2 part terakhir...
Dooorrr!!!
Suara tembakan pistol berhasil mengheningkan suasana rapat di markas Galang. Seketika mereka saling menatap satu sama lain.
Ketika otak Galang membenarkan, bahwa suara yang tadi ia dengar adalah suara tembakan pistol, jantungnya berdetak lebih kencang, ia langusng teringat pada Qonita. Ia menerka bahwa polisi menemukan Qonita, sehingga menembakkan peluru untuk memberitahu polisi yang lain.
Galang berdiri dan menatap seluruh rekannya, “Kayaknya ada polisi. tetap waspada! Gue mau nyari istri gue dulu,” ucap Galang. Kemudian ia mulai melangkahkan kakinya menuju pintu ke luar.
“Lang lo harus hati-hati!” ucap Adit. Galang hanya mengacungkan jempolnya dan pergi.
Adit menghubungi Tukimin untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menuju nomor Tukimin.
"Min, ada polisi di sini," ucap Adit panik.
"Ah! Kayaknya ada pengkhianat dalam team kita, sekarang aja pencarian kita dipisah Dit."
"Lo cari cara lain Min, gue juga di sini bakal berusaha."
"Oke, gue bilang ke om Yusuf sekarang, nanti kita kabarin lo lagi. "
Adit menutup teleponnya diikuti Tukimin. Suasana semakin tegang.
Sementara itu Galang terus mencari Qonita. Ia merasa sangat khawatir, jika terjadi sesuatu pada Qonita.
🔥🔥🔥
Tubuhku terbaring lemah dan aku tak mampu untuk berdiri. Aku sudah pasrah jika polisi menangkapku. Aku tidak akan pernah memberitahu keberadaan Galang pada mereka. Ya Allah hamba pasrahkan semuannya kepadamu.
“Sepertinya tadi dia lari ke sini, tapi kenapa jadi tidak ada.” ucap salah satu polisi.
Apa mereka tidak melihatku? Memang aku tertutupi oleh semak-semak dan pohon, tapi seharusnya mereka bisa melihatku. Masya Allah, aku yakin ini pertolongan Allah. Terima kasih Ya Allah.
Namun, aku tetap merasa tegang, karena posisi para polisi itu tidak jauh dariku. Aku tidak boleh banyak bergerak, khawatir mereka menyadari keberadaanku. Perlahan-lahan, mereka terus berjalan melewatiku. Aku harap mereka terus menjauh dan jangan pernah melihat ke arahku.
Tapi, sampai kapan aku berbaring di sini? Aku harus segera memeberitahu Galang agar dia bersiap siaga.
Aku rasa para polisi itu sudah cukup jauh sekarang. Aku mencoba untuk bangun, namun aku tidak bisa. Tulang punggungku terasa begitu sakit.
“Sayang kamu nggak apa-apa?” Tiba-tiba Galang muncul. Alhamdulillaah…
Aku menghembuskan napasku lega. Belum sempat aku menjawab, Galang meutup mulutku dengan tanganya, kemudian ia menunduk hingga wajah kami begitu dekat.
Aku mendengar kembali suara langkah kaki, rupanya para polisi itu sudah berada di sini lagi, karena itu Galang ikut bersembunyi. Galang tidak boleh ketahuan, Galang tidak boleh tertangkap. Ya Allah lindungi kami.
Beberapa lama kami bergeming dengan posisi seperti ini. Aku bisa merasakan hembusan napas Galang dan juga suara detak jantungnya.
Galang membuka mulutku, aku rasa dia khawatir aku tidak bisa bernapas, kemudian dia memberiku kode dengan tatapan matanya agar aku tidak bergerak sedikitpun. Aku menurut, karena aku juga takut Galang tertangkap.
Tiba-tiba Galang bagun, kemudian matanya melihat-lihat sekitar, “Ayo, kita pergi sekarang!” ucap Galang dengan suara pelan.
Galang seperti sudah tahu, kalau aku tak mampu berdiri dan perutku masih terasa sakit. Dia membopongku, kemudian mulai berjalan dengan cepat. Aku melingkarkan kedua tanganku ke lehernya. Galang begitu kuat, dia mampu membonpongku dengan kuat meski aku sedang berbadan dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Hacker Vs Psychopath Director) ✓
Mystery / Thriller(completed) (sudah terbit ) Sekuel dari school scandal Edisi Galang dan Qonita mengungkap kebenaran. {Thriller, spiritual, romance} Awal Penulisan 24-03-2018 Selesai 04-08-2018 Kusuma jaya seorang direktur yang diam-diam ternyata seorang yang senang...