24

3.3K 190 2
                                    

Mampir kuy ke new story ku.
"Sebuah rasa"
Ditunggu ya😉

 "Sebuah rasa"Ditunggu ya😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading love💓

"Pagi pak."sapa Delon ke Jevin.

"Hmm.."Jevin berdehem saja. "Kamu ikut saya keruangan, ada yang ingin saya bicarakan."ucap Jevin lalu masuk terlebih dahuluh keruangan CEO. Dan Delon menyusul setelahnya.

"Permisi, pak."ketukan terdengar dari luar segera saja Jevin mempersilahkan Delon masuk.

"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Delon sudah berdiri di depan meja kerja Jevin.

Terlihat Jevin membuka tas kerjanya.

"Ini. Saya mau kamu cari susu yang rasanya seperti ini."Jevin menyodorkan sebotol susu rahasia milik Miley dan juga stempel bubuk susu.

Delon mengernyitkan jidatnya bingung namun ia segera ambil botol dan stempel bubuk susu yang Jevin sodorkan.

Delon membuka tutup botol kemudian menghirup bau susu di dalamnya.

'Bau susunya sama seperti susu hamil yang pernah di minum istriku.' Batin Delon.

"Boleh saya cicipi pak?"tanya Delon.

Jevin mengagguk.

Kemudian Delon meminum atas persetujuan jevin. Delon mencecap susu itu dengan seksama takut salah perkiraan. Tidak mungkin kan bos besarnya meminum susu hamil yang selama ini Delon lihat.

"Jadi? Kamu sudah tau apa susu itu?"tanya Jevin tak sabar.

"Rasanya sama seperti susu hamil milik istri saya."Jawab Delon setelah merasakan benar-benar susu di dalm botol itu.

Jevin berdiri kaget. "Tidak mungkin!"marah Jevin.
"Sekarang kamu keluar!"Jevin menunjuk pintu supaya Delin segera pergi dari hadapannya sebelum Delon dipecat.

Setelah Delon diusir. Jevin mendudukan dirinya. Wajahnya kaku. Tidak mungkin. Batin Jevin.

'Kejadian itu sudah dua bulan lebih. Tidak mungkin Miley hamil!' Ucap Jevin cemas.

Setelah pulang kantor Jevin kembali pergi bersama Varell ke club yang sempat mereka ingin datangi namun saat itu Jevin pergi kerumah mamanya.

"Udah hampir 2 bulan lebih nih kita baru ke club lagi."ucap Varell di dalam mobil.

"Iya kemarin-kemarin gua lagi sibuk."alibi Jevin. Padahal selain pekerjaannya sekarang ini yang menguras waktu, Jevin juga tengah sibuk mencuri susu rahasia milik Miley.

"Oh iya lupa gua sekarang lo boss besar."tawa Varell.

Keduanya turun saat sudah sampai ke tempat tujuan.

"Gak minum Vin?"tanya Varell melihat Jevin tak menyentuh sama sekali wine yang Varell pesan.

"Gak."jawab Jevin singkat.

"Ayolah Vin. Masa lo kesini cuma buat diem aja sih."bujuk varell.

Sudah capek membujuk Jevin, Varell memutuskan meminum Wine yang ia pesan sendirian hingga Varell mabuk dan Jevin meninggalkan Varell sendirian.

Sesampainya di apartemen. Jevin melihat Miley masih setia menunggu sampai dirinya ketiduran di sofa dengan tv menyala.

Jevin mematikan tv lalu dia berjongkok di sebelah Miley yang sepertinya tertidur pulas sampai nyamuk hinggap di tangan dan pipi tidak Miley merasa gatal.

Pandangan Jevin jatuh ke perut Miley.

'Apa benar dia ada di dalam sini?' Tanya Jevin mengusap perut Miley yang memang Jevin rasa sedikit membuncit.

Jevin berdiri kemudian ia melangkah kedalam kamar Miley. Mencari bukti apakah Miley hamil.

Ini pertama kalinya Jevin masuk kekamar Miley. Jevin memandang semua perabotan dalam kamar Miley yang memang benar-benar jauh dari kata mewah semua serba murah mulai dari kasur lantai yang tipis dan lemari pakaian yang terbuat dari pelastik. Padahal jika Jevin mau Jevin bisa membelikan kasur dan lemari yang sama seperti di rumah mewah Miley. Bahkan Jevin sekarang sudah bisa membeli rumah bak istana buat keluarga kecilnya. Tapi lagi-lagi Jevin teringat bagaimana perlakuan Miley yang merebut dirinya dari Ghea. Jevin rasa Miley tak pantas merasakan hasil kerja kerasnya. Miley cukup merasakan penderitaan bersama Jevin tidak untuk kebahagiaannya.

Pandangan Jevin terarah pada meja kayu yang menjadi tempat kerja Miley. Jevin membuka setiap laci di meja itu.

Pada laci kedua Jevin mendapat amplop sebuah rumah sakit terkenal.

Jevin mendudukkan dirinya di kursi kerja Miley. Dan mulai membaca dengan rinci hingga tidak ada satu katapun yang Jevin lewatkan.

Kertas beserta amplop itu jatuh kelantai. Wajahnya mengeras. Tubuhnya menjadi kaku. Pandanganya sekarang terarah pada Miley yang berdiri ketakutan di ambang pintu kamar.

Jevin melangkah dengan pandangan menghujam mata Miley. "Katakan!"ucap Jevin dengan suara berat.

Miley diam gemetaran. Jevin menarik tangan Miley.

"Sakit Vin."Miley menghentakan tangannya dari genggaman kasar Jevin.

"Malam ini juga bayi sialan itu harus dimusnakan!"ucap Jevin dengan rahang mengeras.

Miley menggeleng kuat menolak untuk Jevin gugurkan bayi yang sudah hidup 2 bulan didalam rahimnya.

"Jangan Vin. Aku mohon."tangis Miley jatuh ke depan kaki Jevin.

"Kalau aku bilang harus gugurkan ya gugurkan! Aku ngga mau punya anak dari rahimmu! Sialan!"teriak Jevin dengan urat dilehernya.

"Aku janji akan mengurus anak ini Vin. Aku janji gak akan merepotkanmu. Dan aku janji anak ini tidak akan membuat susah atau mempermalukanmu dikemudian hari. Cukup biarkan ia hidup bersamaku. Ku mohon."tangis Miley bersujut di kaki Jevin. Miley mencoba merendahkan harga dirinya demi janin didalam kandungannya.

Jevin pergi dari hadapan Miley menuju kamarnya.

'Lihatlah ayahmu, nak. Ia begitu benci dengan kehadiranmu. Tapi ibu yakin, ayahmu tidak mungkin tega membunuh darah dagingnya sendiri.' Miley berucap sedih pada janinnya.

..TBC..

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang