39

4.4K 275 50
                                    


Harusnya tanggal 5 agustus. Tapi karena aku terlalu baik😊 aku up cepet deh yaaa..

Happy reading.


Ghea memdekati anaknya dengan bola kaki di tangannya. "Ajak Nayla main bola di taman depan."Ghea menyerahkan bola kaki pada anaknya. Yang dimaksud taman depan, taman yang ada di depan apartemen Jevin bukan taman yang ada di area apartemen Jevin.

Gisha mengagguk lalu keluar dari kamar. Ghea memandang anaknya. Kamu sangat membantu pekerjaan mama, sayang. Seringai Ghea puas memandang punggung anaknya.

Gisha menghampiri Nayla yang duduk murung disofa.
"Nayla."panggil Gisha.

Nayla diam tidak merespon panggilan Gisha. Tatapan bocah itu lurus kedepan dengan pandangan kosong.

Gisha semakin mendekat kesamping Nayla. "Nayla kita main bola yuk."ajak Gisha di samping Nayla.

Nayla menoleh memandang Gisha tak minat. "Ayo kita main bola."Gisha menarik tangan Nayla hingga Nayla berdiri dari duduknya.

Jevin yang sudah tiga hari pulang cepat menghampiri Gisha dan Nayla.
"Kalian mau kemana?"tanya Jevin memandang Gisha yang menggandeng tangan Nayla.

Nayla menunduk tak sanggup menatap papanya.

"Kami mau main bola."jawab Gisha.

Ini saatnya Jevin untuk mencoba dekat dengan Nayla. Dan membuat Nayla tidak takut dengannya sekaligus Jevin ingin meminta maaf pada Nayla. Jevin akan menunjukan sisi lembutnya pada Nayla.

"Kalian tunggu disini. Papa ganti baju dulu."Jevin segera masuk ke kamar dan berganti pakaian kantornya dengan kaos dan celana pendek selutut.

"Ayo."Jevin datang lalu berdiri di tengah kedua anak perempuan. Tangan Jevin masing-masing menggenggam tangan Nayla dan Gisha.

Nayla mengikuti papanya sambil terus menantap tangannya yang di genggam papanya.

Saat di lift, Nayla melepas genggaman Jevin. Entah kenapa Nayla tidak nyaman dengan genggaman Papanya.

"Kenapa?"tanya Jevin.

Nayla menggeleng. Dan Jevin menghembuskan nafasnya.
Mungkin Nayla masih takut dengannya.

Jevin membawa Gisha dan Nayla ke taman yang masih di dalam area apartemen.
Gisha protes."papa kita mainnya jangan di sini, disini sepi. Kita main di taman sana aja."

"Disini lebih aman tidak ada kendaraan yang lewat. Disini juga lebih luas. Jadi Gisha sama Nayla bisa main bola dengan leluasa."

"Aku maunya di sana."Gisha mulai merengek.

"Oke. Tapi jangan sampe main ke tengah jalan ya."ucap Jevin langsung diangguki Gisha. 

"Ayo gandengan kita mau nyebrang."Jevin mengambil tangan Nayla. Ketiganya menyebrang.

Taman disini cukup ramai. Banyak anak-anak yang bermain sepeda, prosotan,dan ayunan. Bahkan banyak pula remaja yang sedang duduk-duduk dibawah pohon dengan teman-teman mereka.

Jevin mengambil duduk tak jauh dari tempat Nayla dan Gisha bermain.

Lima belas menit berlalu. Jevin memutuskan untuk membeli minum untuk mereka bertiga. Jevin menghampiri kedua bocah itu supaya untuk berhati-hati dan menunggu Jevin yang akan kembali setelah membeli minum.

Tin... tin... tin...............

Jevin menoleh kebelakan melihat motor hitam yang terus mengklakson. Jevin berlari dengan kecepatan tinggi berusahan menolong Gisha dan Nayla yang ingin mengambil bola mereka yang keluar dari lapangan menuju tengah jalan.

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang