I A M 6

2.4K 98 4
                                    

Author POV

Ainun hanya bisa menundukkan kepalanya. Berulang kali dia mengusap air mata dengan punggung tangan kanannya. Di depannya, berdiri seorang laki-laki dengan wajah merah padam seolah siap untuk menerkamnya sewaktu-waktu.

"Kamu itu ya. Emang selalu ceroboh! Jelas-jelas aku ikut ngerjain tugas Faal tapi kamu nggak nyantumin nama aku di makalah kita. Mau kamu apa? Kamu suka kalo salah satu temen kamu ada yang dapat D?" Bentak Farhan dengan mengacung-acungkan telunjuknya di depan Ainun.

"M...Maaf Han. Aku nggak sengaja. Aku kira nama kamu udah ada. Maaf." Hanya ucapan maaf yang bisa Ainun berikan kepada Farhan.

"Maaf katamu? Aku nggak lulus matkul Faal cuma gara-gara kamu! Sekarang dengan gampangnya kamu minta maaf sama aku. Nggak ngaruh Nun!" Bentak Farhan sekali lagi. Beberapa teman mereka hanya menyaksikan peristiwa itu dalam diam. Seolah mereka tak mau ikut menjadi sasaran amukan Farhan.

Ainun merasakan pundaknya ditepuk beberapa kali oleh seseorang. Dia pun mendongak kepadanya dan menemukan Purba telah berada di sisinya. Tak ada ekspresi yang Ainun temukan di sana. Wajah datar Purba masih saja melekat bahkan untuk urusan seperti ini. namun betapa terkejutnya Ainun saat Purba mulai mengusap air matanya menggunakan tissue yang dia bawa. Sepertinya bukan Ainun saja yang terkejut, melainkan seluruh isi kelas.

"Ba, kamu nggak usah ikut campur atau berusaha ngebela perempuan ini. kamu minggir aja!" Perintah Farhan pada Purba.

"Dia kan udah minta maaf. Namanya juga manusia, pasti bisa ngelakuin kesalahan. Nggak usah diperpanjang lagi Han." Jawab Purba dengan tenang.

"Tapi aku nggak lulus mata kuliah Faal gara-gara dia!"

"Ya udah si, ngulang aja tahun depan."

"Segampang itu kamu bilang?"

"Ya terus mau apa? Kan udah kejadian juga. Mau sampe mulut kamu berbusa buat ngomelin Ainun pun nggak bakal ngaruh sama nilai kamu!"

"Kamu kok ngebelain dia? Dia tuh pantas buat disalahin. Beberapa bulan dia depresi gara-gara diputusin pacarnya kan? Seharusnya dia itu sadar kalo itu salah dia bukan pacarnya! Dia aja yang goblok mau dibohongin laki-laki brengsek model pacarnya itu. Emang dasar perempuannya juga...."

'Bhuuukkk... Bhuuukk...'

Suara pukulan terdengar cukup keras dalam kelas. Ainun membelalakkan matanya saat melihat peristiwa yang baru saja terjadi. Beberapa laki-laki di kelas itu berdiri dan mulai memegangi Purba dan Farhan. Farhan terjatuh setelah menerima pukulan yang dilayangkan Purba. Wajahnya meringis menahan sakit sambil memegangi perutnya.

"Mulut kamu itu ya, kaya nggak pernah disekolahin! Kalo kamu mau dihormati orang, hormati dulu orang lain! Jangan kaya gini!" Kini giliran Purba yang membentak Farhan. Farhan masih diam tanpa suara. Dia meronta dari cengkeraman teman-temannya lalu berlari ke arah Purba dan memukulnya berulang kali di bagian wajah. Darah segar mengalir dari sudut bibir dan hidungnya.

Perkelahian di antara mereka pun tak dapat terhindarkan. Ruangan kelas terdengar riuh karena teriakan dari para mahasiswi yang meminta Purba dan Farhan untuk segera menghentikan semuanya. Mahasiswa yang berusaha memegangi keduanya sangat kewalahan. Sepertinya, Purba dan Farhan sama-sama tidak bisa mengendalikan amarahnya kembali.

Ainun ikut melerai keduanya. Berulang kali dia memanggil nama Farhan dan Purba bergantian, namun tak berhasil menghentikan keduanya.

"Udah Ba, udah!." Ucapnya sambil menarik kemeja hitam yang dikenakan Purba. Purba menoleh ke arah Ainun dan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Detik berikutnya, dua tinju berhasil mendarat dengan baik di wajah Farhan yang sudah mulai berdarah sejak tadi. Farhan terhuyung ke belakang dan terjatuh karenanya.

"Sekali lagi kamu ngomong kasar sama perempuan, aku nggak segan-segan kirim kamu ke UGD!." Peringat Purba dengan telunjuk kanannya yang mengacung tepat di depan wajah Farhan.

--------------------------------

24.03.18
11.27 a.m
Surabaya

Ijinkan Aku Memilikimu (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang