Sering kita dengar orang mengatakan batas antara benci dan cinta itu hanya setipis sehelai benang.
Setipis itu ?
Benarkah ?
Tadinya kupikir itu sesuatu yang mustahil dan mengada-ada.
Sebelum aku mengalaminya sendiri.
...
Pagi ini cuaca di kota Seoul sedang cerah dengan hawa sejuk musim semi yang baru saja dimulai.
Seorang pria dengan setelan kemeja dan dasi terlihat berkaca didepan cermin.
Tak lama kemudian ia tersenyum puas, lalu beranjak pergi dari kamarnya.
Ia turun dengan tergesa-gesa menuju ruang makan, mengambil selembar roti yang sudah dioles dengan selai coklat kesukaannya lalu menggigitnya.
"Eomma, aku pergi dulu"
Ia mencium pipi seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tak muda lagi.
"Habiskan dulu sarapanmu"
Pinta ibunya, menahan lengan putra kesayangannya agar tak pergi kemana-mana.
"Maaf eomma, tapi aku buru-buru. Aku sudah makan sarapanku"
Ia mencium pipi ibunya yang tersenyum.
"Hati-hati menyetirnya .. Jangan mengebut", ucap ibunya.
"Aku menyayangimu"
Balasnya sebelum beranjak, setengah berlari hingga hampir menabrak pria paruh baya yang baru saja berjalan masuk ke ruang makan.
"Appa .. Aku duluan .. Sampai bertemu dikantor"
Pekiknya seraya berlari keluar rumah.
Ia bahkan tak memberi ayahnya kesempatan untuk mengucapkan selamat pagi.
Pria paruh baya itu hanya dapat menghela napas melihat kelakuan putra kesayangannya.
"Anak itu .. Kapan dia akan bersikap sedikit dewasa, sudah besar tapi masih saja berlari-lari didalam rumah ini dengan tubuh tingginya itu, dia bahkan melewatkan sarapan bersama kita", gerutu pria paruh baya itu.
Ia lalu mengambil koran dan duduk dimeja makan, membaca koran pagi yang baru saja diantar pagi ini sambil menyeruput kopi hangatnya.
"Putra kita sudah dewasa", bela istrinya sambil meletakkan roti hangat dengan selai nanas diatas meja.
"Dia masih kekanak-kanakan, kapan dia akan menikah bila terus begitu"
Pria paruh baya itu terus menggerutu.
"Carikan dia pasangan kalau begitu, aku juga sudah ingin punya menantu", goda istrinya lalu tersenyum.
"Kau benar"
Pria paruh baya itu menutup koran yang sedang dibacanya, melipatnya, lalu meletakkannya diatas meja makan.
"Apanya yang benar ?", tanya istrinya bingung namun penasaran.
"Aku hampir lupa dengan janji ayahku dulu"
"Oh .. Kakek Ha ?"
Pria paruh baya itu mengangguk, lalu tersenyum senang.
"Aku akan menghubungi kakek Ha siang ini dan membicarakan tentang perjanjian itu.
Hahaha
Suami dan istri itu tertawa senang.
"Makan dulu sarapanmu sebelum dingin", sahut istrinya.
"Kita sebentar lagi akan punya menantu"
Godanya pada istrinya yang disambut dengan senyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER THE BLUE SKY ~ [MINHWAN] -END-
Fanfictioncinta memang hal paling rumit di dunia ini, kau tak akan pernah tahu kapan cinta itu akan datang .. dan saat cinta itu telah berdiri dihadapanmu, kau akan dihadapkan pada pilihan yang sulit. melepasnya ? atau mempertahankannya ?