Sepanjang perjalanan Gisha tidak berhenti menangis dan terus mengadu kalau lengannya sakit sekali.
Ghea menstop taxi di depan kantor Jevin. Ghea tak berhenti berdecak kagum bagaimana gedung kantor milik Jevin yang begitu besar dan mewah.
"Maaf bu, ibu mau kemana?"tanya resepsionis menghadang Ghea.
"Tunjukan dimana ruangan bos kalian."pinta Ghea.
"Tapi apa ibu sudah membuat pertemuan dengan bapak Jevin?"tanya resepsionis itu lagi.
"Tunjukan saja dimana letak ruangan boss mu."geram Ghea pada wanita resepsionis itu.
"Ada apa ini?"Delon datang menghampiri keributan yang di buat Ghea.
"Ibu ini memaksa untuk bertemu dengan bapak Jevin."jawab resepsionis itu.
"Saya hanya ingin mengetahui dimana letak ruangan suami saya."ucap Ghea.
Delon mengernyit bingung karena wanita dihadap yang mengakui istri bossnya berbeda saat dia mengunjungi kediaman bossnya waktu lalu. Jika istri bossnya yang ia temui di apartemen sangat cantik dan terlihat lemah lembut. Berbeda dengan wanita dihadapannya yang mengaku-aku istri bossnya maaf sekali Delon harus berkata bahwa wanita itu lebih mirip seperti jalang dengan pakaian yang ia kenakan dibandingkan harus mengaku-ngaku sebagai istri dari Bossnya.
"Kalau kalian tidak percaya bisa kalian panggilakan boss besar kalian."suruh Ghea.
"Sayang!"panggil Jevin yang sedang ingin mengontrol karyawan malah bertemu Ghea.
"Pak."Delon dan sekertaris itu membungkuk hormat.
"Kamu kenapa gak langsung masuk?"tanya Jevin menghampiri Ghea.
"Aku tidak di perbolehkan bertemu denganmu. sama dia."tunjuk Ghea kepada resepsionis wanita itu yang terlihat pucat.
"Lain kali kalau istri saya datang langsung antar dia ke ruangan saya."ucap Jevin dingin pada resepsionis yang terlihat pucat.
"Baik pak."jawab sekertaris.
"Denger tuh."seowot Ghea lalu mengikuti Jevin.
Sementara resepsionis wanita itu kembali ke meja. Delon masih di tempat dengan pikiran tidak percaya. Apa bossnya mempunyai istri dua? Atau itu selingkuhan bossnya yang diakui oleh bossnya sebagai istri?
Ahh.. kenapa Delon harus memikirkan itu semua."Papa sakit..."adu Gisha saat mereka telah masuk ruangan Jevin.
"Ini kenapa dengan lengan Gisha?"tanya Jevin pada Ghea.
"Itu semua ulah anak kamu! Dia nyubit lengan Gisha padahal Gisha diam. Anak kamu memang brutal, Vin."ucap Ghea dengan memarahan.
"Anak itu berani-beraninya!"geram Jevin menggelutukkan giginya.
"Sudah diobatin?"
"Gimana mau diobatin anaknya aja dari tadi nangis nahan sakit."
Jevin menurunkan Gisha di sofa."Gisha duduk sini dulu. Biar papa ambil obat dulu."ucap Jevin lalu beranjak ke lemari penyimpanan kotak obat.
"Gak mau hiks.. hiks.. sakitt....."jerit Gisha saat Jevin mengoleskan salep pada lengannya.
"Kalau gak dikobatin ngga sembuh-sembuh."
"Hiks.. hiks... tapi papa janji harus marahin Nayla. Ya?"
"Iya nanti papa marahin."jawab Jevin lalu kembali mengoleskan salep itu.
×××
Bel sekolah berbunyi tanda anak-anak sudah boleh pulang.
Dari pagi sampai siang Miley menunggu anaknya. Tak lama Gerry menyusul Nayla dan Miley.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not a dream wedding ✔️
RomanceBagaimana jika kita menikah dengan sahabat yang memiliki seorang pacar yang juga sahabat kita? Pernikahan yang kuharapkan bukan bersamamu, tapi bersama Ghea, wanita yang sangat aku cintai sampai kapanpun. _Jevin_ Maafkan aku, Jevin. Memang seharusn...