Beberapa bulan kemudian...
Aku melewati hari kembali seperti biasa. Tak ada lagi air mata dan wajah mengerikan seperti zombie saat aku bercermin. Semuanya sudah kembali normal.
Hari ini, aku berencana untuk pergi jalan-jalan bersama dengan Tante Dian ke Plaza Surabaya. Meskipun aku telah putus dengan Diva, hubunganku dengan Tante Dian masih baik-baik saja. Justru lebih akrab dibanding sebelumnya. Tante Dian sudah mendengar kabar putusku dengan Diva. Selain Risa dan Ibu, Tante Dian juga termasuk ke dalam kumpulan orang yang membantuku bangkit dari masa-masa buruk yang aku alami.
"Iya Te. Ini udah siap kok." Ucapku saat menjawab telfon dari Tante Dian.
"Oke." Ucapku berikutnya.
Aku segera bergegas keluar dari kamar dan menuju ke lantai satu. Setelah mengunci pintu depan dan gerbang, aku segera menuju ke mobil Honda Sigra berplat L 1214 N milik Tante Dian. Aku buka pintu mobil itu yang disambut dengan senyuman ramah dari sang empu.
"Wah. Semenjak putus dari Diva, kamu tambah cantik aja Ainun." Kata Tante Dian membuka percakapan.
"Hehe. Bisa aja Tante."
"Beneran ini. Diva kalo lihat kamu yang sekarang pasti tambah nyesel udah mutusin kamu." Sambungnya.
Lidahku sedikit kelu untuk digerakkan. Saat teringat Diva, aku kembali ingat hari menyedihkan itu.
"Diva apa kabar Tante?" Tanyaku kepada Tante Dian.
Tante Dian menoleh ke arahku. Mungkin tak percaya dengan apa yang aku katakan. Tapi sejujurnya, aku sendiri pun tak mengerti mengapa tiba-tiba lidahku membunyikan nama itu. Nama yang sudah berusaha aku lupakan dalam 3 bulan belakangan ini. Mendapat tatapan aneh dari Tante Dian, aku hanya membalasnya dengan senyuman.
"Diva baik. Si Melly juga sering diajak ke rumah Tante. Tapi Tante nggak suka sama Melly. Anaknya nggak punya sopan santun. Beda sama kamu. Jadi tiap kali Melly main ke rumah, Tante ngurung diri di kamar." Jawab Tante Dian dengan gaya berlebihan yang menambah kesan lucu di sana.
Aku pun tertawa.
"Yang bener aja Te. Kenapa harus ngurung diri segala? Ditemuin dong calon keponakannya itu. Diajak makan bareng, diajak jalan-jalan, diajak ngobrol." Selorohku.
Tante Dian tertawa mendengar ucapanku yang seolah menyindirnya itu.
"Ya kalo kamu orangnya sih, Tante mau-mau aja. Kalo Melly hm... Big NO!" Kata Tante Dian dengan mengacungkan jari telunjuk lalu menggerakkannya ke kiri dan kanan. Aku tertawa geli melihatnya.
15 menit berkendara, kami akhirnya tiba di Plaza Surabaya. Setelah memarkir mobil di lantai dua, kami mulai berjalan-jalan ke sana ke mari. Melihat baju, tas, sepatu, dan apapun yang membuat kami tertarik. Setelah lelah berkeliling dengan membawa banyak belanjaan di tangan, kami memutuskan untuk makan siang di salah satu gerai makanan di lantai satu. Kami duduk di salah satu sudut yang dekat dengan jendela. Aku duduk di sana dan Tante Dian yang memesan makanan.
Saat Tante Dian kembali dari kasir, langkahnya terhenti sejenak dengan pandangan lurus ke sisi jendela. Penasaran dengan apa yang membuat Tante Dian mematung, aku mengikuti arah pandangnya dan mendapati Diva sedang bersama Melly menatap ke arahku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Aku segera membuang muka saat tahu apa yang aku lihat. Cepat-cepat Tante Dian menyusulku dan duduk di depanku.
"Ainun, kamu nggak usah urusin mereka!" Perintah Tante Dian.
Aku mengikuti keinginannya dengan sebuah senyuman. Masa bodoh dengan keberadaan Diva. Toh mall ini memang dibangun bebas untuk siapa saja, bukan hanya untuk aku dan Tante Dian.
"Kamu tahu, setelah putus dari kamu, Diva sempet ngomong nyesel ke Tante." Tante Dian membuka suaranya kembali. Aku hanya menyimak. Menunggu kalimat apa yang akan ke luar berikutnya.
"Tapi dia nggak mau lebih nyakitin kamu, katanya. Biar kamu dapet cowok yang baik, bukan brengsek kaya dia." Sambung Tante Dian. Aku hanya manggut-manggut saat mendengar itu. Banyak sekali alasan yang sudah Diva keluarkan saat putus denganku. Jadi sepertinya, aku tak perlu menanggapi semua alasan itu dengan serius.
"Tante juga nggak suka sama Melly. Semenjak Diva pacaran sama Melly, dia jadi lebih males. Males sholat, males belajar, kerjanya cuma nongkrong di mall. Pokoknya, dia beda banget nggak seperti sama kamu dulu." Kata Tante Dian lagi.
Aku hanya mendengarkan apa yang Tante Dian ucapkan.
'Katanya mau fokus ke kuliah kamu Div? Terus ini apa?'
--------------------------------
18.03.18
03.01 p.m
Surabaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijinkan Aku Memilikimu (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Jadilah takdirku. Yang akan selalu menemaniku. Sampai Malaikat Maut menjemputku." -Ainun2018-