Galang POV
Sehari setelah aku menayangkan video azab kubur dan siksa neraka, mesjid masih ramai, aku berharap ini bertahan seterusnya. Aku melihat kepala sekolah mendatangkan pakar IT untuk mengatasi kekacauan kemarin. Sudahlah, untuk apa buang-buang waktu dan uang? Aku tidak mungkin tertangkap semudah itu.
Sepulang sekolah, aku berencana ke mesjid untuk sholat berjamaah lagi seperti kemarin, aku harap sekarang masih banyak yang sholat di sana. Perlahan aku berjalan di koridor kelas menuju mesjid.
"Galang Adhytama.." aku mendengar seseorang memanggil namaku, dengan refleks tubuhku terpanggil untuk menengok ke sumber suara.
Aku putar kembali tubuhku ke belakang, karena aku rasa suaranya ada di belakangku. Tidak begitu jauh, tidak begitu dekat, aku menemukan sosok pria yang kemarin terus memperhatikan Qonita. Tunggu! Kenapa dia memanggil namaku dengan Galang Adhytama? Lantas kenapa juga aku harus menengok?
Galang! Bego!!! Aku sedang menyamar menjadi Langit, kenapa harus menengok? Pria itu membelalakkan matanya dan menatapku tajam, darimana dia tahu namaku? Ku lihat ada Rival sedang berjalan di belakangnya, ini tepat sekali. Aku harus segera memanggil Rival untuk mengalihkan perhatiannya.
"Rival!!!" Panggilku, aku rasa pria itu sedikit terkecoh kan. Rival melihat ke arahku dan mempercepat langkahnya. Aku pun ikut menghampirinya.
"Val, dari tadi gue nyariin lo, ternyata lo ada di belakang gue," ucapku. aku harus benar-benar meyakinkan pria itu, kalau aku menengok ke belakang karena mencari Rival, bukan karena panggilannya.
"Ngapain lo nyari gue?" Tanya Rival. Pria itu masih saja memperhatikanku.
"Gue mau ngajakin lo sholat berjamaah, ayo kita sholat lagi!" Ajakku.
Rival nampak enggan, tapi aku segera menarik tangannya dan segera berjalan menuju mesjid meninggalkan pria tadi.
"Sebenarnya gue masih agak males buat sholat Lang," ucapnya sambil berjalan dan aku tetap memegang tangannya.
"Lo nggak boleh gitu Val, sholat itu hukumnya wajib, lo nggak takut masuk neraka?"
"Takut sih lang..."
Aku terus berjalan, aku tidak tahu dia mengikutiku atau tidak. Aku harus hati-hati kenapa bisa dia tahu namaku? Aku rasa ini kondisi darurat, Apakah penyamaran ku ketahuan?
Sesampainya aku di mesjid, aku temukan beberapa orang sudah ada di sana dan jumlahnya mengurang lagi, aku rasa memang mereka sadar ketika melihat azab saja atau ketika ditimpa musibah, setelah itu kembali lagi ke semula, sangat disayangkan.
Aku mengambil air wudhu yang ada di belakang mesjid ini, beberapa orang pun terlihat sedang wudhu di sana. Selesai berwudhu, aku ingin memastikan keberadaan pria tadi, apakah dia masih mengikutiku? Aku mendekati jendela mesjid, ternyata dia masih ada, apa maksud dia? Dan siapa dia sebenarnya? Sudah! Lebih baik sekarang aku sholat dulu saja.
Selesai sholat, berdzikir dan berdo'a sempat aku melupakan pria tadi, namun ketika aku memakai sepatuku di teras mesjid, kembali aku menemukan sosok pria tadi sedang berjalan menuju kantin. Aku khawatir pria itu mengikutiku sampai pulang lalu melihatku bersama Qonita. Aku harus segera mengirim pesan pada Qonita.
Aku ambil ponselku dari saku celanaku dan mengetik,
"Qonita, sepertinya kondisi nggak aman, jadi aku nggak bisa menjemput kamu di tempat biasa, untuk hari ini nggak apa-apa kamu naik angkot dulu? Aku akan meminta seseorang buat ngikutin angkot kamu."
Setalah aku kirim tak lama aku menerima balasan pesan dari Qonita.
"Situasi tidak aman gimana Galang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...