16. Dilema

16.8K 1.7K 87
                                    

Qonita POV

“Coba kau lakukan itu dari tadi, mungkin aku tidak akan menyakiti istrimu.”

Galang benar-benar sudah berlutut di depan Kusuma Jaya, aku mengerjapkan mataku tak percaya.

“Aku sudah menuruti kemauanmu, sekarang lepskan dia!" pinta Galang dengan tegas.

Galang, kenapa kau melakukan ini??

Kusuma menjauhkan pisaunya dariku, namun ia masih memegangnya. “Aku tidak hanya ingin membuatmu berlutut di depanku. Aku juga ingin kita membuat perjanjian,” ucap Kusuma, kemudian dia melihat ke salah satu anak buahnya. “Berikan laptopnya!” titahnya.

Salah satu anak buahnya membawakan laptop dan menyimpannya di depan Galang. Mau apa dia sebenarnya? Galang terlihat membingung.

“Apa maksudnya?” Tanya Galang bingung.

“Bukankah kau sudah membuat semua komputer di perusahaanku terkena virus. Kembalikan seperti semula sekarang!” Titah Kusuma.

Galang melihat ke arahku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Jangan Galang, aku mohon jangan!!!

“Kau ini lelet sekali!! Apa kau ingin istrimu mati sekarang??”

Aku terus menggelengkan kepalaku. Biarkan aku Galang, lawanlah mereka dan pergilah...

Galang nampaknya tidak menghiraukanku, dia mulai mengoperasikan laptopnya. Galang…. Hanya karena aku , kau menyerah?

Cukup lama Galang mengoperasikan laptopnya. Akhirnya dia melihat ke arah Kusuma jaya.

"Sudah! Aku sudah membersihkan semua virusnya," ucap Galang.

Kusuma terlihat tidak percaya begitu saja, dia melihat-lihat ke arah seluruh anak buahnya.

"Tono, periksa semua perusahaanku, apakah sudah benar-benar kembali seperti semula!" Titah Kusuma. Seseorang yang dari tadi berada diantara anak buah Kusuma jaya, merasa terpanggil dan sedikit maju dari posisi sebelumnya.

Aku membelalakkan mataku, ketika melihat pria itu adalah, pria yang waktu itu memperhatikanku dan Galang terus. Ternyata dia adalah anak buah Kusuma jaya.

"Baik tuan," jawabnya, kemudian dia pergi sambil mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya.

"Selanjutnya kita akan membuat sebuah perjanjian," ucap Kusuma lagi pada Galang. Tiba-tiba salah satu anak buahnya memberikan selembar kertas dan pulpen pada Galang. Galang mengambil keduanya dan membaca isi kertasnya.

"Itu adalah isi perjanjian kita,” ucap Kusuma, kemudian ia jongkok di depan Galang. “Mulai detik ini kau harus berhenti berusaha menangkapku, urus saja hidupmu sendiri, tidak usah ikut campur urusanku atau kau akan merasakan akibatnya.” Galang menatap mata Kusuma dengan sangat tajam, aku bisa melihat ada amarah yang sangat besar di dalamnya. Galang aku mohon jangan lakukan itu..

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Cepat tanda tangan dan cap dengan darahmu! Aku tahu kau seorang muslim yang memegang kuat prinsipmu, jadi aku percaya kau akan menepati janjimu,” ucap kembali Kusuma. Semnetara Galang masih menatapnya begitu tajam. “jika sampai kau melanggar, maka aku akan semakin membenci islam, Karena ternyata orang yang memegang kuat prinsip islamnya pun adalah seorang pengkhianat!!!! Selain itu aku juga akan membuatmu semakin menderita.” Lanjutnya, kemudian ia berdiri dan merentangkan tangannya. "Lihatlah! Siapa dirimu? Kau tidak memiliki kekuasaan sedikitpun, tapi aku sang penguasa, aku bisa melakukan apapun semauku dan tak ada orang yang mampu melawanku. Jadi jangan coba-coba kau melanggar perjanjian kita!” Kusuma menurunkan tangannya, ia kembali saling menatap dengan Galang.

The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang