendelik kesal, aku rasa dia sudah sembuh sekarang
"Bisa-bisanya bercanda," ketusnya.
"Aku ke mesjid dulu ya, ayo bangun segera sholat aku udah masak untuk kamu," ucapku. Wajah Qonita yang sempat kesal langsung berubah.
"Masak?" Tanyanya kaget.
"Iya, ini dengan bumbu cinta jadi pasti enak," candaku.
"Emang kamu bisa masak?" Tanya Qonita lagi.
Wah Qonita meragukanku.
"Itu buktinya, udah mending sekarang kamu mandi, sholat, terus nanti kita makan bareng ya, aku ke mesjid dulu sekarang," ucapku. Aku langsung berdiri, tiba-tiba Qonita memegang tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...