22

3.3K 170 2
                                    

Happy reading love💗

××××××××××××××××××××××××××××××××

Sudah sebulan berlalu semenjak kedatangan dokter ke apartemen. Tapi sampai saat ini Miley belum juga pergi memeriksa keadaannya seperti anjuran dokter yang mengatakan Miley sedang mengandung.

Miley terlalu takut untuk mengetahui hasil bahwa janin yang Jevin tidak inginkan hidup di dalam perut Miley, bagaimanapun ucapan yang Jevin lontarkan padanya pagi itu membuat Miley lemas seketika dan membuat dadanya nyeri. Karena buat Miley, cukup dirinya saja yang tidak diinginkan Jevin.

Miley mengusap mulutnya dengan punggung tangannya. Hampir setiap pagi Miley muntah dan mual.

Miley menimbang apakah ia harus pergi kedokter? Atau ia harus berfikir positif bahwa ia tidak hamil karena Jevin melakukannya pun hanya sekali dan pada saat itu Jevin tengah mabuk.

Miley berdiri kemudian mengganti pakaiannya tanpa mandi. Sebenarnya sudah hampir sebualan Miley menjadi manusia yang paling takut dengan air di pagi hari, Miley akan mandi sore hari setelah pulang kerja. Selebihnya ia hanya akan berganti baju lalu menyemprotkan parfum kesukaannya.

Pagi ini Miley harus mengetahui apa yang terjadi dengan tubuhnya belakangan ini dan apakah semua keanehan mulai dari mual dipagi hari, porsi makan yang bertambah, menginginkan sesuatu atau lebih tepat ngidam dan lainya itu karena ada janin di tubuh Miley?

Miley mengambil nomer antrian. Beberapa menit Miley di panggil masuk kedalam ruangan dokter kandungan.

Jantung Miley memompa dengan cepat. Keringat mulai muncul keluar dari pori-pori. Kakinya pun melangkah pelan seakan pintu ruang pemeriksaan adalah neraka baginya.

Miley sudah duduk dihadapan dokter perempuan yang Miley perkirakan berumur hampir 40 tahun. Dokter bername tag Hia itu memberi senyum ramah kepada Miley.

"Selamat pagi ibu? Bisa saya tau keluhannya?"tanya dokter Hia dengan nada lembut sekali.

"Hmmm.. begini dok. 5 minggu belakangan ini saya merasa tubuh saya gampang lelah, makan saya bertambah dan saya juga sering mual dan muntah pagi hari."Miley mulai menjelaskan.

"Sepertinya ibu ada gejala hamil. Coba ibu cek dengan tespack dulu setelah itu kita periksa dengan pasti dan akan kita lihat berapa umur janin ibu."Dokter menjawab lalu menyuruh assistennya membantu Miley.

Setelah menunggu lima menit Dokter tersenyum memandang benda pipih di tangannya. "Selamat bu."

Deg..
Jantung Miley berdetak kencang. Wajahnyapun pucat saat dokter memberi selamat.

"Sekarang ibu tiduran kami akan melihat lebih pasti berapa umur janin ibu."

Suster membantu Miley menaikan bajunya hingga keperut.

Miley hanya bisa diam dengan tubuh lemas, bagaimana Jika Jevin mengetahuinya. Pasti Jevin akan sangat marah.

"Usia kandungan ibu 4 minggu 4 hari."Dokter menunjukan gambar di monitor janin yang masih sangat kecil belum berbentuk.

Miley yang sudah tersadar menangis sesegukkan menatap calon anaknya. 'Mama akan menjagamu, nak. Walapun papa kandungmu tak menginginkan kamu. Tapi perlu kamu tau. Mama akan berjuang demi kamu. Mama akan menjadi ibu dan ayah semampu mama, nak.' Miley mengusap perut ratanya dengan sedih.

Setelah dokter Hia memberi tau pantangan dan apa yang boleh. Miley segera menebus vitamin untuk memperkuat janinnya.

Miley sampai di kantor saat jam makan siang usai.

Melihat Miley datang Gerry lantas menyambut menanyakan keadaan Miley yang wajahnya pucat.

"Bu. Ibu sedang sakit?"tanya Gerry formal kepada Miley.

"Gak apa Ger. Saya masuk ya."pamit Miley kedalam ruangannya.

Satu bulan melihat Miley dengan wajah pucat tentu membuat Gerry cemas. Di tambah dengan Miley yang selalu menolak tawaran Gerry untuk mengantar ke rumah sakit.

×××

Miley memasuki apartemen dan menyalakan lampu.

Ia bergegas ke kamar untuk berganti pakaian dengan piyama karena sudah terlalu gerah dengan kemeja dan rok.

Setelah berganti pakaian Miley menuju dapur untuk membuat susu ibu hamil yang ia beli di supermarket ujung jalan. Setelah segelas susu vanila tersedia, Miley menuju ruang tengah untuk menonton acara lawak kesukaannya sambil menunggu Jevin pulang.

Pintu apartemen terbuka menampilkan Jevin dengan stelan kerja yang sudah berantakan.

'Tumben udah pulang' batin Miley.
'Apaan si Mil. Jevin pulang cepat salah. Pulang subuh salah.' Miley berucap lagi.

Jevin melirik susu di atas meja depan Miley. Kenapa ia tertarik dengan susu itu? Ia ingin mencicipi susu yang ada di atas meja depan Miley. Tapi gimana cara Jevin untuk mendapatkan susu itu.

"Apa?"tanya Jevin tajam.

Wajah Miley merona. Ia tertangkap sedang memperhatikan Jevin yang sepertinya terpana dengan susu hamil punyanya. "Ah.. tidak."Miley kemudian mengambil susu lalu menyodorkan ke Jevin.

"Mau?"tawar Miley.

Jevin menepis sehingga air susu itu tumpah sedikit membasahi kaki Miley dan lantai.

Jevin pergi. 'Aneh' ucap Miley lalu meneguk susunya sampai tandas.

×××

Malam harinya Jevin gelisah. Ia masih menginginkan susu itu sehinga ia susah tidur.

Jevin bangun lalu menuju dapur. Kemudian Jevin mulai mengubek seluruh sudut dapur mencari susu itu berada.

Tinggal satu lemari yang belum Jevin cek. Dengan gembira ia mengambil kotak bening berisi susu bubuk. Memang perjuangan tidak pernah mengecewakan.

Setelah satu gelas susu yang Jevin tidak ketahui susu apa itu jadi. Jevin mengendap ke kamar dengan sangat pelan supaya tidak menimbulkan suara yang membuat Miley bangun.

Satu gelas ternyata tak cukup. Jevin ketagihan dengan susu itu. 1 gelas lagi  deh, toh Miley pasti tidak tau ia mengambil beberapa sendok susu bubuk milik Miley.

Jevin kembung setelah 5 gelas susu milik Miley. Jevin terkapar di sofa ruang tv.

😁TBC😁

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang