I A M 24

1.8K 64 3
                                    

Rumah Sakit Citra Medika

“Nak, ada tamu.” Ucap Aisyah sembari menggoyangkan tubuh Ainun pelan.

Ainun membuka matanya lalu memandang lurus ke arah yang dimaksud oleh ibunya.

“Oh, Dani.” Ucapnya setelah melihat siapa yang datang.

Aisyah keluar dari kamar inap Ainun untuk memberikan kesempatan berbicara pada keduanya.

“Gimana kondisi kamu?”

“Alhamdulillah, seperti  yang kamu lihat. Membaik seiring berjalannya waktu.”

“Alhamdulillah kalo gitu.”

Mereka berdua terdiam. Entah mengapa suasana di antara mereka berdua kini berubah menjadi sangat canggung. Berbeda dengan biasanya.

“Dan, aku mau ngomong sesuatu. Ini tentang keinginanmu untuk mengkhitbahku.

“Aku udah tau dari Ayah, kalo beberapa waktu yang lalu kamu dateng ke rumah sambil bawa CV Ta’aaruf. Yang pasti, kami udah berhasil ngambil hati Ayah. Ayah menyetujui lamaranmu.

“Tapi aku enggak. Ada seseorang yang sudah aku tunggu. Bagaimanapun juga, aku yakin dia akan datang.” Ainun mengakhiri ucapannya.

“Jadi, kamu nggak bisa nerima aku?” Dani bertanya tanpa melepas tatapannya ke pada Ainun.

“Maaf, aku nggak bisa.” Jawab Ainun dengan menunduk.

Dani mengangguk pelan, seolah paham dengan apa yang baru saja terjadi di sini. Ternyata selama ini Ainun memperlakukannya dengan baik bukan karena mencintainya. Tapi karena Ainun memang berbuat baik ke pada semua orang.

Meski dirinya hancur saat itu juga, Dani berusaha kuat dan tetap tegar. Ia tak beranjak dari tempatnya duduk bahkan setelah ditolak oleh Ainun. Ia masih ingin di sana, berlama-lama memandang wajah indah yang selalu ia rindukan dalam setiap malamnya.

Aisyah datang kembali dari luar bersama dengan seseorang di sampingnya. Melihat siapa yang datang, Ainun langsung duduk dengan cepatnya dan tersenyum manis ke arah Aisyah.

“Aku datang.” Sapa Dewa.

Ainun melebarkan senyumnya saat mendengar kalimat Dewa.

“Nak Dewa, kenalkan ini Nak Dani.” Aisyah memperkenalkan Dani ke pada Dewa.

“Dani.”

“Dewa.”

“Nun, aku pulang dulu ya. Semoga cepat sembuh.”

“Kok buru-buru Nak Dani?”

“Iya Bu. Masih banyak kerjaan di kantor.”

“Ya sudah kalo gitu. hati-hati di jalan ya!”

“Iya Bu, Assalamualaikum.” Ucap Dani setelah menyalami Aisyah.

“Waalaikumussalam.” Jawab semua orang yang berada di dalam ruangan.

Dani melangkahkan kakinya untuk pergi. Berulang kali dia memukuli dadanya sendiri saat berjalan di lorong rumah sakit.

Hatinya benar-benar hancur. Ia tahu bahwa laki-laki yang baru saja datang adalah seseorang yang dimaksud Ainun. Sepertinya, Dani benar-benar akan mengakhiri cinta satu pihak miliknya.

Melihat Dewa datang tanpa kurang suatu apapun, Ainun merasa sangat bahagia. Pada akhirnya Dewa datang kembali sesuai dengan janjinya.

“Apa kabar Ai?”

Ijinkan Aku Memilikimu (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang