Galang POV
Aku mengamati mesjid kecil SMA Kusuma Jaya ini, siswa yang menunaikan ibadah sholat dzuhur di sini hanya sedikit, sungguh jumlah yang sangat jauh dari total jumlah seluruh siswa, apa kebanyakan mereka tidak mengerti agama? Ini aneh!
Selesai aku sholat, aku memakai kembali sepatuku di teras mesjid, tiba-tiba aku teringat, rasanya aku melupakan sesuatu. Qonita???
Astaghfirulloh, aku lupa, aku tidak memberi kabar pada Qonita, kalau aku sholat dulu di mesjid sekolah, bukan di mesjid luar, pasti Qonita menungguku, aku harus segera memberi kabar. Aku keluarkan ponselku yang sedari tadi aku simpan di kantong celanaku, ketika aku membuka layar ponselku, ternyata ada panggilan tak terjawab dari Qonita beberapa kali, pasti Qonita sudah menunggu sangat lama. Aku segera menelpon balik Qonita, namun tak diangkat juga, aku coba telepon lagi, tapi tiba-tiba teleponnya menjadi tidak aktif.
Ada apa ini? Kenapa perasaanku menjadi tidak enak?
Aku segera menuju tempat biasa Qonita menungguku dengan motorku. Sampai aku di sana, aku melihat sebuah mobil melaju, rasanya aku pernah melihat mobil dengan nomor plat itu, tapi sudahlah saat ini aku harus mencari Qonita.
Aku memberhentikan motorku di tempat Qonita biasa menunggu itu, tapi tidak ada orang. Apa Qonita marah padaku karena menunggu lama. Lalu pulang sendiri?
Tidak!!! Qonita tidak pernah marah, lalu Qonita ada dimana? Aku melihat-lihat sekitar, mungkin Qonita tak jauh dari sini, aku turun dari motor, bermaksud mencari Qonita dengan berjalan, mungkin juga Qonita menunggu di tempat yang teduh, tanpa sengaja aku menemukan broch di rumput. Aku mengambil broch nya dan mengamatinya, ini seperti broch milik Qonita, ya tadi Qonita memakai broch ini di kerudungnya.
Apa jangan-jangan terjadi sesuatu pada Qonita? Mobil? Kusuma Jaya? Tidak!!!
Jangan sampai mobil tadi adalah mobilnya Kusuma Jaya yang membawa Qonita. Astaghfirullah hal adzim, kenapa aku jadi panik , gelisah tak menentu begini. Qonita........
Kalau sampai terjadi sesuatu pada Qonita, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri. Kenapa aku sangat ceroboh membiarkan Qonita sendiri??? Ya Allah... tenangkan hati hamba.
Sebaiknya sekarang aku segera mengejar mobil tadi, khawatir mobilnya terlanjur hilang. Aku kembali mengendarai motorku, tentu dengan kecepatan tinggi agar bisa menyusul mobil tadi, firasatku mengatakan itu adalah mobil Kusuma Jaya.
Ya Allah lindungi Qonita, aku belum bisa jika harus kehilangan dia sekarang...
Aku belum menemukan mobilnya juga, bagaimana ini? Di depan lampu merah menyala, semua mobil berhenti, aku menyelip mencari mobil yang tadi. Aku menemukannya!!!
Mobil itu berada paling depan, tapi aku tidak bisa ke sana, karena terhalang oleh mobil dan motor lain. Akhirnya lampu hijau menyala, aku segera mengejar mobil itu. Dia belok ke arah kanan tempat yang cukup sepi aku mengikutinya.
Mobilnya melaju dengan sangat cepat, aku menaikkan kecepatan motorku, sepertinya pengemudi mobil itu menyadari aku mengikutinya, dia terus menghindari motorku.
Aku melihat di kursi paling belakang ada tangan melambai-lambai, dan mengetuk-ngetuk jendela mobil itu. Aku mengamatinya, itu Qonita!!!?
Dia seperti berteriak-teriak memanggil namaku. Aku harus segera memberhentikan mobil itu, aku mempercepat lagi kecepatan motorku agar bisa menghadang mobil itu, meskipun ini sedikit menegangkan, akhirnya aku bisa menghadangnya.
Mobil itu mendadak berhenti karena aku ada di depannya. Aku langsung turun dari motorku.
"Keluar lo!!!" Pekik ku. Apa benar dia adalah Kusuma jaya? Aku segera menggedor jendela mobilnya dan menarik paksa pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...