I A M 9

2.3K 89 5
                                    

Cinta bukanlah suatu hal yang datang dengan permisi. Ia bisa saja datang pada waktu dan tempat yang tak pernah diduga oleh manusia. Caranya datang pun berbeda-beda. Beda orang, beda cara. Beda tempat, beda cara. Itulah yang menjadikan cinta terasa begitu istimewa. Cinta merupakan suatu hal yang murni dan suci. Ia hanya berisikan ikhlas tanpa pamrih. Jika dalam mencinta seringkali kita masih diliputi ambisi, maka sesungguhnya itu bukanlah cinta sejati tetapi telah terkontaminasi oleh nafsu duniawi.

Risa menatap nanar langit kota Surabaya yang mulai menghitam. Dari balik jendela, ia perhatikan setiap inchi pergerakan awan. Hatinya gelisah memikirkan perasaan yang ia punya. Setelah mendengar cerita panjang tentang sahabat dan laki-laki yang ia cinta, ia merasa dihujam oleh belati seribu kali. Terasa pilu dalam setiap detik denyutan nadi. Tak ada yang bisa ia lakukan selain menahan semuanya sendiri. Karena apa yang ia rasa, hanya ia dan Tuhan yang tahu secara rinci.

Senyum indah Purba kembali memenuhi pikirannya. Bagaimana bisa ia melupakan, jika bayangnya saja tak mau untuk menghilang? Risa menghembuskan nafasnya kasar. Frustasi dengan apa yang ia rasakan. Apakah ia harus menceritakan semuanya kepada Ainun? Akankah itu meringankan beban hati yang ia rasa?

Keesokan harinya, Risa berangkat lebih awal ke kampus. Sepanjang malam ia telah memikirkan berulang kali langkah apa yang harus segera ia ambil. Dan hatinya memutuskan untuk memberi tahu apa saja yang ia gelisahkan kepada Ainun, sahabatnya.

Suasana kelas masih sepi. Ainun pun terlihat belum datang. Risa meletakkan tas punggung miliknya di bangku keempat dari depan dan duduk di sebelahnya. Masih ada waktu sekitar setengah jam sebelum mata kuliah pertama dimulai. Ia putuskan untuk tidur sejenak setelah mengalami insomnia parah semalam.

Belum sempat ia menutup mata, ia dikejutkan dengan keberadaan Purba yang tiba-tiba saja duduk di sebelah kirinya.

“Selamat pagi Risa.”

Risa diam. Kedatangan Purba tanpa undangan berhasil membuat otaknya berhenti bekerja untuk sejenak.

“Iya. Pagi.” Jawab Risa dengan jeda sekitar tujuh detik.

“Ainun belum berangkat?” Tanya Purba lagi.

“Belum.”

Purba pun manggut-manggut. Ia ambil handphone dan headset miliknya dari dalam ransel. Risa terus mengutuk dirinya dalam hati. Mengapa ia harus bersikap seperti itu kepada Purba. Bukankah kentara sekali bahwa dirinya memiliki sebuah rasa kepada Purba? Risa memejamkan mata dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berharap semoga apa yang ia khawatirkan tak akan terjadi.

Lima belas menit kemudian Ainun datang dengan wajah yang cukup ceria. Hal itu berhasil menarik perhatian Risa dan Purba tentunya. Mereka memandangi Ainun yang duduk di sebelah kanan Risa.

“Kenapa?” Tanya Ainun masih dengan wajah cerianya.

“Kamu kesambet apa Ai?” Risa balik menanyai Ainun.

“Kenapa emangnya?”

“Kamu beda.” Sahut Purba tanpa aba-aba.

Risa dan Ainun sama-sama tercekat dengan kata-kata yang dilontarkan Purba. Hanya dua kata, namun berhasil menghapus ribuan kata dari benak mereka meski sejenak.

“Kaya gini setiap hari ya.” Sambung Purba sembari menarik ranselnya dan membawanya ke atas bahu miliknya. Purba berlalu meninggalkan banyak sekali pertanyaan di benak dua gadis cantik di sebelahnya. Ainun dan Risa memandangi langkah demi langkah Purba yang berhenti di barisan paling belakang.

“Apaan sih dia?” Ucap Ainun kepada Risa.

Warna muka Risa terlihat memerah. Cemburu dan kesal bercampur menjadi satu di kepalanya. Tak banyak yang ia pikirkan saat itu. Apakah ia masih bisa melanjutkan niat untuk mengungkap semuanya setelah kejadian pagi ini? Risa kembali memejamkan matanya frustasi. Haruskah semuanya menjadi serumit ini?

Pertanyaan Ainun hanya lewat dari telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan milik Risa. Otaknya tak mampu merespon jawaban terbaik untuk ia berikan kepada Ainun. Meski berat, meski tak mudah, Risa memberikan senyuman terbaiknya kepada Ainun dan berkata, “Aku berani jamin 100 persen. Dia suka sama kamu!”

-----------------------------

15.04.18
10.56 p.m
Surabaya

Ijinkan Aku Memilikimu (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang