Galang POV.
"Qonita...." Aku benar-benar panik, sepertinya Qonita memang tidak ada di klinik, aku putus asa. Rasanya aku ingin menghajar habis-habisan wajah Kusuma, jika memang terjadi sesuatu pada Qonita. Ya Allah tenangkan hati hamba.
Clek..
Terdengar suara pintu terbuka, sepertinya pintu kamar mandi. Aku melihat ke arahnya muncul Qonita dari sana. Syukurlah...Ternyata dari tadi Qonita berada di kamar mandi.
"Ada apa Galang?" Tanya Qonita bingung, sambil berjalan menghampiriku.
Dengan refleks aku segera menghampri Qonita dan memeluknya erat. "Kamu nggak apa-apa?" Tanyaku.
Qonita diam saja, dia pun tak membalas pelukanku.
"Galang, ini di sekolah kalau ada orang yang lihat gimana?" Ucap Qonita.
Oh! Aku melupakan semua itu karena sangking paniknya, perlahan aku melepaskan pelukanku.
"Maaf.." lirihku.
"Tapi, kenapa kamu terlihat panik begitu?" Tanya Qonita.
Aku berusaha memulihkan kembali napasku yang tidak beraturan, karena berlari panik tadi, kemudian aku menghela napas panjang, "mulai hari ini lebih baik kamu nggak usah kerja lagi di sini," ucapku tanpa menjawab pertanyaan Qonita.
Qonita mengernyit, "kenapa?"
"Aku nggak mau kamu dalam bahaya," jawabku. Qonita semakin mengernyit.
Tapi tetap saja, selama Qonita tidak di sisiku, aku akan terus merasa khawatir. Ya Allah ampuni hamba yang belum bisa mempasrahkan semuanya kepada-Mu.
"Bahaya apa Galang?" Tanya Qonita bingung.
"Ada seseorang yang akan mencelakakan kamu kayak kemarin," jawabku.
"Si...siapa?"
Aku melihat kanan kiri, aku khawatir ada yang melihatku bersama Qonita.
"Kamu duduk dulu saja, anggap aku pasien kamu," pintaku. Qonita duduk di kursinya dan aku duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Perlahan-lahan rasa panik ku mulai reda.
"Kamu harus berhati-hati jika melihat laki-laki yang mencurigakan kemarin dan Kusuma, kalau kamu melihat mereka segera hubungi aku."
Qonita terbelalak. "Memangnya ada apa Galang? Aku belum ngerti."
"Kusuma tahu kalau aku adalah polisi, dia sepertinya nggak suka dengan penyelidikan ku di sekolahnya, dan dia pasti akan melakukan banyak cara untuk menghentikan aku, termasuk menyakiti kamu," jelasku.
Qonita bergeming, dia tidak terlihat panik sepertiku. Beberapa saat kemudian dia menghela napasnya panjang."tenang aja Galang, Allah pasti melindungi kita, selama kita menolong agama-Nya," ucapnya berjeda, "kamu tahu ketika aku diculik laki-laki yang memakai masker, dia udah membius aku, hingga aku pingsan, tapi Alhamdullillaah karena pertolongan Allah aku terbangun dan ada kamu yang nolong aku, semuanya atas ijin Allah bukan?"
Ya Allah, Qonita sudah bisa mempasrahkan semuanya pada-Mu, kenapa aku masih saja panik. Apakah aku termasuk orang yang tidak percaya dengan pertolongan-Mu? Ampuni hamba ya Allah.
Aku meraih jemari Qonita yang ada di atas meja, mememgangnya erat. "Makasih, kamu udah selalu ngingetin aku," ucapku kemudian.
Qonita hanya tersenyum tipis. "sama-sama."
"Tapi, untuk hari ini saja, aku ingin memastikan kondisi istri dan anakku benar-benar aman," pintaku masih menggenggam tangan Qonita.
"Caranya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...