17. Rencana Baru

18.9K 1.6K 60
                                    

Galang POV

Hatiku merasa tercabik-cabik, Qonita memilih pergi dariku disaat aku sangat membutuhkannya. Ya Allah, apakah hamba memang telah menjadikan istri hamba sebagai titik terlemah hamba, sehingga Kau uji hamba dengannya?

Aku merebahkan tubuhku di ranjang dengan tangan yang terlentang. Aku juga tidak mau membiarkan Kusuma jaya bebas, setelah dia banyak melakukan kejahatan, tapi masalahnya yang menjadi taruhan adalah nyawa Qonita, kalau saja nyawaku, aku tidak masalah.

Aku mengacak rambutku frustasi. Lalu sekarang Qonita ada dimana? Apa dia baik-baik saja? Dia tinggal dimana? Dengan siapa? Berjuta pertanyaan memenuhi pikiranku. Kepalaku seakan mau pecah.

Yah aku harus mengetahui kondisi Qonita. Aku terbangun dan kembali mengeluarkan ponselku, langsung ku tuju nomor Qonita untuk meneleponnya. Namun Qonita tak kunjung mengangkat. Apa dia benar-benar akan mengabaikan ku? Aku bisa gila!!! Qonita please angkat!

Akhirnya aku menyerah menelepon Qonita, karena berkali-kali aku telepon, dia tak mau mengangkatnya. Aku harus bagaimana?  Beberapa menit kemudian, notifikasi wa ku berbunyi, aku melihat ada pesan masuk dari nomor Qonita, dengan segera aku membacanya.

"Maaf Galang, aku nggak akan ngomong sama kamu, sampai kamu membatalkan janji kamu sama Bapak Kusuma jaya. Nggak usah mengkhawatirkan aku, aku baik-baik saja."

Qonita.... bagaimana aku percaya kalau kamu baik-baik saja, sementara aku tidak bisa melihat wajahmu. Aku segera membalas pesan Qonita.

"Aku akan tetap berusaha mengungkap kejahatan Kusuma jaya, tanpa membatalkan perjanjiannya, karena jika aku membatalkannya, kamu dalam bahaya besar, pulanglah jangan terus membuat aku khawatir. Aku akan jemput dimana kamu sekarang?"

Setelah aku kirim, aku menunggu balasan Qonita, tapi Qonita tidak juga membalas pesanku, membuatku semakin galau. Tiba-tiba aku teringat, aku telah memasang pendeteksi lokasi di ponsel Qonita. Oh iya! kenapa tidak terpikirkan dari tadi. Aku segera melacak posisi Qonita. Tak lama layar smartphone ku menunjukkan beberapa titik yang pernah dikunjungi Qonita dan sekarang Qonita berada di perumahan Asri. Rumah siapa itu? Apa Qonita menyewa rumah? Seingat ku Qonita tidak memiliki saudara di situ.

Dari pada aku banyak berpikir dan tak menghasilkan apapun, lebih baik aku segera menuju perumahan asri untuk mengetahui kondisi Qonita.

Aku mengganti seragam polisi ku dengan kaos, jaket dan celana jeans, kemudian aku segera ke luar dari kamar menuju tempat parkir.

"Galang..." Suara seseorang di tengah rumah menghentikan langkahku. Aku segera melihat ke arah sumber suara, yang aku sangat yakin ini suara ibu tiriku. Dia tengah duduk di sofa sambil menonton televisi.

"Mau kemana?" Tanyanya kemudian.

Apakah Qonita mengatakan sesuatu pada ibuku sebelum dia pergi? Apa alasan yang Qonita berikan pada ibuku?

"Mah, Qonita bilang sesuatu nggak sama mama?" Tanyaku tanpa menjawab pertanyaan ibuku tadi.

"Dia cuma bilang, kalau dia akan melakukan penyuluhan kesehatan di daerah pedalaman."

Penyuluhan kesehatan di daerah pedalaman? Apa Qonita sedang berbohong?

"Oh ya, Galang ke luar dulu ya mah, mau nyari udara segar," pamitku. Aku segera pergi khawatir ibuku menanyakan hal lain tentang Qonita.

Sampai aku di perumahan asri, di titik yang pas dengan pendeteksi lokasi di smartphone ku, tepat di rumah  nomor 12. Rumah yang sederhana, tanpa pagar, hanya satu atap dan teras yang minimalis.  Rumah siapa ini sebenarnya? Dan apa yang dilakukan Qonita di sini?

The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang