37

3.8K 236 40
                                    

Happy reading❤

Hari kedua Nayla bersekolah Miley tidak bisa menemani anaknya itu dikarenakan ada pekerjaan kantor yang tidak bisa Miley tinggalkan begitu saja. Apalagi bahan presentasi Miley belum selesai karena kemarin Miley jatuh tertidur.

Begitupun dengan Gisha yang tidak bisa Ghea tunggui dan Jevin yang menggantikan Ghea untuk menemani Gisha di hari kedua itu.

Bell istirahat berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan ke kantin. Banyak siswa yang pergi ke kantin begitu juga banyak siswa siswi yang membawa bekal dari rumah. Tak terkecuali Nayla dan Gisha yang membawa bekal dari rumah.

Jevin menunggu Gisha di luar kelas. Tak lama Gisha keluar dengan tas bekalnya. Dan diikuti Nayla yang juga membawa tas bekal merah jambunya.

Nayla tersenyum saat ia berhenti dihadapan papanya.
"Kamu ngapain sih Nayla datengin papa aku!"marah Gisha.

"Tapi itukan papa aku. Maaf.."Nayla menunduk ia sudah berjanji harus mengalah pada Gisha kalau tidak mau papanya marah.

"Sudah sana pergi!"usir Gisha mendorong bahu Nayla.

Nayla pergi dari hadapan Jevin dan Gisha. Bocah itu mengambil tempat duduk tak jauh dari tempat duduk Jevin dan Gisha.

Jevin diam saja sedari tadi melihat perlakuan kasar dari Gisha, anak wanita pujaanya. Sembari menyuapi Gisha. Jevin terus saja melirik Nayla yang makan sendirian dengan menunduk. Sesekali Nayla mengangkat kepala dan bertemu tatap dengan jevin Nayla langsung melempar senyum pada Jevin. Jevin merasa hatinya sakit melihat senyuman Nayla yang menyimpan banyak kepedihan yang pasti karena dirinya. Andai Nayla anak Ghea sudah pasti Jevin tak sebenci ini.

Ros, teman seberang meja Nayla datang menghampiri Nayla dengan ayahnya.

"Hai."sapa Ros pada Nayla.

"Hai Ros."Nayla melambaikan tangannya.

"Ayah kita makan di sini aja ya sama Nayla."Ayahnya mengagguk lalu mendudukan Ros disamping Nayla sementara Ayah Ros di samping Ros.

"Kamu hebat bisa suap makan sendiri."puji Ros karena ia tidak bisa suap makan sendiri seperti Nayla.

"Makasih. Memangnya kamu gak bisa suap sendiri?"tanya Nayla.

"Gak bisa. Aku biasanya di suap sama ayah."

"Kamu enak Ros, ayah kamu mau suap kamu. Aku gak pernah di suap papa aku, Ros. Padahal aku mau banget kalau papa aku suapi aku."Nayla berkata sedih sembari arah pandangannya terarah pada papanya yang sibuk menyuapi Gisha.

"Memangnya papa kamu kenapa gak mau suap makanan kamu?"tanya Ros membuat sang Ayah menggeleng pada anaknya untuk tak bertanya lebih.

Nayla menggeleng sedih. "Aku gak tau kenapa papa gak mau suap aku makan. Tapi yang pasti aku selalu menunggu kapan papaku mau suap aku."jawab Nayla lirih.

Ayah Ros yang tak tega langsung beinisiatif menyuapi Nayla. "Ros, boleh papa suapi teman baru mu?"Ros mengagguk.

"Ayo buka mulut. Sekarang ayahnya Ros yang akan suapi kamu."Nayla membuka mulutnya dengan air mata jatuh di pipinya.

Walapun Gerry sering menyuapi Nayla tetap saja rasanya berbeda jika seorang ayah yang menyuapinya.

"Kamu gak boleh nangis."Ros memeluk Nayla dan ayah Ros mengusap surai Nayla.

Ayahnya Ros berusaha tak berfikiran negatif tentang papanya Nayla yang entah mengapa tidak mau menyuapi anak sendiri.

××××

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang