26. Tempat persembunyian

17.3K 1.6K 138
                                    

Qonita POV

Anak siapa? Apa memang Galang tidak tahu kalau aku hamil?

"Tentu saja ini anak kamu Galang," jawabku panik sambil menghapus air mataku.

"Masa? Kan kita udah nggak ketemu 7 bulan?" Sanggah Galang. Aku membelalakkan mataku, apa Galang sedang mencurigai ku?

"Galang, usia kehamilanku sudah mau 8 bulan dan aku tidak menikah lagi atau pun bertemu dengan laki-laki lain." Aku berusaha meyakinkan. Seharusnya aku yang marah pada Galang saat ini, kenapa malah jadi aku yang panik.

Sekarang Galang malah tersenyum, apa dia sedang mempermainkan ku? Dia kenapa sih sebenernya?

"Nggak ketemu laki-laki lain? Yakin?" Ekspresi Galang seperti sedang meledekku, dia sebenarnya sedang berpura-pura atau tidak sih?

"Tadi pagi ada ustadz muda ke rumah, apa dia bukan laki-laki?"

Ustadz muda? Maksudnya Ustadz Yusuf? Kenapa Galang bisa tahu?

"Kenapa kamu bisa tahu?" Tanyaku bingung.

Galang masih saja tersenyum, apa sih maksudnya??

"Katanya tadi dilamar Ustadz muda itu ya?"

Itu juga, kenapa Galang bisa tahu? Oh Tukimin! Dari tadi dia sangat mencurigakan! Pasti dia sudah tahu kalau Galang masih hidup, dan dia yang memberi tahu Galang semuanya. Mereka bersekongkol dan sekarang harusnya aku yang marah pada Galang, tapi kenapa malah jadi aku yang diintrogasi?

Galang pintar sekali membolak-balik situasi, aku tidak boleh kalah lagi darinya, dia sudah membuatku menangis berhari-hari, sampai dokter bilang aku depresi, bahkan aku merindukannya berbulan-bulan dia tak datang-datang, ketika aku merasakan mual yang luar biasa diawal kehamilan, dia juga tidak ada. Sekarang dia malah membuatku berada diposisi bersalah? Aku tidak bisa membiarkannya, aku tidak akan tergoyahkan lagi,  aku akan tetap berpura-pura marah padanya.

"Iya aku dilamar, karena aku sudah manjadi janda muda, suaminya tidak bertanggung-jawab main pergi begitu saja meninggalkan istrinya tanpa kabar, sehingga membuka peluang untuk lelaki lain melamarnya__" Belum selesai aku bicara, tiba-tiba Galang memelukku lalu menukar posisiku, hingga aku berada di posisi Galang yang tadi dan Galang berada di posisiku sebelumnya.

Plak...

Seseorang yang terbaring karena kalah melawan Galang tadi, tiba-tiba melempar Galang dengan batu, sehingga batu itu tepat mengenai punggung Galang dengan keras. Awalnya batu itu akan mengenai punggungku, tapi Galang dengan segera menukar posisinya sehingga aku terlindungi dan Galang yang terluka.

"Galang ..." Aku berucap lirih. Sepertinya itu sangat sakit. Pria yang tadi menyerang masih bergerak mencari-cari senjata yang lain untuk melukai Galang.

Galang melepaskan pelukannya. "Jangan kemana-mana!" Pinta Galang padaku, kemudian dia menghampiri pria yang melemparinya batu tadi.

"Lo udah kalah masih berani-beraninya ya.." ucap Galang sambil menarik kerah baju pria itu. Pria itu sudah terlihat tak berdaya.

"Ampun-ampun..." Ucap pria itu dengan terengah-engah.

Galang mengikat pria itu ke pohon dengan tali yang ia miliki, kemudian ia kembali berdiri dan mengahampiriku.

Apa Galang tidak apa-apa? Tadi dia dilempar batu besar dan tepat mengenai punggungnya dengan keras.

"Galang, kamu nggak apa-apa? Kamu nggak terluka?" Tanyaku.

"Enggak apa-apa, aku nggak terluka. Aku akan terluka kalau istriku marah-marah terus."

Sudah sakit begitupun, masih bisa-bisanya dia bercanda. Aku mendelik nya kesal. Kemudian aku berjalan dengan wajah sinis melewatinya.

The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang