Qonita POV
Kenapa Galang tidak memberitahuku bahwa aku keguguran? Apa ini alasan dia tidak mau mengantarku ke dokter kandungan? Tapi, kenapa Galang harus merahasiakannya segala? Aku akan lebih sedih jika Galang menyembunyikannya dariku.
"Aku kecewa Galang," ucapku. Kemudian aku melangkah pergi melewati Galang. Galang menarik tanganku, membuatku harus menghentikan langkahku
"Maaf, bukan maksud aku menyembunyikan kebenarannya dari kamu," ucap Galang, kemudian dia berdiri di depanku. "Aku Cuma nggak mau kamu sedih," lanjutnya.
Aku melepas tangan Galang yang masih memegang pergelangan tangnku.
"Ini kabar penting Galang, seharusnya kamu memberitahu aku segera," sanggahku. Galang terdiam hanya menatapku sendu. "Aku ingin sendri dulu." Aku lanjutkan kembali langkahku yang sempat terhenti.
Entahlah, mungkin karena aku sedang menstruasi, sehingga aku lebih sensitif. Sebenarnya aku bisa mengerti maksud Galang, dia tidak ingin aku merasa sedih, karena itu dia menyembunyikannya dulu dariku dan mungkin memang Allah yang belum mengijinkanku memiliki keturunan. Tapi aku juga tidak tahu kenapa aku merasa kesal, aku juga tidak tahu sebenarnya aku ini marah pada siapa? Ya aku rasa ini hanya bawaan menstruasi.
Aku berjalan menuju ruang tamu, aku juga bingung, apa yang mau aku lakukan sekarang ini. Beberapa saat kemudian Galang kembali menarik tanganku.
"Kamu mau kemana?" Tanya Galang.
Entahlah Galang, aku juga bingung aku kesal pada siapa, mungkin ini bisa disebut aku sedang bad mood.
"Galang aku sedang ingin sendiri, biarkan aku sendiri dulu," jawabku sambil menarik kembali tanganku dari Galang, kemudian kembali berjalan. Galang masih mengikuti di belakangku.
Aku sudah bilang aku sedang ingin sendiri, kenapa dia malah mengikutiku? Aku duduk di sofa ruang tamu, Galang pun ikut duduk dengan jarak sedikit jauh dariku, tanpa bersuara sedikitpun.
Aku merasa sedih harus menerima kenyataan ini, tapi pasti Galang pun sedih. Seharusnya aku tidak usah marah padanya, tidak! Sebenarnya aku tidak marah hanya kondisi hatiku saja yang sedang buruk. Rasanya aku ingin menghirup udara di luar.
Aku berdiri, Galang juga ikut berdiri. Aku mulai berjalan menuju pintu keluar, Galang tiada henti mengikutiku. Apa aku membuatnya khawatir?
Aku menelusuri taman yang ada di rumah milik ayah Galang ini, rumahnya memang sangat besar. Yah karena ayah Galang seorang direktur perusahaan sepatu, pasti penghasilannya besar.
Di taman ini ada kolam ikan, dengan air mancur yang ke luar dari beberapa saluran air. Kolam ikan yang cukup unik dihiasi lampu hiasan berwarna-warni. Banyak juga tanaman hiasan di sini, dengan bermacam-macam bunga, sudah seperti taman bunga saja. Aku duduk di salah satu kursi kayu panjang.
Aku merasakan, udara malam ini cukup segar, dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus pelan. Aku menikmatinya, sedikitnya menurunkan rasa bad mood ku saat ini.
Ya Allah kuatkan hati hamba untuk menerima semua ini, semua berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Lapangkanlah dada hamba untuk mengikhlaskan semua titipan-Mu.
Tak terasa sudah berapa lama aku diam di sini. Aku menengok layar ponselku untuk melihat jam, rupanya sekarang sudah pukul 23.00 dan Galang masih berdiri di belakangku. Kasihan, dia baru pulang kerja dan besok harus kembali bekerja, kalau dia terus menungguku pasti tubuhnya merasa lelah.
Aku mulai berdiri dan menghampiri Galang, suasana hatiku sudah tidak seburuk tadi. Galang masih berdiri sambil bersandar ke pohon. Wajahnya terlihat gelap karena sedikit cahaya yang masuk ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...